Bipolar tipe 2 adalah salah satu bentuk penyakit mental yang ditandai dengan episode hipomania dan depresi. Namun, penderita gangguan ini lebih sering mengalami episode depresi.
2023-03-23 00:04:14
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penderita bipolar tipe 2 lebih sering mengalami episode depresi
Apa yang dimaksud bipolar tipe 2? Gangguan bipolar tipe 2 adalah salah satu bentuk penyakit mental. Tipe bipolar ini mirip dengan gangguan bipolar 1, di mana terjadi perputaran suasana hati antara episode manik dan depresi dari waktu ke waktu.
Advertisement
Pada gangguan bipolar tipe 2, naiknya suasana hati tidak sampai ke tingkat manik. Oleh sebab itu, peningkatan ini disebut dengan episode hipomanik atau hipomania.
Perbedaan utama antara bipolar tipe 1 dan 2 berkaitan dengan intensitas episode manik. Berikut adalah penjelasan yang bisa Anda simak.
Penderita bipolar tipe 1 setidaknya mengalami satu episode manik yang disertai atau tanpa disertai episode depresi. Selain itu, episode manik yang terjadi kemungkinan melibatkan halusinasi atau delusi.
Penderita bipolar tipe 2 setidaknya mengalami satu episode hipomanik dan satu episode depresi tanpa melibatkan halusinasi atau delusi. Sebagian besar penderitanya bahkan lebih sering mengalami episode depresi.
Siapa pun dapat mengembangkan gangguan bipolar tipe 2. Namun, risiko seseorang mengidap gangguan mental ini akan lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga dengan gangguan bipolar.
Tidak hanya itu, faktor lingkungan, struktur fitur otak, stres, hingga peristiwa traumatis di masa juga bisa memicu terjadinya kondisi tersebut.
Gejala bipolar tipe 2 biasanya mulai muncul pada usia remaja atau awal usia 20-an. Kondisi ini ditandai oleh episode hipomania yang diikuti dengan episode depresi.
Episode hipomania umumnya berlangsung selama beberapa hari dan ditandai dengan beberapa hal berikut.
Ketika seseorang mengalami episode hipomania, mereka mungkin akan merasa baik-baik saja. Namun, orang lain kemungkinan memerhatikan perilaku yang tidak biasa. Selanjutnya, setelah merasa membaik, episode depresi kemungkinan akan muncul.
Gejala-gejala episode depresi pada gangguan bipolar tipe 2, di antaranya:
Baca Juga
Untuk memastikan adanyai gangguan bipolar tipe 2 atau tidak, sebaiknya berkonsultasilah pada psikolog atau psikiater. Tindakan pengobatan untuk gangguan ini biasanya melibatkan obat-obatan dan psikoterapi.
Jenis obat-obatan yang mungkin digunakan untuk mengobati bipolar tipe 2, yaitu:
Lithium, asam valporik, natrium divalproex, karbamazepin, dan lamotrigin merupakan jenis obat-obatan penstabil suasana hati. Obat ini dapat membantu mengendalikan episode hipomania yang terjadi.
Obat-obatan antipsikotik, seperti olanzapine, risperidone, quetiapine, aripiprazole, ziprasidone, lurasidone, cariprazine, atau asenapine, juga mungkin diresepkan untuk mengendalikan gangguan bipolar.
Selain kedua jenis obat di atas, antidepresan juga bisa diresepkan untuk membantu mengendalikan episode depresi.
Namun, obat ini kadang dapat memicu episode manik sehingga perlu diberikan bersama dengan penstabil suasana hati untuk penderita gangguan bipolar tipe 2.
Psikoterapi dibutuhkan dalam mengobati gangguan bipolar tipe 2. Anda mungkin akan direkomendasikan mengikuti terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk mengidentifikasi keyakinan dan perilaku negatif, kemudian menggantinya dengan yang positif.
Jenis terapi lain, misalnya terapi ritme sosial, dapat membentuk rutinitas yang konsisten untuk mengelola suasana hati dengan baik.
Melakukan perubahan gaya hidup dapat membantu menjaga suasana hati yang lebih stabil.
Cobalah untuk berolahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur dengan cukup dan teratur, serta mencatat perubahan suasana hati untuk membantu mengidentifikasi pola dan pemicunya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar bipolar tipe 2, Anda bisa tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Deep talk adalah perbincangan secara mendalam dan bermakna yang membahas topik-topik tertentu. Jenis perbincangan ini dapat membawa manfaat, seperti membangun hubungan yang baik, memperkuat ikatan sosial, hingga membuka wawasan baru.
Penyebab trauma pada PTSD adalah gangguan kesehatan mental akibat peristiwa buruk di masa lalu. Trauma ini dapat disebabkan karena pelecehan, depresi, atau penyalahgunaan obat.
Penyebab bipolar belum diketahui persis sumbernya. Bipolar dapat merangsang otak untuk melakukan hal berbahaya saat merasa putus asa, seperti bunuh diri.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved