Tumor marker adalah zat yang ditemukan dalam darah, urine, atau jaringan penderita tumor atau kanker. Ada beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan tumor marker ini.
5
(1)
11 Mei 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ilustrasi tes tumor marker
Table of Content
Ketika Anda menduga tengah mengalami gejala tumor atau kanker, sebaiknya Anda langsung memeriksakan diri ke dokter. Untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin akan memeriksa darah, urine, atau jaringan tubuh Anda untuk mengetahui ada atau tidaknya tumor marker.
Advertisement
Tumor marker adalah zat yang ditemukan dalam darah, urine, atau jaringan penderita tumor atau kanker. Zat yang juga disebut juga biomarker ini bisa diproduksi langsung oleh sel tumor atau sel sehat yang merespons adanya tumor di dalam tubuh Anda.
Dahulu, dunia medis mengenal tumor marker sebagai protein tumor. Namun kini, perubahan genetik tertentu juga bisa digolongkan sebagai tumor marker, misalnya mutasi gen tumor, pola ekspresi gen tumor, dan perubahan non-genetik pada DNA tumor.
Tumor marker bukan hanya digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya sel-sel kanker maupun tumor di dalam tubuh Anda. Jika diaplikasikan bersamaan dengan tes lainnya, tumor marker juga dapat membantu dokter mendiagnosis jenis tumor Anda serta perawatan yang sebaiknya Anda jalani.
Secara garis besar, fungsi tumor marker adalah sebagai berikut:
Seberapa tinggi level tumor marker dalam tubuh Anda bisa mengindikasikan jenis tumor tertentu. Untuk lebih memastikannya lagi, Anda akan diminta melakukan tes yang lebih spesifik.
Kandungan tumor marker dalam tubuh Anda dapat menjadi panduan bagi dokter untuk menentukan perawatan bagi tumor atau kanker Anda, yakni kemoterapi atau imunoterapi, serta jenis obat yang cocok untuk Anda.
Perubahan kadar tumor marker mengindikasikan berhasil atau tidaknya pengobatan atau perawatan yang tengah Anda jalani.
Prediksi ini dilakukan berdasarkan efektivitas perawatan yang Anda jalani.
Sel kanker atau tumor bisa kembali setelah Anda dinyatakan sembuh. Oleh karena itu, dokter mungkin menjadikan tumor marker ini sebagai bagian dari rawat jalan atau kontrol Anda.
Tumor marker juga bisa digunakan untuk memindai orang yang berisiko tinggi mengidap kanker. Orang-orang seperti ini, misalnya mereka yang memiliki orangtua dengan riwayat kanker maupun pernah didiagnosis menderita kanker jenis tertentu.
Tumor marker tidak bersifat universal, artinya jenis tes untuk menentukannya akan sangat bergantung ada banyak faktor, semisal kondisi kesehatan, riwayat keturunan, dan gejala Anda. Beberapa tipe tes tumor marker yang biasa digunakan dokter adalah:
Pada dasarnya, terdapat tiga cara untuk menentukan tumor marker, yakni dengan tes darah, tes urine, atau biopsi. Jika dokter meminta Anda melakukan tes darah atau urine, sampel Anda akan diambil kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Sedangkan jika dokter menyarankan biopsi, sebagian kecil dari jaringan yang diduga mengandung sel tumor atau kanker akan diambil. Sampel itu kemudian akan diuji oleh patologis di bawah mikroskop.
Bila perlu, Anda mungkin harus kembali melakukan tes tumor marker. Bukan karena hasilnya tidak akurat, melainkan level tumor marker memang bisa berubah seiring berjalannya waktu atau pengobatan.
Baca Juga
Tidak jarang, dokter juga meminta Anda melakukan tes lanjutan untuk menegakkan diagnosis tumor atau kanker. Pasalnya, tes tersebut bisa mengindikasikan ‘negatif palsu’ (Anda dinyatakan negatif, padahal memiliki tumor) atau ‘positif palsu’ (Anda dinyatakan positif, padahal tidak memiliki tumor).
Hal yang mungkin menimbulkan hasil negatif atau positif palsu adalah level tumor marker tidak meningkat sebelum Anda berada pada level kritis. Kondisi ini akan membuat tes tumor marker tidak efektif untuk orang dengan risiko tinggi atau baru terkena kanker stadium awal.
Tes tumor marker juga tidak bisa dilakukan untuk pengidap kanker darah atau kanker yang tidak diketahui tumor marker-nya. Jika sudah begini, dokter biasanya merekomendasikan Anda untuk melakukan deteksi tumor dengan metode lain yang lebih spesifik sesuai gejala yang Anda rasakan.
Advertisement
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Gejala kanker tenggorokan mungkin sulit untuk dibedakan dengan penyakit lainnya, seperti radang tenggorokan biasa. Mendeteksi gejala awal penyakit ini akan membantu proses pengobatan lebih efektif.
Meski sangat berbahaya dan mematikan, sayangnya masih banyak hal yang jarang diketahui seputar kanker pada wanita. Kebanyakan dari wanita berasumsi bahwa mereka memiliki risiko kanker yang rendah karena tidak ada riwayat keluarga berpenyakit kanker.
Ternyata bukan hanya ustadz Arifin Ilham saja, kanker nasofaring merupakan kanker dengan jumlah penderita tertinggi di Indonesia, dianggap sebagai jenis kanker keempat paling banyak diderita setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker kulit, serta merupakan jenis keganasan yang paling banyak ditemukan di daerah kepala dan leher.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved