Benzodiazepine adalah obat penenang untuk berbagai masalah medis, seperti kecemasan, kejang, dan penarikan diri dari alkohol. Sayangnya, obat ini juga kerap disalahgunakan untuk tujuan rekreasi. Meski bermanfaat, penggunaannya secara sembarangan tentu bisa berbahaya bagi tubuh.
25 Feb 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Benzodiazepine harus didapatkan dengan resep dokter
Table of Content
Benzodiazepine adalah obat penenang yang biasa digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan dan insomnia. Beberapa jenis obat ini yang sudah banyak dikenal, contohnya diazepam dan alprazolam.
Advertisement
Sayangnya, obat ini sering disalahgunakan, terutama untuk tujuan rekreasi demi memperoleh efeknya yang menenangkan. Benzodiapine juga dikenal sebagai date rape drug karena dapat melemahkan kemampuan seseorang untuk melawan.
Dengan peredaran obat ini yang kurang terjaga dengan ketat, banyak orang bisa mendapatkannya secara bebas kemudian menyalahgunakannya.
Benzodiazepine biasa digunakan untuk menangani gangguan kejiwaan dan neurologis. Beberapa contoh kondisi tersebut meliputi:
Benzodiazepine untuk insomnia biasanya digunakan dalam jangka pendek. Pasalnya, obat ini bisa menyebabkan ketergantungan.
Konsumsi benzodiazepine untuk gangguan kecemasan juga disarankan hanya untuk jangka pendek, atau tak lebih dari satu bulan
Benzodiazepine sering digunakan untuk menghentikan kondisi kejang yang berkepanjangan.
Ketika Anda meminum alkohol dalam jumlah banyak tiap hari dan melakukannya selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, kebiasaan ini akan menyebabkan gangguan mental yang disebut alcohol withdrawal. Gejalanya berupa gangguan kecemasan, muntah, berkeringat, pusing, halusinasi, hingga kejang.
Alcohol withdrawal bisa diatasi dengan konsumsi salah satu jenis obat benzodiazepine, yakni chlordiazepoxide. Obat ini mampu menghilangkan racun-racun dari sistem tubuh penderita.
Benzodiazepine bekerja sangat cepat untuk meredakan kecemasan. Itulah mengapa obat ini efektif untuk menangani serangan panik. Namun penggunaannya secara jangka panjang tidak disarankan oleh dokter.
Baca Juga
Sederet jenis obat benzodiazepine yang beredar di pasaran meliputi:
Beberapa efek samping benzodiazepine yang dapat muncul ketika Anda mengonsumsinya adalah:
Penggunaan benzodiazepine jangka panjang tergolong efektif untuk mengatasi berbagai kondisi medis. Tapi berhati-hatilah karena obat ini bisa menyebabkan ketergantungan.
Ketergantungan benzodiazepine dapat terjadi setelah Anda terus menggunakannya selama satu bulan. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala putus obat (withdrawal symptoms) berupa susah tidur, merasa depresi, dan berkeringat.
Ketahui juga bahwa ketergantungan benzodiazepine sulit untuk disembuhkan karena obat ini akan mengubah keseimbangan kimiawi dalam otak. Jika Anda atau orang terdekat mengalami kondisi ini, sangat disarankan untuk melakukan rehabilitasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi ketergantungan adalah jangan menghentikan pemakaian obat secara langsung. Anda disarankan untuk melakukan pengurangan dosis secara bertahap agar gejala putus obat tidak makin memburuk.
Ibu hamil tidak direkomendasikan untuk menggunakan benzodiazepine. Pasalnya, obat ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada janin.
Salah satu risiko cacat lahir tersebut adalah bibir sumbing pada bayi. Dampak merugikan dari penggunaan benzodiazepine ini telah terbukti dalam sebuah riset.
Benzodiaepine juga dapat mengalir ke dalam air susu ibu (ASI), dan mengakibatkan kelesuan serta penurunan berat badan pada bayi baru lahir. Karenanya, obat ini pun tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui.
Sebenarnya, overdosis benzodiazepine jarang berakibat fatal. Overdosis akan membahayakan jika obat ini dicampur dengan barbiturat, obat opioid, alkohol, dan obat antidepresan trisiklik.
Orang yang mengalami overdosis benzodiazepine biasanya akan mengidap:
Seseorang dikatakan menyalahgunakan benzodiazepine ketika memakainya tanpa resep dokter.
Obat ini sering disalahgunakan untuk tujuan rekreasi, misalnya untuk memberikan efek rileks. Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang melakukan ini, misalnya karena tidak tahan dengan tekanan hidup.
Dalam dosis normal, benzodiazepine umumnya dapat ditoleransi dengan baik serta efektif untuk mengurangi cemas dan insomnia. Penggunanya bisa mengantuk atau pusing, dan efek ini akan makin terasa apabila dosisnya ditingkatkan.
Tanda-tanda penyalahgunaan benzodiazepine dalam jangka panjang tidak selalu tampak. Bila adapun, gejalanya bisa berupa gangguan kecemasan, insomnia, anoreksia, pusing, dan lemas.
Ada kalanya, pengguna juga mengalami perubahan pada perilaku dan sikap. Kondisi ini kemudian memengaruhi performa kerja serta hubungannya dengan orang lain.
Benzodiazepine dapat efektif untuk menangani gangguan kecemasan, kejang, serangan panik, dan sebagainya. Namun penggunaannya dalam jangka panjang dapat memicu ketergantungan dengan gejala yang tidak menyenangkan hingga merusak hubungan sosial.
Jika melihat orang yang mengalami ketergantungan benzodiazepine atau obat penenang lainnya, Anda dihimbau untuk membujuknya agar mau berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemulihan di pusat rehabilitasi. Dengan ini, gejala putus obat bisa diatasi dengan tepat dan penderita dapat terbantu untuk mencapai kesembuhan.
Ingatlah juga bahwa dukungan moral dari keluarga maupun orang terdekat sangat dibutuhkan oleh penderita ketergantungan obat, termasuk benzodiazepine. Bantuan ini niscaya dapat membuat penderita lebih bersemangat dalam menjalani rehabilitasinya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ngidam makanan manis muncul karena terbiasa mengonsumsi makanan manis, stres, dan kurang tidur. Cara mengatasi bisa dengan perbanyak mengonsumsi air putih.
Magic mushroom dan LSD adalah beberapa contoh halusinogen yang sering dikonsumsi. Halusinogen merupakan salah satu golongan narkotika yang dapat memicu halusinasi pada penggunanya. Meskipun terdengar menyenangkan, ada efek samping berbahaya yang bisa didapatkan saat mengonsumsi senyawa ini, seperti mengalami psikosis dan bahkan kematian.
Baik sesekali maupun sering, setiap individu pasti pernah merasa hilang ingatan. Hilang ingatan bisa terjadi secara sementara hingga permanen. Penyebabnya bisa karena stres hingga gejala Alzheimer.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved