Phenoxyethanol adalah pengawet yang sering ditemukan dalam produk kosmetik dan perawatan kulit. Namun, bahan kimia ini dipercaya dapat menyebabkan alergi dan iritasi kulit.
16 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Phenoxyethanol adalah bahan yang sering kali ditemui dalam produk kecantikan.
Table of Content
Phenoxyethanol adalah bahan pengawet yang umumnya ditemukan di dalam produk kosmetik dan perawatan kulit. Meski dianggap memiliki banyak manfaat, bahan kimia ini juga memiliki sejumlah potensi efek samping, seperti alergi hingga iritasi kulit.
Advertisement
Sebelum mencoba produk yang mengandung phenoxyethanol, ada baiknya Anda memahami pahami apa itu phenoxyethanol beserta manfaat dan efek sampingnya.
Phenoxyethanol adalah bahan kimia yang dikenal dengan sebutan glikol eter. Dilansir dari situs CosmeticsInfo.org, phenoxyethanol dideskripsikan sebagai cairan yang berminyak, lengket, dan beraroma seperti mawar.
Jika Anda menggunakan produk kecantikan dan perawatan kulit secara rutin, Anda juga memiliki kemungkinan besar sering terpapar phenoxyethanol.
Phenoxyethanol biasanya digunakan sebagai pengawet atau penyeimbang dari bahan-bahan lain yang terkandung di dalam produk kecantikan. Dilansir dari Healthline, tanpa keberadaan phenoxyethanol, bahan-bahan lain tersebut dapat rusak atau menjadi kurang efektif.
Selain produk kecantikan, phenoxyethanol juga digunakan dalam produk lain, seperti vaksin hingga tekstil.
Pada produk-produk kecantikan, phenoxyethanol sering disebut dengan berbagai nama, misalnya:
Terdapat beberapa produk kecantikan yang umumnya mengandung phenoxyethanol, di antaranya:
Untuk mengetahui apakah produk kecantikan yang Anda gunakan mengandung phenoxyethanol atau tidak, Anda bisa memeriksa label dan bahan-bahan pada kemasannya.
Meskipun masih menimbulkan pro dan kontra, phenoxyethanol dipercaya memiliki beberapa manfaat.
Salah satu manfaat phenoxyethanol untuk wajah adalah mengurangi jumlah jerawat. Di dalam sebuah riset yang dimuat dalam jurnal Acta Dermatoven APA Vol 17, 30 partisipan yang menderita jerawat meradang diminta untuk mengoleskan phenoxyethanol sebanyak dua kali sehari selama enam minggu.
Hasilnya, lebih dari setengah partisipan mengalami penurunan jumlah jerawat lebih dari 50 persen.
Manfaat phenoxyethanol lainnya adalah memperpanjang usia produk kecantikan. Itu artinya, masa kedaluwarsa dari sebuah produk dapat diperpanjang dengan menggunakan phenoxyethanol.
Cosmetic Ingredient Review (CIR) Panel, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), dan European Economic Community (EEC) menyatakan bahwa phenoxyethanol aman digunakan dalam dosis rendah.
Dilansir dari Web MD, phenoxyethanol dianggap aman jika kandungannya kurang dari 1 persen.
Walaupun berbagai manfaat phenoxyethanol di atas cukup menjanjikan, ada pula beberapa efek samping yang bisa muncul dari penggunaan phenoxyethanol.
Penggunaan produk yang mengandung phenoxyethanol dipercaya dapat menyebabkan reaksi yang bisa mengancam nyawa.
Menurut sebuah studi yang dirilis dalam Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology (JIACI), seorang partisipan mengalami kemunculan ruam dan anafilaksis (reaksi alergi yang bisa mengancam nyawa) akibat penggunaan phenoxyethanol.
Meskipun demikian, kemunculan anafilaksis akibat penggunaan phenoxyethanol dinilai sangat jarang terjadi.
Studi lain yang dipublikasikan dalam The Journal of Dermatology menyebutkan bahwa seorang partisipan yang menggunakan gel ultrasound dengan bahan phenoxyethanol mengalami dermatitis kontak.
Jika Anda memiliki kulit yang sensitif akibat penyakit eksim, sebaiknya hindari produk yang mengandung phenoxyethanol berdosis tinggi. Sebab, bahan kimia ini dipercaya bisa membuat eksim mengalami iritasi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan bahwa phenoxyethanol yang terkandung dalam krim puting (nipple cream) berpotensi bisa menyebabkan gangguan pernapasan, muntah-muntah, dan diare pada bayi jika ia menelannya saat sedang menyusui.
Sebaiknya Anda menghindari phenoxyethanol jika Anda memiliki alergi, sedang hamil, dan menyusui. Selain itu, jangan pernah memberikan phenoxyethanol pada anak berusia di bawah tiga tahun.
Jika perlu, berkonsultasilah dulu pada dokter sebelum menggunakan produk apapun yang mengandung phenoxyethanol guna menghindari efek sampingnya.
Baca Juga
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan kulit, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Polyhydroxy acid atau PHA adalah senyawa turunan AHA. Sama seperti AHA, fungsi PHA adalah mengelupas sel kulit mati, tetapi minim iritasi. Perbedaan PHA dengan AHA dan BHA bisa dilihat dari kandungan, fungsi, dan masalah kulit yang ditangani.
Bokong gatal bentol biasanya menjadi indikasi masalah seperti infeksi virus dan jamur. Bisa juga, ruam di bokong muncul sebagai reaksi alergi. Sebagian besar kondisi ini akan mereda dengan sendirinya namun jika cukup parah, perlu penanganan medis.
Panu adalah infeksi jamur yang menyebabkan perubahan warna pada area kulit tertentu. Bercak pada panu biasanya berwarna putih, merah, ataupun coklat. Namun, tidak menutup kemungkinan bercak panu dapat berwarna hitam.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved