Gejala pikun dapat berupa penurunan daya ingat, sulit berkomunikasi, dll. Pikun sendiri merupakan salah satu bentuk demensia, yakni sindrom atau sekumpulan gejala akibat penurunan fungsi otak.
20 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Gejala pikun pada lansia yakni menurunnya daya ingat dan berpikir
Table of Content
Salah satu masalah yang umum dialami oleh para lansia adalah pikun. Ya, kondisi ini sering dianggap sebagai salah satu efek dari penuaan. Akibat usia yang semakin menua tersebut, fungsi otak, khususnya yang berkaitan dengan kognitif, dikabarkan mengalami penurunan.
Advertisement
Terlepas dari efek penuaan tersebut, Anda sebaiknya tetap waspada terhadap kondisi pikun pada lansia karena bisa jadi ini merupakan pertanda awal dari demensia. Untuk lebih jelasnya, simak informasi berikut ini.
Baca Juga
Pikun adalah salah satu gejala demensia. Demensia adalah sindrom atau kumpulan gejala yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Pikun sendiri terjadi ketika yang mengalami penurunan adalah fungsi kognitif otak.
Fungsi kognitif otak berperan dalam proses mengingat, berpikir, dan bernalar. Tak ayal, orang yang mengalami pikun biasanya dapat dikenali dari ketidakmampuan dirinya untuk mengingat sesuatu alias lupa.
Istilah pikun mengacu pada gejala-gejala yang memengaruhi daya ingat, daya berpikir, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sekitar 40% orang di atas usia 65 tahun secara normal dapat mengalami penurunan daya ingat karena proses penuaan yang dianggap sebagai hal normal. Namun lain halnya dengan pikun dan Alzheimer, keduanya bukan proses penuaan yang normal.
Lalu, apa saja gejala pikun dan perbedaannya dengan penurunan daya ingat yang normal terjadi pada lansia?
Pada orang tua normal, mungkin dapat terjadi penurunan daya ingat ringan. Misalnya mereka akan lupa kejadian yang terjadi sekitar satu tahun yang lalu.
Sedangkan orang yang pikun mengalami gangguan daya ingat berat sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari seperti lupa kejadian atau pembicaraan yang baru saja terjadi.
Orang tua yang normal mungkin dapat lupa nama orang yang jarang ditemuinya dan kadang sulit mengingat apa yang ingin dikatakannya.
Sebaliknya lansia disebut mengalami gejala pikun apabila mengalami gangguan daya ingat yang berat, seperti lupa nama keluarga atau orang terdekatnya dan berulang kali berhenti untuk menemukan kata-kata yang ingin mereka utarakan.
Lansia yang mengalami pikun dapat mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas sehari-hari seperti sering tersesat ketika berkendara, sulit menyelesaikan masalah, sulit membuat rencana, serta seringkali kebingungan.
Pikun pada lansia juga membuat yang bersangkutan kerap mengalami masalah psikis seperti perubahan perilaku atau kepribadian, depresi, kecemasan, sering merasa ketakutan, mudah marah, halusinasi, dan gangguan tidur.
Ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab pikun pada lansia, antara lain:
Selain penyebab umum pikun pada lansia di atas, ada lagi faktor-faktor lainnya yang ditengarai menjadi pemicu kondisi ini, yaitu seperti gangguan autoimun multiple sclerosis, penyakit Huntington, atau bahkan kondisi medis langka seperti penyakit Creutzfeldt-Jakob. Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko lansia mengalami gejala pikun.
Pada kasus-kasus tertentu, pikun mungkin masih bisa diatasi. Cara mengatasi pikun pada lansia yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
Lansia yang mengalami pikun mungkin saja diresepkan sejumlah obat-obatan oleh dokter yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi otak dan memperbaiki mental. Obat pikun yang umum diberikan antara lain:
Lansia penderita pikun juga dapat menjalani terapi kognitif sebagai cara mengatasi pikun yang ia alami. Adalah cognitive stimulation therapy (CST), yaitu sebuah psikoterapi yang ditujukan untuk meningkatkan kembali fungsi kognitif dan kemampuan berinteraksi lansia dengan sekitar.
Metode CST umumnya meliputi:
Pada kasus pikun yang sudah sangat parah dan kecil kemungkinan untuk sembuh, penderita mungkin akan diberikan terapi paliatif. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sekaligus meringankan gejala-gejala fisik yang mungkin timbul seperti sakit kepala dan sebagainya.
Lansia penderita pikun akan diminta dan dibimbing untuk menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga ringan, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Ia juga diminta untuk tetap menjalin interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga dan teman.
Baca Juga
Setelah mengetahui ciri dan perbedaan pikun dengan lupa normal yang sering terjadi pada lansia, pertanyaan selanjutnya adalah apakah pikun dan Alzheimer itu sama?
Walau keduanya tampak sama, namun sebenarnya ada perbedaan yang bisa dilihat. Perbedaannya adalah pikun merupakan gejala, sedangkan Alzheimer adalah sebuah penyakit atau penyebabnya.
Contohnya adalah seperti seseorang yang mengalami gejala radang tenggorokan, penyebab pastinya bisa bermacam-macam seperti alergi, infeksi virus, dan sebagainya.
Begitupun dengan pikun. Seperti contoh di atas, pikun adalah gejala, sedangkan penyebabnya bisa bermacam-macam. Penyebab pikun antara lain penyakit Alzheimer, Huntington, Parkinson, dan Creutzfeldt-Jakob seperti yang tadi sempat disinggung.
Selain itu, pikun dapat juga disebabkan oleh kekurangan vitamin tertentu, masalah tiroid, infeksi seperti HIV, stroke, gangguan mental seperti depresi, penggunaan obatan-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, dan trauma kepala.
Ada tipe pikun yang dapat disembuhkan yaitu pikun yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dengan memenuhi kebutuhan vitamin. Pikun yang disebabkan kelainan tiroid dapat disembuhkan dengan mengatasi masalah tiroid.
Sedangkan Alzheimer adalah tipe pikun yang tidak dapat disembuhkan. Hanya ada obat untuk meringankan gejalanya saja.
Pada proses penuaan yang normal, otak seseorang akan sedikit mengecil dan kehilangan sel saraf. Namun, pada penderita Alzheimer, sel saraf banyak yang mati.
Akibatnya, penderita Alzheimer akan kesulitan dalam hal bahasa, berpikir, mengingat, berinteraksi sosial, bahkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik disimpulkan bahwa pikun adalah salah satu gejala Alzheimer, namun tidak semua orang pikun mengalami Alzheimer.
Pikun adalah gejala yang timbul sebagai dampak penurunan fungsi otak atau disebut demensia. Pikun ditandai dengan melemahnya fungsi kognitif seperti mengingat dan berpikir.
Apabila mengalami gejala pikun, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Atau, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter melalui layanan live chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Merawat penderita Alzheimer membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian. Sebab, penderita Alzheimer umumnya cepat lupa (pikun) dan sulit sekali mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Apa saja tips perawatan Alzheimer?
Sindrom Diogenes adalah kondisi yang membuat penderitanya mengabaikan lingkungan dan diri sendiri, baik dari segi kebersihan, penampilan, maupun kesehatan. Sayangnya, belum ada cara untuk menyembuhkan kondisi ini.
Sundowning adalah sindrom atau kumpulan gejala yang dialami oleh lansia. Apa saja penyebab dan gejala sundowning? Bagaimana cara mengatasinya? Simak informasinya berikut ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved