Gurita bayi diyakini dapat mencegah masuk angin, mengecilkan perut, dan mencegah pusar anak menjadi bodong, padahal memakai gurita bisa berdampak buruk pada bayi dan berbahaya bagi kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
7 Apr 2023
Penggunaan gurita bayi dianggap dapat mengatasi bodong dan kembung pada bayi
Table of Content
Di Indonesia, penggunaan gurita bayi adalah hal yang wajar untuk bayi baru lahir. Bahkan, kebiasaan ini dianggap sebagai tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya karena dinilai memiliki banyak manfaat.
Advertisement
Namun, sebenarnya perlukah bayi memakai gurita? Dan apakah pemakaian gurita pada bayi aman untuk kesehatan si Kecil? Berikut pembahasan selengkapnya.
Gurita bayi merupakan kain panjang yang terbuat dari katun dengan ukuran standar 41 cm x 12,5 cm. Gurita tradisional biasanya berwujud tanpa corak (polos), dengan ujung seperti robekan kain sebanyak 4-5 helai yang bisa disatukan bersama ujung lainnya dengan cara diikat di atas perut bayi.
Dalam perkembangannya, kini gurita dijual dengan berbagai motif dan warna yang menggemaskan. Penggunaannya pun semakin praktis karena dilengkapi dengan perekat di tengah sehingga orangtua tidak perlu lagi mengikat tali gurita tersebut.
Penggunaan gurita secara turun-temurun ini diyakini dapat mencegah masuk angin, mengecilkan perut, dan mencegah pusar bayi menjadi bodong. Namun, penggunaan gurita bayi nyatanya justru dapat membahayakan kesehatan anak Anda.
Pemakaian gurita pada bayi dipercaya banyak orang bisa mendatangkan banyak manfaat, misalnya mengecilkan perut buncit pada bayi, memperkecil risiko bayi mengalami gumoh, mencegah pusar bayi bodong, hingga mencegah masuk angin. Padahal, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) maupun Kementerian Kesehatan berpendapat sebaliknya.
Gurita bukanlah jenis pakaian yang disarankan untuk dipakaikan kepada bayi. IDAI dan Kemenkes sepakat bahwa memakai gurita adalah tidak perlu dan dapat mendatangkan bahaya seperti:
Pemakaian gurita bayi dapat menekan lambung buah hati Anda sehingga membatasi pernapasannya. Bayi masih banyak bernapas lewat otot-otot perut sehingga membatasi pergerakan perutnya akan mengakibatkan ia sulit bernapas.
Orangtua juga sebaiknya tidak panik ketika melihat bayi bernapas dengan sangat cepat karena jumlah napas bayi memang lebih banyak dibanding orang dewasa. Rata-rata bayi bernapas sebanyak 40-60 kali per menit dan bisa melambat hingga 30-40 kali per menit ketika tidur.
Anda mungkin melihat bayi bernapas lebih cepat selama beberapa waktu, kemudian melambat selama kurang dari 10 detik, lalu bernapas normal kembali. Hal ini pun masih tergolong normal dan dinamakan bernapas periodik.
Jika Anda mencemaskan irama napas bayi yang terlalu cepat atau terlalu lambat, konsultasikan dengan dokter. Menggunakan gurita bayi untuk menormalkan kembali jalan napas bayi baru lahir bukanlah solusi.
Gumoh pada bayi sebetulnya hal yang biasa dan tidak berbahaya, serta dapat berkurang seiring pertambahan usia bayi. Gumoh pun bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya posisi menyusu yang tidak tepat hingga belum sempurnanya katup antara lambung dan kerongkongan bayi.
Pemakaian gurita pun bisa meningkatkan risiko bayi mengalami gumoh karena benda tersebut membuat lambung bayi tertekan. Bila dalam kondisi tersebut bayi dipaksa minum, maka lambungnya akan tertekan sehingga mengakibatkan cairan kembali ke mulut alias gumoh.
Baca Juga
Orangtua mungkin merasa khawatir pada perut bayi yang terlihat buncit dan besar, misalnya karena kembung dan masuk angin. Tak pelak, memakaikan gurita pun dianggap sebagai jalan keluar, padahal faktanya tidak demikian.
Sebagian besar bayi memang memiliki perut yang gendut, apalagi setelah menyusu dalam jumlah banyak. Jangan heran juga jika perut bayi setelah menyusu akan terasa keras, tapi biasanya kembali lunak dalam beberapa jam setelahnya dan itu bukan pertanda bayi mengalami kembung.
Sebaliknya, Anda perlu mewaspadai jika perut bayi yang terlihat bengkak dan keras diikuti dengan konstipasi maupun sering muntah. Periksakan bayi ke dokter jika mengalami ini.
Sebagai langkah pencegahan bayi kembung, menggunakan gurita bukanlah cara yang direkomendasikan. Sebaliknya, Anda dapat memposisikan kepala bayi lebih tinggi saat menyusu, menyendawakannya setelah menyusu, maupun sesekali menggerakkan kaki bayi seakan ia tengah menggenjot sepeda, agar tidak ada gas yang terperangkap di lambungnya.
Memiliki pusar bodong seringkali dianggap sebagai aib bagi sebagian orangtua. Oleh karena itu, banyak orangtua yang menempelkan koin di pusar bayi dan memakaikan gurita bayi kencang-kencang untuk mencegahnya. Meski demikian, cara ini tidak terbukti secara medis dapat mencegah pusar bayi bodong di kemudian hari.
Dalam dunia medis, pusar bodong dikenal dengan sebutan hernia umbilikal. Kondisi ini sangat normal ditemui pada bayi baru lahir, apalagi bayi prematur, tapi umumnya tidak berbahaya dan mayoritas akan membaik ketika anak berusia 3-4 tahun.
Dari paparan di atas, terbukti bahwa penggunaan gurita justru mendatangkan lebih banyak bahaya daripada manfaat untuk bayi Anda. Bila Anda memiliki pertanyaan seputar penggunaan perlengkapan bayi maupun tindakan pencegahan seputar masalah kesehatan yang berhubungan dengan gurita, konsultasikan dengan dokter yang menangani buah hati Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Bukan hanya untuk menghangatkan, minyak telon bayi memiliki banyak manfaat lain bagi si Kecil. Saat memilih minyak telon, pilihlah produk yang mengandung bahan alami dan aman untuk kulit sensitif.
7 Mei 2023
Orangtua tentu memperhatikan berbagai kebutuhan bayi, termasuk soal tempat tidur. Memilih tempat tidur bayi yang salah dapat menimbulkan risiko kematian mendadak pada bayi sehingga wajib bagi Anda untuk memilihnya dengan tepat.
18 Apr 2023
Berbagai macam jenis gendongan bayi bisa dipilih untuk memudahkan dalam menggendong anak, mulai dari model kangguru atau hipseat, ransel, samping, hingga wrap. Ketika memilih gendongan bayi, perhatikan faktor-faktor seperti keamanan maupun kenyamanan, baik bagi anak dan diri Anda sendiri.
23 Nov 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R Hakbar Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved