BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline (BD), Domination and Submission (DS), Sadism and Masochism (SM). Kebanyakan orang hanya mengaitkan BDSM dengan penggunaan borgol atau tali.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
30 Jul 2020
Sebagian orang memiliki fantasi seksual BDSM dengan mengikat atau mendominasi pasangan
Table of Content
Kini, warganet tengah digemparkan dengan perilaku seorang mahasiswa yang diduga “predator seks.” Ia meminta para korban untuk membungkus dirinya dengan lakban dan kain sehingga terlihat seperti mayat yang dikafani.
Advertisement
Hal itu disebut-sebut sebagai fetish sang pelaku, di mana ia senang melihat korban dalam keadaan terbungkus tak berdaya. Aktivitas tersebut dianggap sebagai salah satu jenis BDSM. Sebelumnya, terdapat film Fifty Shade of Grey dan 365 Days yang mengusung hubungan seks BDSM. Lantas, apa itu BDSM?
BDSM adalah aktivitas seksual yang melibatkan bondage and discipline (perbudakan dan disiplin), dominance and submission (dominasi dan penyerahan diri), atau sadism and masochism (sadisme dan masokisme).
Sebagian orang dapat terlibat dalam beberapa bentuk praktik BDSM. Dalam praktik ini, biasanya satu orang berperan dominan dan yang lain tunduk. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kepuasan seksual.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research, hampir 47% wanita dan 60% pria berfantasi mendominasi seseorang secara seksual, sementara yang lainnya ingin didominasi. Bahkan menurut studi yang sama, 47% orang dewasa ingin berpartisipasi dalam satu jenis aktivitas seksual yang tak biasa.
Belum ada penelitian yang menunjukkan penyebab pasti BDSM. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara penulis, seorang wanita berinisial R (26 tahun) mengaku pernah melakukan praktik BDSM bersama dengan pasangannya.
Hal tersebut dilandaskan karena keinginan untuk mendapat sensasi baru dalam hubungan intimnya. Ia mengatakan bahwa sangat menikmati saat si pasangan menjambak rambutnya ketika berhubungan seks.
Kebanyakan orang hanya mengaitkan BDSM dengan penggunaan borgol atau tali. Padahal terdapat beberapa jenis BDSM, di antaranya:
Perbudakan melibatkan pengikatan, pemborgolan, atau penahanan oleh si dominan, seolah pasangannya menyerahkan diri sepenuhnya
Permainan sensasi melibatkan sensasi fisik yang intens, baik kesenangan maupun rasa sakit. Permainan ini mungkin melibatkan penggunaan bulu, mainan seks, penjepit puting, lilin panas, es batu, dan lainnya
Permainan peran melibatkan semacam suatu skenario dalam hubungan seks, seperti memerankan seorang guru dan siswa, atau seorang perawat dan pasien.
Permainan fetish melibatkan intensitas objek, bagian tubuh, atau tindakan tertentu. Biasanya termasuk, kaki, ketiak, tengkuk, pembicaraan kotor, topeng, kostum, dan lainnya. Contohnya adalah seseorang akan merasa terangsang ketika menggunakan kostum tertentu.
Permainan sadisme atau masokisme melibatkan rasa sakit yang memberi kenikmatan pada si dominan maupun pasangannya, contoh pemukulan, penjambakan, berbicara kasar, dan sebagainya.
BDSM tidak boleh memberikan rasa sakit tanpa kenikmatan. Biasanya ada sebuah kata yang disepakati sebagai safe word selama permainan BDSM berlangsung. Bila pihak yang didominasi menyebutkan safe word tersebut, maka permainan BDSM harus dihentikan sesuai kesepakatan.
Setelah melakukan praktik tersebut, diskusikanlah dengan pasangan untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Berpelukan dan saling mendengarkan tentu dibutuhkan satu sama lain.
Meski sering dianggap tabu dan menyimpang, namun BDSM merupakan fantasi dan praktik yang sangat umum bagi individu atau pasangan. Para peneliti menemukan bahwa praktik ini dapat menawarkan sejumlah manfaat seperti meningkatkan kesehatan mental, mengurangi stres, dan membuat hubungan menjadi lebih baik apabila dilakukan dengan aman dan konsensual.
Meski begitu, berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, sadisme dan masokisme termasuk dalam kelainan seksual atau parafilia jika salah satu pihak tak menyetujui untuk melakukannya. Jadi, ketika Anda melakukan tindakan tersebut hanya untuk kepuasan sendiri tanpa melibatkan kehendak pasangan, maka itu dianggap sebagai perlakukan menyimpang.
Dengan begitu, tentu saja praktik BDSM tidak dapat dilakukan semena-mena karena membutuhkan persetujuan kedua belah pihak tanpa adanya paksaan. Selain itu, juga tetap harus mengutamakan keselamatan sehingga perlu adanya safe word atau kata yang dapat digunakan ketika praktik tersebut sudah mencapai titik yang harus dihentikan.
Sementara, untuk kasus yang ramai diperbincangkan di Twitter, hal tersebut lebih termasuk pada pelecehan seksual karena si korban dimanipulasi untuk melakukan hal tersebut.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa finalis Miss Universe Indonesia 2023 mengalami pelecehan seksual dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
10 Agt 2023
Bad boy adalah tipe pria yang cenderung “nakal” dan negatif, tetapi disukai banyak wanita. Sejumlah faktor yang membuat mereka digilai wanita meliputi bersikap apa adanya, punya kepercayaan diri tinggi, pandai membuat penasaran, dan dapat membuat mereka merasa bebas.
12 Jun 2021
Silent treatment adalah teknik yang mungkin digunakan suami saat marah kepada Anda. Cara mengatasi suami yang marah tapi diam, yaitu dengan terus berusaha membuka komunikasi.
27 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved