Keputihan saat hamil tua adalah kondisi yang normal untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim. Kondisi ini akan makin berat pada minggu-minggu menjelang persalinan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
23 Agt 2023
Bisa berbahaya kalau sampai infeksi, loh
Table of Content
Apakah kamu pernah mengalami keputihan saat hamil tua? Ya, setiap wanita dewasa tentu pernah mengalami yang namanya keputihan. Proses ini dapat membantu membersihkan area kewanitaan dengan mengeluarkan bakteri dan sel-sel mati. Keluarnya cairan keputihan biasanya terjadi menjelang menstruasi.
Advertisement
Namun, tak hanya pada wanita biasa, wanita hamil pun juga bisa keputihan. Bahkan ketika hamil tua atau trimester ketiga menjelang persalinan, keputihan yang terjadi dapat mengalami peningkatan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah keputihan saat hamil tua di kehamilan trimester akhir ini termasuk kondisi yang normal atau berbahaya?
Keputihan merupakan salah satu hal normal yang terjadi selama kehamilan, termasuk saat hamil tua. Keputihan yang normal memiliki tekstur yang tipis, berwarna bening atau putih, dan tidak terlalu berbau.
Volume keluarnya keputihan akan meningkat sepanjang kehamilan untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim. Keputihan bahkan menjadi semakin berat di minggu-minggu terakhir kehamilan.
Apakah keputihan saat hamil tua tanda melahirkan? Ya, keputihan saat kehamilan tua akan mengalami perubahan menjadi cairan yang tebal, lengket, bening atau bahkan terkadang sedikit berlendir merah muda.
Keputihan dengan keluar lendir seperti putih telur saat hamil tua juga merupakan kondisi yang wajar. Kondisi ini dapat menjadi tanda bahwa serviks kamu mulai melebar untuk mempersiapkan persalinan.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Perut Bagian Bawah saat Hamil Tua
Keluar keputihan yang lebih banyak terkadang membuat kamu harus menggunakan panty liner. Meski tergolong normal, kamu tetap perlu mewaspadainya karena keputihan yang terjadi bisa mengindikasikan adanya masalah kesehatan tertentu.
Keputihan dianggap abnormal jika memiliki ciri-ciri, seperti berbau menyengat, vagina terasa gatal dan terbakar, serta keputihan yang berwarna hijau, kuning, abu-abu, coklat, pink, atau merah.
Warna dan bau keputihan yang tidak biasa sering menandakan terjadinya infeksi. Jika Anda mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter karena kondisi tersebut dapat menjadi masalah serius dan berbahaya bagi Anda maupun janin.
Baca juga: Penyebab Keputihan Warna Putih Susu
Keputihan saat hamil tua secara normal disebabkan oleh hormon, perubahan serviks, dan tekanan kepala bayi pada serviks. Meningkatnya kadar hormon estrogen saat hamil mampu menyebabkan peningkatan aliran darah ke area panggul sehingga merangsang selaput lendir dan meningkatkan keputihan.
Bukan hanya itu, serviks dan dinding vagina yang melunak ketika hamil pun bisa mengeluarkan keputihan berlebih untuk membantu mencegah infeksi. Ketika mendekati akhir kehamilan kepala bayi dapat menekan leher rahim sehingga tekanan tersebut menyebabkan peningkatan keputihan.
Keputihan yang disebabkan oleh hal-hal di atas biasanya tergolong keputihan normal. Sementara itu, keputihan dianggap abnormal jika disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Vaginosis bakteri. Ini merupakan infeksi bakteri yang cukup umum terjadi. Vaginosis bakteri dapat menyebabkan peningkatan keputihan yang berbau menyengat. Keputihan pun dapat berwarna abu-abu atau kuning. Selain itu, kondisi ini bisa membuat vagina atau vulva Anda gatal, kemerahan, dan bengkak.
2. Infeksi jamur. Tidak terkendalinya pertumbuhan jamur di vagina dapat memicu terjadinya infeksi jamur. Kondisi ini bisa menyebabkan Anda mengalami keputihan tebal, seperti keju cottage, yang disertai dengan rasa gatal dan sensasi terbakar. Selain itu, dapat pula menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan seks.
3. Trikomoniasis Ini merupakan infeksi yang disebabkan oleh protozoa atau organisme bersel tunggal dari hubungan seks atau berbagi handuk. Trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan berwarna kuning atau hijau dengan bau menyengat. Selain itu, Anda juga dapat merasakan nyeri, radang, dan gatal pada vagina.
3. Gonore (kencing nanah) dan klamidia. Ibu yang hamil tua pun dapat mengalami infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia. Infeksi menular seksual ini dapat menyebabkan keputihan abnormal yang berwarna kuning, hijau, atau gelap. Selain itu, bisa juga membuat nyeri panggul dan tidak konsisten dalam buang air kecil.
4. Komplikasi kehamilan. Keputihan yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh komplikasi pada. kehamilan. JIka keputihan Anda berwarna merah terang dan banyak, maka kondisi tersebut bisa mengindikasikan plasenta berada di bawah rahim (plasenta previa) atau lepasnya plasenta (abruptio plasenta).
5. Dalam memastikan penyebab keputihan saat hamil tua yang Anda alami, akan lebih baik jika Anda memeriksanya ke dokter. Dokter akan melakukan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat.
Baca juga: Ini Bedanya Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Haid
Dilansir dari Mayo Clinic, keputihan saat hamil normal dan tidak bahaya untuk janin. Terlebih jika keputihan tidak berwarna putih melainkan berwarna hijau atau kekuningan, berbau tajam, dan disertai kemerahan atau gatal. Bisa jadi kamu mengalami infeksi vagina.
Menurut American Pregnancy, salah satu infeksi vagina yang paling umum selama kehamilan adalah kandidiasis yang juga dikenal sebagai infeksi jamur. Penyebab lain dari keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi penyakit menular seksual.
Selama keputihan tidak berbau menyengat, gatal, dan memiliki warna yang tidak biasa, kamu tidak perlu khawatir karena itu normal terjadi. Meski demikian, keputihan saat hamil mungkin dapat membuat merasa tidak nyaman.
Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi keputihan saat hamil tua, di antaranya:
Baca juga: Untuk Para Wanita, Kenali Penyebab Keputihan Gatal Ini!
Selalu konsultasikan pada dokter jika keputihan saat hamil tua yang dialami dirasa semakin parah, bau, atau bahkan gatal.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Ibu hamil makan sambal tidak berpengaruh pada janin namun lebih menimbulkan efek buruk untuk ibu. Makan sambal saat hamil dapat memicu sensasi panas di dada (heartburn), diare dan masalah pencernaan, serta memperparah morning sickness atau mual di pagi hari.
8 Agt 2019
Kontraksi palsu atau Braxton Hicks merupakan kontraksi yang sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Meski tidak nyaman, kontraksi jenis ini bukanlah tanda dimulainya tahap partus maupun terbukanya serviks.
13 Jun 2019
Kenapa ibu hamil sering mual? Rupanya, penyebab morning sickness adalah meningkatnya hormon kehamilan atau human chorionic gonadotropin dan kekurangan asupan vitamin B6.
28 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved