Jika Anda memiliki pasangan penderita gangguan identitas disosiatif (GID) atau yang disebut dengan berkepribadian ganda, Anda dapat menjalani rumah tangga dengan bahagia. Salah satunya adalah berbesar hati dan kenali batasan diri Anda.
28 Jun 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Memiliki rumah tangga bahagia masih bisa dicapai, meski pasangan berkepribadian ganda
Table of Content
Memiliki pasangan yang didiagnosis gangguan identitas disosiatif (GID) memang bisa menyakitkan dan membingungkan. Ketika Anda harus berinteraksi dengan berbagai kepribadian yang muncul sebagai bagian dari kondisi mental pasangan, rasanya akan sulit untuk mencapai kebahagiaan.
Advertisement
Namun, tidak ada yang tidak mungkin. Orang dengan GID, yang dulunya bernama gangguan kepribadian ganda ini, juga bisa membangun rumah tangga. Hanya saja, memang perlu usaha ekstra dalam menjalaninya.
Baca Juga
Menjalani rumah tangga dengan orang berkepribadian ganda bisa dibilang adalah hal yang jarang terjadi, atau setidaknya, jarang terdengar. Sehingga, untuk bisa memberikan gambaran, mengenai langkah yang sebaiknya dilakukan dalam hubungan, rasanya akan lebih baik jika pernyataan tersebut datang dari orang yang pernah menjalaninya.
Hubungan rumah tangga akan semakin kompleks, ketika peran anak dalam keluarga sudah mulai terlihat. Saat menjadi orangtua, sekaligus pasangan untuk orang dengan GID, Anda harus melakukan pembelajaran mendalam, agar keharmonisan bisa tercapai.
Ketiga hal di bawah ini perlu dilakukan, agar Anda dan pasangan bisa menjalani rumah tangga yang bahagia, meski ia memiliki kepribadian ganda.
Menerima kondisi pasangan apa adanya, bukan berarti tidak memerhatikan kondisi diri sendiri. Untuk bisa memberikan dukungan yang optimal bagi orang lain, Anda terlebih dahulu harus bisa mendukung diri sendiri.
Kekecewaan bisa terjadi, saat Anda gagal memahami maksud pasangan. Ingat, Anda tidak perlu memaksakan segala sesuatunya sesuai keinginan pasangan atau diri sendiri.
Pengidap GID umumnya memang memiliki krisis kepercayaan, termasuk dalam berhubungan intim. Sehingga, mungkin saja kepribadiannya yang lain, akan menghancurkan rumah tangga bahagia yang salama ini dibangun, saat pasangan berada dalam kepribadian aslinya.
Anda pun berisiko menerima perkataan maupun perlakuan yang menyakitkan hati. Dengan menyadari kondisi kepribadian ganda pada pasangan, Anda diharapkan dapat berbesar hati.
Saat menjalani hubungan bersama penderita GID, kecil kemungkinannya Anda tidak akan terpengaruh. Anda akan merasakan kesulitan ketika tinggal bersama pasangan yang memiliki kepribadian ganda. Oleh karena itu, Anda perlu banyak belajar mengenai kondisi ini. Bukan demi pasangan, tetapi demi diri Anda sendiri.
Pada pasangan, yang salah satunya didiagnosis menderita GID, memiliki anak akan menambah tantangan tersendiri. Meski begitu, peran anak dalam keluarga seperti ini, umumnya tidak akan benar-benar hilang.
Sebuah penelitian menyebutkan, dari 75 sampel ibu yang menderita GID, sebanyak 38,7% nya bisa menjalankan peran ibu dengan sangat baik. Mereka bisa membesarkan anaknya layaknya ibu-ibu lainnya yang tidak memiliki gangguan kepribadian.
Jumlah tersebut lebih rendah dari 16% sampel ibu yang dianggap tidak dapat menghargai peran anak dalam keluarga, dan kemudian melakukan perilaku kekerasan kepada buah hatinya.
Sedangkan, sebagian besar sampel ibu, yaitu sebanyak 45,3% merupakan ibu yang kondisi mentalnya sedikit banyak memengaruhi cara mereka dalam mendidik anak.
Kepribadian orangtua memang merupakan aspek utama yang bisa menunjukan kemampuannya untuk mengasuh dan mendidik anak. Sebab, kepribadian yang ditunjukkan orangtua, akan berpengaruh pada persepsi anak mengenai peraturan, hubungan sosial dengan orang lain, hingga gairah seksual.
Tidak ada salahnya jika Anda memiliki keinginan membangun rumah tangga bersama pasangan, yang menderita GID. Bukan tidak mungkin juga, Anda dan pasangan bisa menjadi partner yang hebat dalam mengasuh buah hati, dan menghargai peran anak dalam keluarga.
Menjalani terapi secara rutin, bisa menjadi faktor tambahan, yang membantu. Baik untuk Anda, pasangan, maupun anak. Sehingga, Anda sekeluarga penting untuk mengetahui langkah-langkah lain yang paling tepat, dalam mendukung satu sama lain.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Apa itu logical fallacy? Logical fallacy atau sesat pikir adalah kesalahan penalaran yang menciptakan argumen tidak benar. Argumen ini biasanya tidak berdasarkan bukti atau fakta ilmiah dan bersifat memengaruhi orang lain.
Histeria adalah gejala psikomatis yang dapat membuat penderitanya berperilaku cabul. Kondisi ini dapat menjadi tanda gangguan mental tertentu.
Terdapat 16 tipe kepribadian berdasarkan MBTI, salah satu yang paling umum adalah ISTJ. Sebenarnya, apa saja sifat orang berkepribadian ISTJ?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved