Terdapat sejumlah ciri-ciri anak yang percaya diri, mulai dari berani mengambil risiko, memiliki tujuan yang jelas, hingga berani membuat keputusan. Penting bagi anak untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Dengan begitu, si kecil akan lebih berani menghadapi tantangan dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
12 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Salah satu ciri anak yang percaya diri adalah berani mengambil risiko.
Table of Content
Penting bagi anak untuk memiliki rasa percaya diri sejak dini. Sebab, anak yang percaya diri akan lebih berani untuk menghadapi tantangan baru dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Inilah alasan mengapa Anda perlu tahu ciri-ciri anak yang percaya diri sejak dini supaya bisa diasah secara maksimal.
Advertisement
Sebelum mengetahui ciri-ciri anak yang percaya diri, ada baiknya jika orangtua memahami dulu apa itu definisi percaya diri.
Dikutip dari Psychology Today, arti percaya diri adalah keyakinan pada diri seseorang bahwa ia memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dan berhasil dalam menaklukkannya.
Sementara itu, dilansir dari Good Therapy, percaya diri adalah keyakinan seseorang bahwa tindakan yang ia pilih adalah pilihan yang tepat dan mereka bisa melakukan tindakan itu dengan benar.
Rasa percaya diri dapat tumbuh sejak masih kanak-kanak. Rasa ini umumnya tumbuh saat ia merasa aman, disayang, dan diterima oleh kedua orangtuanya.
Anak yang percaya diri juga memiliki sejumlah karakteristik. Berikut adalah ciri-ciri anak yang percaya diri supaya Anda bisa mengetahuinya.
Salah satu ciri anak yang percaya diri adalah berani mengambil risiko. Mengambil risiko yang dimaksud di sini adalah saat anak berani mencoba banyak hal-hal baru yang asing baginya.
Jika Anda melihat anak mau untuk melakukan aktivitas baru di dalam atau luar rumah, hal itu menandakan bahwa ia memiliki rasa percaya diri.
Setiap anak memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu. Jika anak Anda memperlihatkan kemauan, hasrat, dan keberanian yang tinggi untuk mencapai tujuannya itu, hal ini bisa menandakan bahwa ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Ciri-ciri anak percaya diri selanjutnya adalah berani membuat keputusan positif tanpa bantuan orangtuanya. Anak yang percaya diri juga tidak mudah bergantung pada orangtuanya.
Hal ini menandakan bahwa anak Anda sudah mandiri dan bisa mencari solusi dari permasalahan yang ia alami.
Meski begitu, Anda juga disarankan untuk tidak lepas tangan. Bantulah anak saat ia sedang membuat keputusan. Dengan bantuan dari orangtua, kemampuan anak untuk membuat keputusan bisa semakin terasah.
Pernahkah Anda melihat anak-anak mampu bersosialisasi dengan orang asing di sekelilingnya? Ini juga contoh sikap anak yang percaya diri.
Sebenarnya, normal bagi anak-anak jika merasa canggung saat dihadapkan dengan situasi atau lingkungan sosial yang asing baginya. Akan tetapi, jika anak Anda mampu mengatasi kecanggungan itu, hal ini menandakan bahwa ia memiliki rasa percaya diri.
Saat anak Anda tidak mengeluh ketika diminta untuk membersihkan mainan atau kamarnya, ini juga dianggap sebagai ciri-ciri anak yang percaya diri.
Dilansir dari Romper, anak yang memiliki rasa tanggung jawab tinggi mampu mengasah kepercayaan dirinya dalam melakukan banyak hal.
Sebagian anak kadang butuh diberikan pujian terlebih dahulu untuk melakukan hal-hal tertentu. Namun, jika anak Anda tidak membutuhkan pujian saat sedang ingin melakukan sesuatu, bisa jadi ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Meski demikian, bukan berarti Anda tidak boleh memberikan pujian pada anak. Tetaplah puji si kecil dalam situasi tertentu agar dirinya merasa dihargai oleh orangtuanya.
Wajar bagi Anda untuk merasa sedih saat anak mengalami kegagalan dalam suatu hal. Namun, ingatlah bahwa anak yang percaya diri tidak mudah putus asa saat menghadapi kegagalan.
Jika ia tidak patah semangat atau murung saat sedang dilanda kegagalan, hal ini menunjukkan karakteristik percaya diri yang tinggi.
Perlu diingat juga, anak yang mampu menghadapi situasi sulit ini memiliki peluang besar untuk sukses di kemudian hari.
Anda juga harus paham bahwa kegagalan adalah salah satu cara agar anak berani dan percaya diri. Jadi, biarkan anak mengalami kegagalan agar ia bisa belajar dari kesalahannya.
Senang membantu orang lain adalah contoh sikap anak yang percaya diri. Anak yang ingin membuat perubahan dan membantu orang lain akan merasa lebih percaya diri.
Baca Juga
Jika Anda ingin menumbuhkan sikap berani, optimis, dan percaya diri di dalam diri anak, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:
Menjadi panutan yang baik adalah tips agar anak percaya diri. Ketika Anda sedang dilanda tantangan hidup, tunjukkan pada anak bahwa Anda dapat menghadapinya dengan rasa optimis. Hal ini diharapkan dapat membuat anak meniru sikap Anda.
Ketika anak membuat kesalahan, sebaiknya Anda jangan memarahinya. Justru sebaliknya, beri tahu bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran.
Ciri-ciri orang optimis adalah tidak membiarkan sebuah kesalahan menghambat proses pembelajaran mereka. Maka dari itu, bantu anak untuk bangun dari kesalahannya dan pandu mereka dalam memperbaikinya.
Cobalah ajak anak untuk melakukan dan belajar banyak aktivitas baru yang bisa menambah keterampilan baru dalam hidupnya.
Misalnya, ajak mereka untuk belajar mencuci mobil, memasak makanan, atau mencuci pakaian. Meski terkesan sepele, berbagai aktivitas ini dapat membuat anak percaya diri dengan kemampuannya.
Jangan hanya memuji anak ketika dirinya sukses melakukan sesuatu. Berikan pujian juga ketika ia menunjukkan kegigihan dan ketekunan saat sedang berusaha menyelesaikan sesuatu.
Cara agar anak berani dan percaya diri selanjutnya yang bisa dicoba adalah membantu si kecil mengeksplorasi dan menemukan kegemarannya.
Dikutip dari situs Child Mind, menemukan hal-hal atau aktivitas yang anak sukai dapat membantunya dalam menumbuhkan sikap percaya diri.
Anda tidak perlu berkecil hati jika ciri-ciri anak yang percaya diri tidak ditunjukkan oleh si kecil. Tidak ada kata terlambat untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Oleh karena itu, bantulah anak supaya ia bisa memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ikatan batin antara ibu dan bayi dapat membentuk pribadi anak yang ceria, mandiri, dan tangguh di masa depan. Bagaimana cara membangun bonding tersebut?
Broken home adalah rumah tangga yang tidak lagi berfungsi sebagai satu kesatuan keluarga. Penyebabnya pun cukup beragam, mulai dari kekerasan, gangguan kesehatan mental, masalah finansial, hingga perbedaan kepercayaan.
Disorganisasi keluarga adalah situasi yang bisa menyebabkan perceraian, perpisahan orang tua dan anak, hingga kekerasan fisik. Anak-anak maupun remaja akan membawa dampak dan konsekuensinya hingga dewasa.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved