Stressor adalah penyebab stres yang perlu segera Anda tangani. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stressor dalam kehidupan manusia terbagi menjadi beberapa jenis.
2023-03-25 14:48:12
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Seorang wanita tengah mengalami stres saat bekerja
Table of Content
Ada beragam penyebab yang membuat seseorang mengalami stres. Berbagai kejadian yang memicu stres, baik itu secara eksternal maupun internal, disebut sebagai stressor.
Advertisement
Ketika Anda mengalami stres, kondisi tersebut merupakan respons biologis alami tubuh saat menghadapi situasi tertekan atau berbagai jenis stressor.
Penting untuk memahami berbagai jenis stressor ini. Dengan memahaminya, Anda dapat mengidentifikasi penyebab stres yang sedang dialami. Sehingga, Anda dapat melakukan langkah-langkah antisipasi untuk meredakan stres dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan masalah ini.
Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional yang terjadi saat ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.
Perlu diketahui, stres dan stressor adalah dua kondisi yang berbeda namun dapat bersinggungan. Stressor adalah peristiwa atau situasi eksternal yang dapat membuat penderitanya merasa terancam atau berbahaya. Umumnya, stressor kerap menjadi penyebab stress bagi beberapa kalangan.
Tubuh dapat merespons stressor secara berbeda tergantung pada penyebab stres, jangka waktu stres, dan jenis stres yang dideritanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stressor dalam kehidupan manusia terbagi atas:
Untuk memahami lebih lanjut mengenai berbagai stressor di atas, berikut penjelasan yang bisa Anda simak.
Stressor fisik atau stressor jasmaniah merupakan kondisi fisik yang membuat seseorang mengalami stres. Penyebab stres ini dapat berupa rasa nyeri, kelelahan fisik, maupun jenis penyakit yang menyebabkan Anda merasa tertekan dan mengalami stres.
Stressor psikologis merupakan kondisi psikologis atau kejiwaan yang membuat Anda mengalami stres. Penyebab stres ini dapat berupa patah hati, konflik, dendam, iri hati, maupun berbagai jenis konflik batin lainnya.
Stressor sosial budaya umumnya berasal dari keadaan sosial maupun lingkungan yang memicu munculnya stress pada seseorang.
Beberapa kategori stressor sosial budaya, di antaranya pensiun, PHK, menganggur, perceraian, dan sejumlah kondisi eksternal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres.
Ketika tubuh mengalami stres akibat berbagai jenis stressor, kelenjar hipotalamus di dasar otak bereaksi dengan menghasilkan berbagai hormon, termasuk hormon kortisol dan adrenalin. Berikut penjelasan mengenai kedua hormon ini
Hormon kortisol merupakan hormon stres utama yang berperan penting saat Anda menghadapi berbagai stressor. Hormon ini pada dasarnya berfungsi untuk:
Hormon kortisol dapat membantu Anda menghadapi situasi stres berat secara lebih efektif. Namun, jika stres tidak dapat dikelola dengan baik dan kadar hormon kortisol tetap tinggi dalam waktu yang lama, kondisi ini dapat menyebabkan masalah, seperti:
Selain itu, tingginya kadar hormon kortisol dapat menyebabkan masalah psikologis, seperti kecemasan dan kekhawatiran berlebih. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kejiwaan serius.
Selain hormon kortisol, tubuh juga menghasilkan hormon adrenalin saat merespons berbagai stressor. Pada dasarnya hormon ini berfungsi untuk:
Meski demikian, peningkatan hormon adrenalin secara rutin akibat stres dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
Stressor dapat menyebabkan stres yang terbagi menjadi tiga jenis. Setiap jenis memiliki karakteristik, gejala, dan durasi yang berbeda. Berikut penjelasannya.
Stres akut adalah jenis stres yang paling sering terjadi. Hal ini terjadi karena adanya tekanan dan keinginan dari dalam diri. Jenis stres ini tidak berbahaya, namun jika terlalu banyak terjadi dapat melelahkan juga.
Gejala stres akut dapat berupa sengaja mengerjakan pekerjaan dekat deadline, menghilangkan kesempatan, hingga melakukan hal-hal ceroboh lainnya. Jenis stres ini cenderung cepat hilang dan lebih mudah ditangani atau diatasi sendiri.
Jika seseorang sering mengalami stres akut berulang kali hingga hidupnya tidak beraturan, selalu terburu-buru, dan selalu telat, hal ini sudah tergolong ke dalam stres akut episodik.
Gejala yang muncul pada orang dengan jenis stres ini biasanya berupa tegang pada kepala, migrain, hipertensi, nyeri dada, dan penyakit jantung. Jenis stres satu ini membutuhkan bantuan profesional yang perlu dijalani selama beberapa bulan.
Stres kronis merupakan kondisi stres yang cukup berbahaya karena dapat menghancurkan tubuh, mental, hingga kehidupan seseorang. Biasanya, stres kronis terjadi karena adanya kejadian traumatis pada masa kecil yang terinternalisasi dan terus terasa sakit ketika teringat.
Hal ini dapat berefek pada kepribadian seseorang. Sehingga, jika Anda atau kerabat menunjukkan gejala stres kronis, hal ini harus ditangani dengan baik oleh bantuan profesional.
Baca Juga
Sebagai upaya menghindari masalah-masalah kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai stressor, Anda dapat belajar untuk mengelola stres yang dialami, misalnya dengan berolahraga, meditasi, liburan, dan semacamnya. Jika stres masih menghantui, Anda bisa berkonsultasi kepada psikolog untuk menemukan jalan keluarnya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perbedaan stres dan depresi terletak dari tingkat keparahannya. Depresi merupakan salah satu bentuk lanjutan dari stres yang tidak tertangani dengan baik.
Box breathing adalah salah satu teknik pernapasan dalam untuk bantu atasi gejala akibat stres, mengatasi insomnia, mencegah hipertensi, hingga meningkatkan konsentrasi.
Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mencapai kebahagiaan sejati. Selain dengan mengubah sudut pandang, kebahagiaan sejati juga bisa didapat dengan melakukan kebiasaan seperti berolahraga, tersenyum, dan selalu bersyukur.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved