Etilen oksida adalah gas yang mudah terbakar dan berbau amis. Bahan kimia ini ditemukan dalam beberapa produk makanan. Disinyalir terdapat bahaya kesehatan jika mengonsumsinya.
21 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Es krim Haagen-Daz vanila ditarik BPOM karena kandungan etilen oksida
Table of Content
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI secara resmi menarik produk es krim rasa vanila merek Haagen-Dazs dari pasaran. Alasannya, kadar etilen oksida (EtO) dalam produk tersebut melebihi batas yang diizinkan oleh Uni Eropa.
Advertisement
Produk-produk yang ditarik adalah es krim vanila Haagen-Dazs kemasan pint 473 ml, mini cup 100 ml, dan bulkcan 9,46 liter yang diimpor dari Perancis.
Disinyalir terdapat efek negatif bagi kesehatan jika mengonsumsi etilen oksida secara berlebihan. Supaya lebih jelas, simak penjelasan berikut ini.
Etilen oksida adalah gas yang mudah terbakar dan berbau agak manis. Umumnya, etilen oksida digunakan untuk banyak industri, seperti pembuatan etilen glikol (antibeku), pelarut, tekstil, deterjen, atau busa poliuretan.
Selain itu, EtO digunakan sebagai fumigan (pestisida untuk mengendalikan hama) dan untuk mensterilkan peralatan medis di rumah sakit.
Etilen oksida juga digunakan pada sebagian produk makanan, seperti es krim, sereal sarapan, permen, atau keju, yang berfungsi sebagai zat pengental atau penstabil.
Temuan residu EtO dalam pangan adalah isu baru yang dimulai pada tahun 2020. Codex Alimentarius Commision, sebagai organisasi internasional di bawah WHO/FAO, belum mengatur batas maksimal residu EtO sehingga pengaturannya di setiap negara berbeda.
Dilansir dari Food Safety News, menurut para ahli, tidak ada tingkat paparan yang aman bagi konsumen terhadap produk dengan aditif yang diketahui terkontaminasi etilen oksida dan pada tingkatan apa zat kimia tersebut bisa menghadirkan potensi risiko.
Di negara-negara Uni Eropa, hal ini berarti perusahaan-perusahaan yang memproduksi makanan dengan EtO harus menarik produk-produknya dari peredaran.
Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, berikut adalah sejumlah potensi bahaya paparan etilen oksida.
Namun, konsumsi makanan yang mengandung EtO disinyalir tidak menimbulkan risiko akut terhadap kesehatan.
Walaupun begitu, ada peningkatan risiko jika makanan yang terkontaminasi dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Itulah mengapa kandungan ethylene oxide adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Etilen oksida juga disebut bersifat karsinogenik bagi manusia melalui paparan inhalasi. Evaluasi terhadap beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa paparan bahan kimia tersebut dapat meningkatkan risiko limfoma non-Hodgkin dan kanker perut.
Baca Juga
Supaya tetap aman, memilih produk makanan yang akan dikonsumsi tentu tidak boleh sembarangan. Berikut adalah tips memilih produk makanan dengan tepat.
Sebelum membeli produk makanan, bacalah komposisi bahan dan informasi nilai gizi yang terdapat pada label kemasan. Lihat berapa banyak natrium, gula, atau lemak yang terkandung di dalamnya.
Dalam komposisi bahan, Anda juga harus mencermati adanya etilen oksida atau bahan kimia lainnya yang tidak boleh dikonsumsi.
Walaupun harganya lebih mahal, makanan organik dapat membantu Anda terhindar dari berbagai bahan aditif buatan.
Kualitas produk ini juga umumnya terjaga sehingga Anda dapat dengan tenang mengonsumsinya.
Hal yang tidak kalah penting dalam memilih produk makanan adalah mengecek waktu kedaluwarsa.
Umumnya, tanggal kedaluwarsa terdapat pada kemasan makanan tersebut. Hindari konsumsi makanan yang sudah lewat masa kedaluwarsanya.
Sementara itu, jika memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Makan tengah malam menimbulkan bahaya bagi kesehatan tubuh. Tak hanya bikin gemuk, kebiasaan buruk ini juga bisa meningkatkan risiko penyakit kronis hingga sulit berkonsentrasi.
Efek minum alkohol yang berbahaya untuk kesehatan, di antaranya memicu penyakit jantung, demensia, hingga kanker. Konsumsinya secara berlebihan juga dapat menyebabkan kematian.
Air bisa saja masuk ke dalam telinga saat Anda sedang berenang. Cara mengeluarkan air dari telinga secara salah malah dapat meningkatkan risiko Anda terkena infeksi telinga.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved