Obat topikal adalah obat yang pemberiannya langsung pada kulit atau selaput lendir. Terdapat berbagai jenis obat topikal mulai dari salep, krim, gel, losion, busa, dan lainnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
12 Agt 2020
Obat topikal adalah obat yang diaplikasikan pada kulit
Table of Content
Apakah Anda pernah diresepkan atau menggunakan obat yang berlabel topikal? Obat topikal adalah obat yang hanya ditujukan untuk pemakaian luar. Cara pakainya diaplikasikan pada permukaan kulit atau selaput lendir.
Advertisement
Ada berbagai jenis obat topikal mulai dari salep, minyak, krim, gel, losion, hingga busa. Akan tetapi, terdapat perbedaan di antara jenis-jenis tersebut. Kenali lebih jauh mengenai obat topikal agar Anda tidak keliru.
Pemberian obat topikal pada kulit atau selaput lendir memungkinnya masuk ke dalam tubuh melalui area tersebut. Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan nyeri, menyehatkan kulit, atau melindungi kulit dari masalah tertentu. Adapun jenis-jenis obat topikal, di antaranya:
Salep adalah campuran dari lemak, minyak, dan lilin yang dapat dengan mudah dioleskan pada kulit, misalnya, salep antiseptik dan salep penyembuh luka. Sementara, minyak terbuat dari lemak yang dicairkan pada suhu kamar, contohnya minyak pijat untuk keseleo atau pegal-pegal. Sedangkan, pasta adalah salep khusus yang mengandung lemak dan sejumlah aditif bubuk. Pasta memiliki tekstur lebih tebal dan sulit untuk digosokkan, seperti pasta untuk lesi peradangan.
Krim adalah campuran lemak dan air yang mudah diaplikasikan. Karena lemak dan air tak mudah bercampur, maka zat pengemulsi ditambahkan untuk menggabungkan kedua bahan tersebut yang hasilnya disebut emulsi. Contoh krim topikal, yaitu krim untuk jerawat, infeksi jamur, atau eksim.
Sementara, emulsi cair yang berbasis air disebut dengan losion yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa gatal akibat biang keringat atau gigitan serangga, serta melembapkan kulit kering. Jika udara ditambahkan dalam emulsi, maka akan menjadi busa topikal misalnya, obat untuk jerawat atau menjaga kebersihan area kewanitaan.
Gel adalah krim berbasis air jenis khusus, terbuat dari pengental yang dapat mengikat banyak air dan bahan aktif terlarut di dalamnya. Gel tak mengandung lemak dan mudah diaplikasikan pada kulit. Gel dapat membentuk lapisan pelindung kulit dan memberi efek pendinginan, misalnya gel untuk meredakan nyeri atau rasa gatal.
Sementara, bubuk topikal mengandung bahan aktif padat dan zat pembawa (bedak). Pengaplikasiannya dilakukan dengan menaburkannya pada kulit sehingga menempel di sana. Bubuk topikal dapat memberi efek pengeringan dan membentuk lapisan pelindung kulit, contohnya bubuk untuk meredakan gatal atau infeksi jamur.
Sedangkan, tingtur adalah obat topikal berbentuk cair yang dibuat dengan melarutkan atau mengencerkan ekstrak tanaman kering. Umumnya, alkohol digunakan sebagai pelarut. Contoh tingtur yang banyak digunakan, yaitu tingtur yodium yang digunakan untuk membersihkan luka.
Sebagian obat topikal diberikan pada kulit atau selaput lendir sebagai semprotan (spray). Semprotan umumnya digunakan untuk cedera, mengobati luka, membersihkan luka, atau mengurangi pembengkakan di selaput lendir hidung. Sementara, patch diterapkan dengan menempelkannya pada permukaan kulit selama periode waktu tertentu. Patch tersebut akan melepaskan obat untuk memperbaiki masalah kulit yang ada, seperti mengobati luka atau mengempeskan jerawat.
Baca Juga
Sebagian orang bisa mengalami alergi terhadap obat topikal yang berkisar dari ringan hingga berat. Adapun berbagai reaksi alergi yang dapat terjadi terhadap obat topikal, yaitu:
Ini menghasilkan sensasi terbakar, kesemutan, dan gatal-gatal di area yang diberi obat dalam beberapa menit hingga 1 jam setelah kontak dengan kulit. Selain itu, pembengkakan dan kemerahan juga mungkin terlihat. Namun, ruam biasanya akan menghilang sendiri dalam waktu 24 jam.
Dermatitis kontak iritan merupakan kasus dermatitis kontak yang paling umum. Biasanya dimulai dengan bercak gatal, kulit bersisik, ruam merah, namun dapat berkembang menjadi lepuhan. Reaksi bisa muncul dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah terpapar. Akan tetapi, dapat pula berhari-hari atau berminggu-minggu pasca paparan.
Dermatitis kontak alergi hanya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda peka terhadap alergen. Ruam biasanya muncul lebih dari 12 jam setelah kontak dengan alergen dan menjadi lebih parah sekitar 48 jam setelah paparan. Gejala dermatitis kontak alergi meliputi kemerahan, gatal, pembengkakan, dan bintik-bintik di kulit.
Ruam fotosensitivitas disebabkan oleh interaksi antara bahan dalam obat dengan sinar matahari. Ketika terkena sinar matahari, maka permukaan kulit yang diberi obat bisa kemerahan atau gatal-gatal.
Anafilaksis merupakan reaksi alergi yang berbahaya. Ini dapat menyebabkan sesak napas, mual, muntah, urtikaria akut, dan pembengkakan. Meski jarang terjadi, namun bisa berakibat fatal.
Sebelum menggunakan obat topikal, pastikan Anda mengikuti resep dokter atau petunjuk penggunaan dalam kemasan. Jika setelah menggunakan obat timbul reaksi alergi, sebaiknya segera hentikan penggunaan dan periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Salah satu cara mengempeskan jerawat batu yang bisa dilakukan sendiri di rumah, yakni dengan pemberian krim atau salep yang mengandung benzoil peroksida, asam salisilat, dan sulfur. Di samping itu, ada banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk mengempeskan jerawat batu.
21 Agt 2023
Metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang mayoritas terjadi di organ hati serta dipengaruhi oleh beberapa hal. Berikut ini penjelasan lengkapnya untuk Anda.
5 Nov 2020
Ada berbagai cara menghilangkan komedo di hidung yang bisa dicoba, seperti rutin cuci muka, mengoleskan salep retinoid, hingga mencoba bahan alami seperti tea tree oil.
1 Agt 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved