Menjelang persalinan gerakan janin berkurang dapat terjadi karena ukuran bayi yang semakin besar sehingga ruang geraknya terbatas. Namun, periksakan ke dokter kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan Anda.
22 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Menjelang persalinan ibu mungkin merasa gerakan janin berkurang
Table of Content
Pada umumnya, ibu hamil mulai merasakan gerakan janin saat memasuki usia kehamilan antara 16 dan 25 minggu. Di dalam kandungan, gerakan janin akan terasa seperti kepakan, ketukan, tendangan, pukulan, hingga berguling.
Advertisement
Namun, jika menjelang persalinan gerakan janin berkurang, banyak ibu hamil mungkin akan merasa khawatir karena takut terjadi sesuatu pada calon bayinya. Lantas, adakah alasan di balik berkurangnya gerakan bayi tersebut?
Gerakan bayi menjelang persalinan yang berkurang dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti:
Pada usia kehamilan 32 minggu atau lebih, ukuran janin sudah semakin besar dan ruang gerak di dalam rahim menjadi lebih sempit. Alhasil, Anda mungkin merasakan lebih sedikit tendangan dan pukulan daripada sebelumnya. Namun, ibu hamil tetap bisa merasakan gerakan menggeliat dan tendangan tiba-tiba dari janin.
Selain ruang gerak janin yang semakin terbatas, berkurangnya gerakan bayi menjelang persalinan terjadi karena si kecil sudah masuk ke panggul. Anda mungkin akan merasakan adanya ganjalan besar dan gerakan kepala janin di leher rahim yang terasa seperti sengatan.
Ketika janin sedang tidur, tentu saja ibu hamil merasakan gerakan yang lebih jarang. Si kecil mungkin tertidur saat Anda sedang bangun dan sebaliknya. Akibatnya, di siang hari, Anda hanya merasakan sedikit atau bahkan tidak merasakan gerakan apa pun dari janin.
Akan tetapi, sebuah studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth pada tahun 2016 menyatakan bahwa gerakan janin tidak benar-benar berkurang, melainkan karakternya berubah. Misalnya, gerakan janin menjadi lebih kuat atau melambat.
Sayangnya, ada beberapa faktor yang bisa membuat ibu kesulitan merasakan gerakan janin menjelang persalinan, seperti:
Faktor tersebut dapat membuat ibu hamil merasa menjelang persalinan gerakan janin berkurang padahal mungkin tidak demikian.
Namun, jika gerakannya melambat secara signifikan dan tiba-tiba, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Kondisi tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah pada plasenta atau rahim, hingga tanda leher janin terlilit tali pusar.
Baca juga:
Memahami gerakan bayi dalam kandungan
Janin tidak aktif bergerak, haruskah khawatir?
Kekhawatiran yang timbul akibat menjelang persalinan gerakan janin berkurang dapat memicu stres pada ibu hamil. Maka dari itu, jangan sampai hal tersebut memengaruhi Anda dan janin. Sebaiknya pantau terus gerakan janin mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL).
Anda harus mencatat seberapa sering janin melakukan gerakan. American College of Obstetricians and Gynecologist merekomendasikan agar ibu hamil mencatat waktu yang dibutuhkan janin dalam melakukan 10 gerakan.
Pilihlah waktu yang tepat untuk menghitung, yaitu saat janin paling aktif (biasanya tepat setelah ibu makan). Ketika melakukannya, posisikan tubuh duduk di kursi atau berbaring miring ke kiri dengan nyaman.
Lalu, konsultasikan pada dokter kandungan apakah hal tersebut normal atau tidak. Jika Anda khawatir ada perubahan yang tak normal, segeralah memeriksakannya. Dokter mungkin akan melakukan serangkaian pemeriksaan, salah satunya tes non-stres janin.
Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi gerakan dan detak jantung janin guna memastikan kondisinya baik-baik saja. Jika hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya masalah, Anda bisa merasa lebih tenang. Berfokuslah untuk mempersiapkan persalinan nanti.
Namun, jika hasil tes menunjukkan adanya masalah pada janin, pastikan Anda mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan sampai kondisi tersebut membuat kondisi Anda ataupun janin menjadi terancam.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar menjelang persalinan gerakan janin berkurang, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hamil 9 minggu adalah saat bayi mengalami perkembangan pesat pada anggota tubuhnya. Meski demikian, Anda pun akan mengalami keluhan, di antaranya kembung, morning sickness, hingga nyeri pada payudara.
Terdapat beberapa efek samping buah pepaya jika dikonsumsi berlebihan, mulai dari gangguan pencernaan, masalah kesuburan, dan risiko bahaya bagi ibu hamil. Selain efek sampingnya, buah pepaya juga mengantongi peringatan lain, yaitu risiko alergi akibat kandungan lateksnya.
Keputihan normal terjadi pada masa kehamilan, namun Anda perlu tahu bahwa hal tersebut tidaklah selalu normal. Keputihan normal disebut sebagai leukorea, yang memiliki ciri tipis, bening, serta berbau ringan. Keputihan yang tidak normal, dapat disebabkan oleh infeksi jamur pada vagina.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved