Obat diet herbal yang mengandung bahan seperti ekstrak teh hijau dan kopi hijau dinilai aman untuk dikonsumsi. Namun, bahan lain seperti chitosan, CLA, dan glucomannan berisiko memicu efek samping merugikan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
2 Jan 2021
Obat diet herbal belum tentu aman
Table of Content
Obat diet herbal sering menjadi pilihan untuk memangkas bobot berlebih. Karena ada embel-embel herbal, tidak sedikit orang yang langsung menganggapnya 100% aman. Padahal layaknya obat-obatan lain, risiko efek samping tetaplah ada dan perlu diwaspadai.
Advertisement
Ada beberapa komponen yang kerap digunakan dalam obat diet herbal, seperti chitosan, glucomannan, hingga ekstrak kopi hijau. Sebagian bahan ini ada yang sudah terbukti bisa membantu menurunkan berat badan, tapi ada juga yang belum.
Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai obat diet herbal untuk Anda.
Saat ini, ada berbagai jenis obat diet herbal yang beredar di pasaran. Obat-obatan tersebut banyak diklaim manjur. Selain itu, karena bahan yang digunakan alami, obat-obatan ini juga dianggap tidak akan memberikan efek samping yang perlu ditakuti dan 100% aman.
Layaknya obat maupun suplemen lain, obat diet herbal tidak ada yang 100% aman. Risiko munculnya efek samping selalu ada, meski hanya ringan dan jarang terjadi.
Obat diet yang menggunakan cap herbal, biasanya terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari tanaman. Meski terdengar sehat, Anda perlu tahu bahwa obat yang natural belum tentu aman dan obat yang aman, tidak selamanya efektif.
Oleh karena itu, apabila Anda ingin mencoba mengonsumsi obat diet herbal, pastikan telah membaca seluruh bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dan memahami efektivitas maupun risiko efek samping yang mungkin muncul.
Saat membeli obat diet herbal, cobalah lihat daftar bahan baku yang tertera di kemasannya. Anda mungkin akan membaca informasi mengenai komponen-komponen di bawah ini, yang sering masuk sebagai salah satu bahan pembuatnya.
Ekstrak teh hijau telah sejak lama dipercaya bisa membantu penurunan berat badan. Bahan herbal ini dapat bekerja dengan cara menurunkan nafsu makan dan mempercepat metabolisme lemak serta kalori di tubuh.
Efektivitas dari ekstrak teh hijau dalam membantu menunurunkan berat badan termasuk sedang, tidak rendah, tidak juga tinggi. Jadi, jika Anda ingin mengonsumsi teh hijau untuk membantu diet, hal tersebut bisa dilakukan dengan aman.
Konsumsi teh hijau sebagai minuman biasa juga jarang menimbulkan efek samping. Biasanya, efek samping terjadi pada konsumsi ekstrak, dengan konsentrasi lebih tinggi dibanding teh biasa.
Efek samping yang bisa muncul akibat mengonsumsi ekstrak teh hijau antara lain sakit perut, konstipasi, dan mual. Pada kondisi yang cukup parah, kenaikan tekanan darah dan kerusakan hati juga dapat terjadi.
Ekstrak kopi hijau dinilai cukup efektif untuk menurunkan berat badan. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan secara pasti tingkat efektivitasnya.
Bahan ini cukup aman dikonsumsi. Hanya saja, kafein yang terkandung di dalamnya, pada beberapa orang bisa menyebabkan sakit kepala, sakit perut, perasaan gugup dan cemas, insomnia, dan irama jantung yang tidak normal.
Garcinia cambogia adalah salah satu bahan herbal yang paling populer untuk dijadikan campuran obat diet. Hal ini membuat cukup banyak penelitian dilakukan untuk melihat efektivitasnya.
Namun sayang, meski populer, Institut Kesehatan Nasional dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat menyatakan bahwa bahan ini tidak terlalu efektif untuk menurunkan berat badan.
Beberapa orang yang pernah mengonsumsinya juga melaporkan mengalami efek samping seperti sakit kepala, mual, gejala gangguan saluran pernapasan atas, gejala gangguan pencernaan, gejala kejiwaan seperti episode mania, dan kerusakan hati.
Berbeda dari obat diet herbal lainnya, chitosan tidak berasal dari tumbuhan. Chitosan adalah gula dari cangkang lobster, kepiting, ataupun udang.
Bahan ini dipercaya bisa mencegah penyerapan lemak dan kolesterol dalam tubuh. Namun, efektivitasnya dalam menurunkan berat badan sendiri belum banyak terbukti.
Mengonsumsi bahan ini secara umum cukup aman dan jarang menimbulkan efek samping. Namun pada beberapa kasus, ada orang yang mengalami sakit perut dan konstipasi setelah mengonsumsi obat diet dengan kandungan bahan ini.
Jika memiliki alergi seafood, Anda juga tidak disarankan untuk mengonsumsinya.
Baca Juga: Cara Alami Turunkan Berat Badan Tanpa Obat yang Efektif
CLA merupakan bahan populer obat diet herbal yang dinilai bisa menyingkirkan lemak berlebih di tubuh dan membuat Anda tidak cepat lapar.
Hingga saat ini, penelitian menyebutkan bahwa CLA memang bisa memicu penurunan berat badan, meski dengan hasil yang sangat minimal.
Mengonsumsi obat diet yang mengandung CLA sebanyak 2,4-6 gram per hari selama hingga 12 bulan, akan meningkatkan risiko munculnya efek samping berupa diare, sakit perut, dan maag.
Efek samping yang parah seperti naiknya kadar lemak darah dan gangguan kadar gula darah juga mungkin terjadi.
Glucomannan adalah komponen herbal yang diambil dari tumbuhan konjac. Bahan ini kerap dimasukkan ke dalam suplemen penurun berat badan. Namun hingga saat ini, kandungan tersebut belum terbukti benar-benar efektif untuk mengatasi obesitas.
Bahan ini juga dapat memicu beberapa efek samping seperti buang air besar cair, diare, sering buang angin, konstipasi, dan sakit perut.
Kulit dari salah satu jenis jeruk yang disebut bitter orange (Citrus Aurantium), mengandung synephrine, sebuah stimulan yang masih satu kelompok dengan ephedrine. Bahan ini dinilai bisa menjadi obat diet herbal karena akan meningkatkan jumlah kalori yang dibakar.
Ephedrine adalah salah satu obat stimulan yang saat ini sudah dilarang untuk digunakan di Amerika Serikat. Karena pelarangan inilah banyak orang kemudian beralih ke synephrine.
Saat ini, belum ada bukti yang cukup mengenai efektivitas bitter orange dalam menurunkan berat badan. Namun, beberapa merek suplemen diet dengan kandungan buah ini terbukti bisa menaikkan tekanan darah dan detak jantung.
Jika dikonsumsi bersamaan dengan stimulan lain seperti kopi, bitter orange juga bisa meningkatkan risiko munculnya efek samping berbahaya seperti stroke, detak jantung tidak teratur, serang jantung, bahkan kematian.
Baca Juga
Cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan membatasi asupan kalori, mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, dan rutin berolahraga. Namun banyak orang yang merasa ketiga langkah tersebut sulit dilakukan sehingga memilih jalan pintas dengan minum obat diet herbal.
Apabila Anda lebih memilih untuk mengonsumsi obat diet herbal, sebaiknya berkonsultasi lah terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan keamanan obat tersebut. Pastikan Anda juga sudah membaca dengan baik bahan baku yang terkandung di dalamnya, agar risiko terjadinya efek samping seperti alergi, bisa dikurangi.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat beberapa efek samping buah pepaya jika dikonsumsi berlebihan, mulai dari gangguan pencernaan, masalah kesuburan, dan risiko bahaya bagi ibu hamil. Selain efek sampingnya, buah pepaya juga mengantongi peringatan lain, yaitu risiko alergi akibat kandungan lateksnya.
6 Sep 2020
Buah jenitri atau genitri belum banyak dimanfaatkan di industri obat Indonesia, tetapi memiliki potensi kesehatan, seperti meredakan diare dan menormalkan fungsi organ tubuh. Berikut penjelasan mengenai buah dewa ini dan potensi manfaatnya.
20 Agt 2020
Manfaat bunga tulip bagi kesehatan memang belum terlalu populer. Sebab, bunga indah khas Negeri Kincir Angin ini memang lebih dikenal sebagai sebagai tanaman hias, dibandingkan tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan.
25 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved