logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Masalah Tidur

Mengenal Parasomnia, Gangguan Perilaku Saat Tidur

open-summary

Parasomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan suatu peristiwa tidak diinginkan selama fase tidur. Parasomnia memiliki beragam jenis yang berbeda. Misalnya, sering mimpi buruk, terbangun di malam hari, hingga tidur berjalan.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

22 Agt 2023

Parasomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan suatu peristiwa tidak diinginkan selama fase tidur

Parasomnia memiliki beragam jenis yang berbeda

Table of Content

  • Apa itu parasomnia?
  • Penyebab parasomnia
  • Jenis-jenis parasomnia

Contoh peristiwa parasomnia antara lain adalah gangguan mimpi buruk, berjalan dalam tidur, mengigau, terbangun tengah malam, atau paralisis tidur.

Advertisement

Tergantung penyebabnya, perawatan parasomnia biasanya dimulai dengan pilihan perawatan tanpa obat-obatan. 

Apa itu parasomnia?

Parasomnia adalah gangguan tidur yang membuat pengidapnya melakukan sesuatu tanpa sadar, baik itu bergerak, bicara, emosi, bahkan tindakan abnormal. Ini dapat dialami sebelum tertidur, saat tidur, atau selama periode transisi dari terjaga ke tidur dan sebaliknya.  

Para ahli berpendapat bahwa parasomnia terjadi ketika otak bertransisi masuk dan keluar dari tidur, serta antara tahapan tidur rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). 

Parasomnia terkait NREM terjadi selama fase tidur NREM atau tiga tahap pertama siklus tidur, yaitu:

  • Tahap N1, kondisi setengah tidur atau ‘tidur ayam’ saat masih mudah terbangun.
  • Tahap N2, tidur ringan atau tidur menuju pulas. Umumnya orang menghabiskan setengah waktu tidurnya pada tahap ini.
  • Tahap N3, tidur pulas atau deep sleep yang sulit dibangunkan.

Parasomnia terkait REM terjadi selama fase tidur REM. Saat dalam kondisi REM tidur normal, otak sangat aktif, mata bergerak cepat, dan otot dalam kondisi lumpuh sementara. Pada fase inilah kebanyakan orang mengalami mimpi.

Parasomnia dapat bervariasi dalam hal karakteristik, tingkat keparahan, dan frekuensi terjadinya.  Perilaku ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, tetapi pada dasarnya dapat dialami oleh siapa saja.

Penyebab parasomnia

Secara garis besar, penyebab parasomnia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu masalah yang mengganggu tidur dan masalah kesehatan umum lainnya.

Penyebab parasomnia yang berhubungan dengan gangguan tidur adalah: 

  • Transisi yang tidak lengkap dari bangun ke tahapan tidur.
  • Kurang tidur, jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, misalnya karena mengalami jet lag atau kerja shift.
  • Efek obat-obatan, termasuk obat untuk mengatasi depresi, gangguan psikotik, tekanan darah tinggi, kejang, asma, infeksi, serta obat tidur.
  • Masalah medis yang mengganggu tidur, seperti sindrom kaki gelisah, apnea tidur obstruktif, rasa nyeri, kurang tidur, atau gangguan ritme sirkadian.
  • Siklus tidur-bangun yang belum matang (pada anak dengan parasomnia).

Masalah kesehatan lainnya yang menyebabkan parasomnia adalah:

  • Demam.
  • Stres.
  • Cedera kepala.
  • Penyalahgunaan alkohol atau zat.
  • Kehamilan atau menstruasi.
  • Genetika atau riwayat keluarga dengan parasomnia.
  • Penyakit radang, seperti ensefalitis.
  • Penyakit kejiwaan, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma.
  • Penyakit saraf, termasuk penyakit Parkinson, stroke, tumor otak, migrain, dan multiple sclerosis.

Baca Juga: Mengenal Sleep Eating, Kondisi Tidur Sambil Makan

Jenis-jenis parasomnia

Berikut adalah beberapa jenis-jenis gangguan tidur parasomnia yang dapat terjadi pada fase NREM atau saat fase REM:

1. Mimpi buruk

Para peneliti sering mengaitkan mimpi buruk dengan kondisi emosional yang sedang dihadapi seperti ketakutan, kecemasan, atau pasca trauma. Hubungi dokter jika kamu sering bermimpi buruk dalam seminggu.

2. Terbangun di malam hari

Penderita biasanya terbangun tiba-tiba di malam hari dalam kondisi ketakutan dan bingung. Patut diperhatikan, kadang penderita akan membahayakan diri sendiri atau orang lain. Misalnya berjalan saat tidur atau berbicara saat tidur.

3. Sleepwalking

Sesuai namanya, orang yang melakukan sleepwalking akan terlihat berjalan tetapi dengan mata tetap terpejam dan tertidur. Sleepwalking sering terjadi pada anak-anak usia 5-12 tahun, tapi ada juga beberapa kasus menimpa orang dewasa dan usia lanjut.

4. Kebingungan saat bangun tidur

Jenis parasomnia ini menyebabkan penderitanya akan mengalami kebingungan saat bangun tidur. Selain itu, ia juga memiliki ingatan jangka pendek yang buruk dan seringkali memiliki daya berpikir yang lambat.

5. Head-banging

Gangguan parasomnia ini terjadi pada anak-anak di bawah usia 1 tahun. Anak akan berbaring, menghentak kepala atau tubuh bagian ke atas bantal. Gangguan ritmik yang juga disebut “head banging” ini dapat berlaku untuk tangan dan lutut. Gangguan ini terjadi saat anak menjelang tidur.

6. Mengigau

Berbicara saat tidur atau mengigau biasanya tidak berbahaya. Disebabkan oleh berbagai faktor seperti demam, stres, atau gangguan tidur lainnya.

7. Kram kaki

Cenderung terjadi pada usia lanjut dengan sensasi kaki kram selama kurang dari 10 menit. Penyebab kram kaki belum diketahui, namun kemungkinan besar disebabkan karena duduk terlalu lama, kelelahan otot, atau dehidrasi. Untuk mengatasi gangguan parasomnia ini, dianjurkan minum air yang cukup dan berolahraga secara rutin.

8. Bruxism (gigi gemeretak)

Jenis parasomnia ini bisa menimbulkan suara gemeretak pada gigi tanpa disadari oleh penderita. Dampaknya, bisa terjadi ketidaknyamanan pada otot rahang, cedera gigi atau gigi aus. Dokter gigi akan memasang pelindung mulut khusus untuk kasus bruxism yang serius.

9. Sleep enuresis (mengompol)

Dalam kondisi gangguan parasomnia ini, penderita tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih saat tertidur. Ada dua jenis gangguan enuresis atau mengompol saat tidur, yaitu primer dan sekunder.

Pada enuresis primer, penderita tidak memiliki kemampuan mengendalikan fungsi kemih sejak bayi hingga seterusnya. Hal ini erat kaitannya dengan faktor genetik. Sementara itu, pada enuresis sekunder, penderita bisa saja kambuh setelah sembuh dari gangguan parasomnia sleep enuresis.

Para ahli menganggap, gangguan sleep enuresis disebabkan oleh masalah kesehatan seperti diabetes, infeksi saluran kemih, sleep apnea, atau gangguan psikis lainnya.

10. Sleep paralysis (paralisis tidur)

Sleep paralysis adalah gangguan tidur parsomnia yang ditandai dengan kehilangan kemampuan sementara untuk menggerakkan tubuh saat tertidur atau saat bangun. 

Para ahli berpikir, kelumpuhan yang terjadi mungkin disebabkan oleh perpanjangan tidur REM, saat otot sudah dalam keadaan sangat rileks. Dalam kondisi paralisis tidur seseorang bisa dikatakan dalam kondisi tidur tapi sadar.

Kondisi ini tidak berbahaya, tetapi seringkali disertai dengan halusinasi atau perasaan tercekik, sehingga dapat menyebabkan kecemasan atau ketakutan untuk tidur.

Untuk mengatasi gangguan-gangguan tidur parasomnia di atas, dokter umumnya akan merekomendasikan perawatan dengan mengubah perilaku penderita serta memberikan obat-obatan jika diperlukan.

Advertisement

tidurwaktu tidurgangguan tidurmasalah tidur

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved