Baby led weaning adalah salah satu cara mengenalkan MPASI. Metode ini memiliki manfaat berupa melatih kemampuan motorik bayi. Namun, kekurangannya adalah bayi rentan mengalami tersedak
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
21 Apr 2020
Baby-led weaning adalah teknik mengenalkan makanan padat dengan cara memberikan finger food
Table of Content
Baby-led weaning adalah salah satu metode mengenalkan makanan padat pada bayi. Umumnya, ibu akan mulai memberi MPASI ketika bayi menginjak usia 6 bulan.
Advertisement
Metode BLW ini berbeda dengan pendekatan “tradisional” yang biasa dilakukan. Kenali lebih jauh mengenai baby-led weaning agar Anda tidak keliru dalam memenuhi kebutuhan buah hati.
Baby-led weaning adalah salah satu metode memperkenalkan MPASI dengan membiarkan bayi memilih semua makanannya sendiri sejak awal pemberian MPASI.
Dalam metode ini, bayi langsung diberi jenis makanan berupa finger food (makanan yang dapat dipegang oleh bayi) tanpa melalui tahap pemberian makanan yang lunak, seperti purée.
Anda akan menentukan makanan apa yang ditawarkan untuk Si Kecil. Akan tetapi, ia sendiri yang akan menentukan pilihannya, berapa banyak yang dimakan, dan seberapa cepat menghabiskannya.
Jadi, alih-alih menyuapi purée pada bayi, Anda akan meletakkan finger food di hadapan bayi dan membiarkannya memegang serta mengonsumsi makanan tersebut sendiri.
Umumnya, bayi siap mengikuti metode ini pada usia 6 bulan meski sebagian lain mungkin memerlukan waktu yang lebih lama.
Tanda bayi siap dengan metode ini, yaitu jika bayi sudah bisa duduk tanpa disangga, tertarik ketika melihat makanan yang Anda konsumsi, meraih dan meletakkan benda di mulutnya, serta membuat gerakan mengunyah.
Adapun menu makanan bayi yang cocok untuk BLW, yaitu:
Seiring bertambahnya usia bayi, makanan yang diberikan bisa lebih padat seperti halnya nasi yang digulung atau pasta yang mudah diambil, misalnya fusilli atau penne.
Inilah kelebihan metode baby-led weaning untuk bayi:
Metode baby-led weaning dipercaya memiliki berbagai kelebihan untuk tumbuh kembangnya, yaitu mendorong bayi menerima berbagai macam tekstur dan rasa makanan sehingga lebih mudah mengonsumsi makanan sehat, seperti halnya sayur-sayuran.
Riset yang terbit pada penelitian Italian Journal of Pediatrics juga menemukan, anak-anak yang diberikan makanan padat dengan metode baby-led weaning terbukti bisa mengontrol keinginan untuk makan agar tidak berlebihan. Hal ini berdampak pada bayi menjadi tidak begitu rewel.
Berdasarkan riset yang sama, metode ini bisa mengurangi risiko obesitas. Sebab, bayi pun lebih mudah merasa kenyang jika dibandingkan dengan mendapatkan cara menyapih anak yang tradisional.
Diketahui, penelitian ini juga menemukan, bayi yang menggunakan BLW sebagai cara menyapih anak juga memiliki berat badan rata-rata yang tidak berlebihan dibandingkan dengan anak yang diberi makan dengan sendok.
Selain itu, baby-led weaning pun dapat melatih koordinasi tangan dan mata bayi. Bayi menjadi terlatih untuk mengambil makanan kecil dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.
Hal ini meningkatkan kemampuan motorik halusnya dalam mencengkram. Si Kecil juga akan lebih cepat dalam belajar mengunyah, menelan, dan makan sendiri.
Metode ini juga membuat Anda merasakan lebih sedikit stres dan memiliki waktu luang yang lebih banyak. Anda tidak perlu menghaluskan makanan sedemikian rupa dan tidak perlu menyuapi buah hati.
Tak hanya itu, BLW juga akan terasa lebih menyenangkan bagi bayi karena ia bebas dalam memilih dan mengambil banyaknya makanan daripada disuapi.
Baca Juga
Meski memiliki banyak manfaat bagi bayi, ternyata metode ini juga memiliki kekurangan. Inilah kekurangan baby-led weaning bagi bayi:
Sayangnya, metode BLW juga dianggap memiliki beberapa kekurangan. Bayi yang melakukan metode ini berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena bisa saja makanan yang dipilih oleh bayi tidak dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, dan zat besi.
Penelitian yang diterbitkan BMC Pediatrics juga menemukan, kekurangan metode baby-led weaning adalah bayi akan kekurangan zat besi.
Hal ini dikarenakan pilihan makanan yang dijadikan finger food biasanya berupa buah dan sayur. Kedua sumber panganan ini memiliki kandungan zat besi yang rendah.
Selain kekurangan nutrisi, penelitian yang sama juga menemukan, kemungkinan bayi tersedak menjadi lebih besar dengan menggunakan cara ini.
Hal ini disebabkan mereka sedang mencoba untuk membuka mulut dan menyuap, menggigit, dan mengunyah makanan. Selain itu, saluran pernapasan mereka masih sempit karena belum berkembang dengan sempurna.
Penelitian ini juga menyampaikan, menerapkan cara pengenalan makanan berat pada bayi berisiko membuat pertumbuhan bayi terganggu.
Sebab, tidak semua bayi memiliki keterampilan motorik atau nafsu makan yang tinggi untuk menyuapi dirinya dengan mandiri.
Terlebih, makanan yang biasa dipilih adalah makanan yang rendah kalori. Jadi, asupan nutrisi pun tidak stabil dan memengaruhi tumbuh kembangnya.
Baca Juga
Studi Baby Led Introduction to SolidS (BLISS), mencoba mengurangi risiko tersedak dengan memodifikasi metode BLW dengan mengikuti aturan umum pemberian makan, sebagai berikut:
Saat bayi akan menyuapi finger food ada beberapa hal yang harus dihindari, yaitu bayi tersedak, kesulitan mengunyah, dan kesulitan menelan. Untuk itu, pastikan keamanannya dengan cara:
Tekstur makanan yang lunak mengurangi kemungkinan tersedak dan kesulitan mengunyah. Anda bisa mendapatkan makanan lembut ini dari sayuran kukus, buah potong, ayam rebus atau kukus, dan kuning telur rebus.
Potong makanan tidak terlalu besar agar mulut bayi tidak terlalu penuh. Oleh karena itu, anak pun lebih mudah untuk mengunyah dan menelan makanan tersebut.
Selain itu, idealnya, bentuk potongan finger food adalah lurus dan memanjang. Bentuk ini akan memudahkan Si Kecil untuk menggenggam makanannya sendiri.
Perkenalkan berbagai macam makanan agar kebutuhan gizi bayi dapat terpenuhi. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis vitamin dan mineral maupun protein, karbohidrat, dan lemak yang harus dipenuhi setiap harinya. Sementara, sumber nutrisi tersebut hanya bisa didapat dari beragam jenis makanan.
Selain itu, hindari memberi makanan cepat saji atau mengandung banyak garam dan gula. Makanan tersebut dapat membuat bayi ketagihan dan bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Ajaklah bayi untuk makan bersama dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain. Hal ini dapat memperkuat bonding bayi dengan keluarga, dan membuat bayi mempelajari cara makan yang benar.
Meski membawa banyak manfaat, rupanya ada beberapa bayi tidak diperbolehkan menggunakan metode penyapihan dan memperkenalkan MPASI ini. Berikut adalah kelompok bayi yang tidak direkomendasikan menggunakan cara ini:
Baby-led weaning atau BLW belum dapat dibuktikan sebagai metode pemberian MPASI yang lebih baik dari metode pemberian MPASI umumnya.
Oleh sebab itu, Anda masih perlu mempertimbangkan dengan matang jika ingin menerapkan metode pengenalan makanan padat pada si Kecil.
Yang paling penting, pastikan nutrisi Buah Hati Anda terpenuhi. Mengingat, gizi yang cukup yang paling memengaruhi tumbuh kembang bayi.
Jika Anda ingin memulai menerapkan metode pengenalan makanan berat ini, konsultasikanlah dengan dokter anak.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Penggunaan selimut bayi ternyata belum tentu aman, bahkan dapat berisiko membahayakan keselamatan buah hati Anda.Ini alasan dan kapan waktu yang tepat si Kecil menggunakan selimut.
1 Mei 2020
Salah satu manfaat alpukat untuk bayi adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf pusat dari kandungan lemak sehat dan folat yang tinggi di dalamnya.
9 Feb 2022
Daya tahan dan keamanan botol bayi sangat penting saat memilih botol susu bayi. Kaca lebih kuat dibandingkan botol susu plastik yang lebih tidak tahan lama. Tetapi botol bayi plastik juga bisa dijadikan pilihan karena anti pecah, dan ringan.
2 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved