logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Sex & Relationship

Mengenal Apa Itu BDSM dan Jenis-jenisnya, Benarkah Termasuk Kelainan Seksual?

open-summary

BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline (BD), Domination and Submission (DS), Sadism and Masochism (SM). Kebanyakan orang hanya mengaitkan BDSM dengan penggunaan borgol atau tali.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

30 Jul 2020

Salah satu praktik BDSM adalah mengikat, memborgol, atau menahan pasangan seolah dalam keadaan tak berdaya

Sebagian orang memiliki fantasi seksual BDSM dengan mengikat atau mendominasi pasangan

Table of Content

  • Apa itu BDSM?
  • Jenis-jenis BDSM
  • Apakah BDSM termasuk kelainan seksual?

Kini, warganet tengah digemparkan dengan perilaku seorang mahasiswa yang diduga “predator seks.” Ia meminta para korban untuk membungkus dirinya dengan lakban dan kain sehingga terlihat seperti mayat yang dikafani. 

Advertisement

Hal itu disebut-sebut sebagai fetish sang pelaku, di mana ia senang melihat korban dalam keadaan terbungkus tak berdaya. Aktivitas tersebut dianggap sebagai salah satu jenis BDSM. Sebelumnya, terdapat film Fifty Shade of Grey dan 365 Days yang mengusung hubungan seks BDSM. Lantas, apa itu BDSM?

Apa itu BDSM?

BDSM adalah aktivitas seksual yang melibatkan bondage and discipline (perbudakan dan disiplin), dominance and submission (dominasi dan penyerahan diri), atau sadism and masochism (sadisme dan masokisme). 

Sebagian orang dapat terlibat dalam beberapa bentuk praktik BDSM. Dalam praktik ini, biasanya satu orang berperan dominan dan yang lain tunduk. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kepuasan seksual.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research, hampir 47% wanita dan 60% pria berfantasi mendominasi seseorang secara seksual, sementara yang lainnya ingin didominasi. Bahkan menurut studi yang sama, 47% orang dewasa ingin berpartisipasi dalam satu jenis aktivitas seksual yang tak biasa. 

Belum ada penelitian yang menunjukkan penyebab pasti BDSM. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara penulis, seorang wanita berinisial R (26 tahun) mengaku pernah melakukan praktik BDSM bersama dengan pasangannya. 

Hal tersebut dilandaskan karena keinginan untuk mendapat sensasi baru dalam hubungan intimnya. Ia mengatakan bahwa sangat menikmati saat si pasangan menjambak rambutnya ketika berhubungan seks.

Jenis-jenis BDSM

Kebanyakan orang hanya mengaitkan BDSM dengan penggunaan borgol atau tali. Padahal terdapat beberapa jenis BDSM, di antaranya:

  • Perbudakan

Perbudakan melibatkan pengikatan, pemborgolan, atau penahanan oleh si dominan, seolah pasangannya menyerahkan diri sepenuhnya

  • Permainan sensasi

Permainan sensasi melibatkan sensasi fisik yang intens, baik kesenangan maupun rasa sakit. Permainan ini mungkin melibatkan penggunaan bulu, mainan seks, penjepit puting, lilin panas, es batu, dan lainnya

  • Permainan peran

Permainan peran melibatkan semacam suatu skenario dalam hubungan seks, seperti memerankan seorang guru dan siswa, atau seorang perawat dan pasien.

  • Permainan fetish

Permainan fetish melibatkan intensitas objek, bagian tubuh, atau tindakan tertentu. Biasanya termasuk, kaki, ketiak, tengkuk, pembicaraan kotor, topeng, kostum, dan lainnya. Contohnya adalah seseorang akan merasa terangsang ketika menggunakan kostum tertentu.

  • Permainan sadisme atau masokisme

Permainan sadisme atau masokisme melibatkan rasa sakit yang memberi kenikmatan pada si dominan maupun pasangannya, contoh pemukulan, penjambakan, berbicara kasar, dan sebagainya.

BDSM tidak boleh memberikan rasa sakit tanpa kenikmatan. Biasanya ada sebuah kata yang disepakati sebagai safe word selama permainan BDSM berlangsung. Bila pihak yang didominasi menyebutkan safe word tersebut, maka permainan BDSM harus dihentikan sesuai kesepakatan.

Setelah melakukan praktik tersebut, diskusikanlah dengan pasangan untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Berpelukan dan saling mendengarkan tentu dibutuhkan satu sama lain.

Apakah BDSM termasuk kelainan seksual?

Meski sering dianggap tabu dan menyimpang, namun BDSM merupakan fantasi dan praktik yang sangat umum bagi individu atau pasangan. Para peneliti menemukan bahwa praktik ini dapat menawarkan sejumlah manfaat seperti meningkatkan kesehatan mental, mengurangi stres, dan membuat hubungan menjadi lebih baik apabila dilakukan dengan aman dan konsensual.

Meski begitu, berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, sadisme dan masokisme termasuk dalam kelainan seksual atau parafilia jika salah satu pihak tak menyetujui untuk melakukannya. Jadi, ketika Anda melakukan tindakan tersebut hanya untuk kepuasan sendiri tanpa melibatkan kehendak pasangan, maka itu dianggap sebagai perlakukan menyimpang.

Dengan begitu, tentu saja praktik BDSM tidak dapat dilakukan semena-mena karena membutuhkan persetujuan kedua belah pihak tanpa adanya paksaan. Selain itu, juga tetap harus mengutamakan keselamatan sehingga perlu adanya safe word atau kata yang dapat digunakan ketika praktik tersebut sudah mencapai titik yang harus dihentikan. 

Sementara, untuk kasus yang ramai diperbincangkan di Twitter, hal tersebut lebih termasuk pada pelecehan seksual karena si korban dimanipulasi untuk melakukan hal tersebut. 

Advertisement

hubungan seksualkepuasan seksualmenjalin hubungan

Ditulis oleh Dina Rahmawati

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved