Kardiomiopati hipertrofi adalah penyakit otot jantung yang ditandai dengan penebalan yang tak normal. Kondisi ini bisa berbahaya karena dapat menghambat jantung memompa darah yang diperlukan tubuh. Banyak kasus kardiomiopati hipertrofik terjadi karena faktor genetik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
13 Sep 2020
Penebalan otot jantung membuat organ ini menjadi sulit untuk memompa darah sebagaimana mestinya
Table of Content
Kardiomiopati merupakan penyakit pada otot jantung yang membuat organ ini sulit memompa darah. Jika otot jantung menebal dengan tak normal, maka jenis kardiomiopati yang terjadi dikenal dengan kardiomiopati hipertrofi (hipertrofik). Ketahui gejala dan penanganan kardiomiopati hipertrofik.
Advertisement
Kardiomiopati hipertrofi adalah penyakit penebalan otot jantung yang terjadi secara abnormal dan tak wajar (hipertrofi). Bagian otot jantung yang biasanya menebal tersebut yakni bagian bilik (ventrikel) jantung. Penebalan otot jantung tersebut membuat organ ini menjadi sulit untuk memompa darah sebagaimana mestinya.
Beberapa kasus kardiomiopati hipertrofik seringkali tidak terdeteksi dan pasiennya hanya menunjukkan sedikit gejala atau tidak ada sama sekali. Kasus yang ringan ini juga membuat penderitanya dapat menjalani hidup normal tanpa masalah yang berarti.
Namun, pada beberapa kasus lain, kardiomiopati hipertrofi dapat menimbulkan beberapa gejala yang berbahaya, misalnya:
Terdapat dua jenis kardiomiopati hipertrofi, yakni kardiomiopati hipertrofi obstruktif dan kardiomiopati hipertrofi non-obstruktif.
Kardiomiopati hipertrofi obstruktif merupakan jenis yang paling sering terjadi. Pada kasus ini, septum atau dinding otot yang memisahkan dua bilik jantung menjadi tebal dari biasanya. Sebagai hasilnya, dinding otot yang menebal akan menghambat aliran darah keluar jantung.
Pada kasus kardiomiopati hipertrofi non-obstruktif, penyumbatan aliran darah tidak terjadi secara signifikan. Namun, bilik kiri jantung tetap menjadi kaku dan membuat jantung sulit untuk rileks. Kondisi ini juga mengurangi aliran darah yang disimpan bilik untuk dikirim ke bagian tubuh lain.
Kardiomiopati hipertrofi umumnya terjadi karena faktor keturunan. Namun, faktor lain boleh jadi juga berkontribusi.
Kardiomiopati hipertrofik biasanya terjadi karena faktor genetik. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan pada gen yang mengkodekan karakteristik otot jantung. Namun, pada beberapa kasus, individu yang memiliki gen kardiomiopati hipertrofi boleh jadi tidak menderita penyakit ini.
Beberapa kasus hipertrofi kardiomiopati terjadi karena tekanan darah tinggi serta faktor usia. Ada pula kasus penebalan jantung ini yang tidak terdeteksi faktor penyebabnya.
Penanganan kardiomiopati hipertrofik dilakukan untuk meringankan gejala yang dirasakan pasien serta mencegah kematian mendadak. Penanganan tersebut dapat dikategorikan dalam bentuk obat-obatan serta operasi dan non-operasi.
Beberapa obat yang diberikan dokter untuk mengatasi kardiomiopati hipertrofi dan gejalanya termasuk:
Selain obat-obatan, dokter mungkin juga akan menawarkan tindakan bedah atau non-bedah untuk menangani kardiomiopati hipertrofi. Tindakan tersebut, termasuk:
Selain penanganan di atas, pasien kardiomiopati hipertrofik juga akan perlu menyesuaikan aktivitas demi meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan risiko komplikasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Baca Juga
Kardiomiopati hipertrofi adalah penyakit penebalan jantung. Penanganan yang diberikan dokter lebih fokus pada pengendalian gejala dan mencegah perburukan kondisi. Gaya hidup sehat di atas perlu dilakukan untuk mendampingi pengobatan dari dokter Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Makanan untuk jantung lemah sebaiknya mengandung nutrisi, seperti vitamin, mineral, serat, dan asam lemak omega-3. Ini bisa kamu dapatkan dari menu makanan sehari-hari.
3 Mei 2023
Hiperkalsemia adalah kondisi saat kadar kalsium di dalam darah lebih tinggi dari normal atau di atas 10,3 mg/dL.
26 Mei 2023
Faktor penyebab palpitasi jantung meliputi gaya hidup tidak sehat, jenis obat yang dikonsumsi, faktor psikologis, hingga kondisi kesehatan tertentu. Ketahui penyebab dan cara mengatasinya.
27 Mar 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved