Conduct disorder adalah gangguan perilaku dan emosional yang membuat anak berperilaku mengganggu, kasar, dan sulit mengikuti aturan. Gangguan ini bisa mempengaruhi kehidupan anak dan keluarga.
2023-03-20 20:42:00
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Conduct disorder membuat anak menunjukkan perilaku yang kasar dan mengganggu
Table of Content
Apakah anak suka berkelahi, merusak barang, atau berperilaku kasar? Jika berbagai perilaku ini sering terjadi, bisa jadi ia mengalami conduct disorder. Gangguan tersebut dapat menyebabkan anak berperilaku tidak sebagaimana mestinya.
Advertisement
Anak dengan conduct disorder sering kali dipandang sebagai anak nakal, alih-alih mengalami penyakit mental. Kondisi ini sering kali membuat anak tidak mendapatkan penanganan sehingga gangguan perilaku yang dialaminya semakin berkembang.
Conduct disorder adalah gangguan perilaku dan emosional serius yang membuat anak menunjukkan pola perilaku mengganggu, kasar, serta sulit mengikuti aturan. Ia kurang memiliki rasa empati dan tidak peduli dengan keadaan orang lain.
Gangguan emosi dan perilaku ini dapat berlangsung lama ataupun berulang, bertentangan dengan norma perilaku, bahkan mengganggu kehidupan sehari-hari anak dan keluarga. Gejala conduct disorder pada anak umumnya muncul sebelum usia 10 tahun.
Sementara itu, anak remaja dapat mengalaminya setelah usia 10 tahun. Jika dimulai pada masa kanak-kanak, tidak sedikit kasus yang menimbulkan efek jangka panjang hingga remaja atau bahkan dewasa.
Selain arti conduct disorder, Anda juga harus mengenali berbagai gejala dan cara mengatasinya supaya masalah ini bisa segera ditangani.
Conduct disorder terbagi dalam tiga tingkatan, yakni ringan, sedang, dan berat. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV, seorang anak dikatakan mengalami conduct disorder jika menunjukkan tiga gejala spesifik selama sekurang-kurangnya 12 bulan dan paling tidak satu gejala muncul selama lebih dari enam bulan terakhir.
Berikut adalah gejala-gejala conduct disorder yang bisa dikenali.
Penyebab conduct disorder tidak diketahui secara pasti, tapi faktor biologis, genetik, lingkungan, psikologis, dan sosial dipercaya memiliki peran dalam menyebabkannya.
Sebagian anak dengan conduct disorder memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit mental, termasuk gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, atau gangguan penggunaan zat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kasus conduct disorder kemungkinan diturunkan.
Conduct disorder dikaitkan dengan area tertentu pada otak yang terlibat dalam pengaturan perilaku, kontrol impuls, dan emosi. Jika lintasan sel saraf di sepanjang area otak ini tidak berfungsi dengan baik, maka gejala bisa muncul.
Selain itu, anak dengan conduct disorder juga bisa memiliki gangguan mental lain, seperti ADHD, gangguan belajar, depresi, atau gangguan kecemasan, yang dapat memicu gejala conduct disorder pada anak.
Kehidupan atau fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik, penganiayaan di masa kanak-kanak, pengalaman traumatis, pendisiplinan dengan cara yang salah, dan penyalahgunaan zat dalam keluarga, juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan conduct disorder.
Selanjutnya, penyebab conduct disorder adalah faktor psikologis. Anak yang memiliki masalah dengan kesadaran moral, termasuk rendahnya rasa bersalah atau penyesalan dan kurangnya proses berpikir, juga dipercaya dapat memicu conduct disorder pada anak.
Risiko conduct disorder juga bisa meningkat apabila anak merasa memiliki status sosial ekonomi yang rendah dan tidak diterima oleh teman sebaya.
Kelainan perilaku dan emosi ini dapat mempengaruhi kehidupan anak. Ia mungkin menjadi lebih sering dihukum guru, putus sekolah, sulit mendapatkan teman, tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarga, bahkan mendapat sanksi karena melanggar aturan.
Jika Anda khawatir terjadi gangguan emosi pada anak, sebaiknya bawa ke psikolog atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.
Pengobatan conduct disorder umumnya dilakukan dengan:
Walaupun tidak ada obat yang digunakan secara khusus untuk mengobati conduct disorder, terkadang dokter dapat meresepkan obat untuk mengendalikan gejala atau mengatasi penyakit mental yang mendasarinya.
Psikoterapi membantu anak belajar mengekspresikan dan mengendalikan emosi dengan cara yang tepat. Anak akan dilatih mempelajari keterampilan baru, seperti memecahkan masalah, meredam amarah, dan mengontrol impuls.
Dalam pengobatan ini, orangtua dan anggota keluarga lainnya menghadiri terapi bersama anak. Terapi keluarga akan meningkatkan hubungan anak dengan keluarga dan interaksi di dalamnya.
Conduct disorder adalah gangguan perilaku yang perlu segera ditangani. Jika tidak mendapatkan penanganan, anak atau remaja yang jadi penderitanya berisiko mengalami gangguan mental lain, seperti gangguan kepribadian antisosial, gangguan suasana hati, atau gangguan kecemasan.
Selain itu, risiko bahaya conduct disorder adalah anak mengalami putus sekolah, melakukan penyalahgunaan zat atau obat-obatan, mencederai orang lain dengan kekerasan yang dilakukannya, hingga terlibat masalah hukum.
Supaya gangguan ini tidak semakin berkembang, anak harus mendapat penanganan dengan segera. Jadi, waspadai tanda-tanda conduct disorder pada anak sedini mungkin.
Apabila Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar masalah conduct disorder, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Orang gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder adalah kondisi kesehatan mental yang memerlukan diagnosis dengan ahli kejiwaan.
Bahaya bipolar yang tidak diobati dengan baik perlu Anda ketahui. Penderita gangguan bipolar yang terlambat diobati kemungkinan akan menyalahgunakan obat-obatan.
Meditasi merupakan aktivitas memfokuskan pikiran dan perhatian supaya bisa mengontrol perasaan negatif yang muncuk. Cari tahu cara melakukannya di sini!
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved