logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Lansia

Kenali Gejala Pikun pada Lansia beserta Penyebab dan Cara Mengatasinya

open-summary

Gejala pikun dapat berupa penurunan daya ingat, sulit berkomunikasi, dll. Pikun sendiri merupakan salah satu bentuk demensia, yakni sindrom atau sekumpulan gejala akibat penurunan fungsi otak.


close-summary

20 Mei 2019

| dr. Joni Indah Sari

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

pikun pada lansia

Gejala pikun pada lansia yakni menurunnya daya ingat dan berpikir

Table of Content

  • Apa itu pikun?
  • Gejala pikun pada lansia
  • Penyebab pikun
  • Cara mengatasi pikun 
  • Perbedaan pikun dan Alzheimer
  • Catatan dari SehatQ

Salah satu masalah yang umum dialami oleh para lansia adalah pikun. Ya, kondisi ini sering dianggap sebagai salah satu efek dari penuaan. Akibat usia yang semakin menua tersebut, fungsi otak, khususnya yang berkaitan dengan kognitif, dikabarkan mengalami penurunan.

Advertisement

Terlepas dari efek penuaan tersebut, Anda sebaiknya tetap waspada terhadap kondisi pikun pada lansia karena bisa jadi ini merupakan pertanda awal dari demensia. Untuk lebih jelasnya, simak informasi berikut ini. 

Baca Juga

  • Jenis-jenis Penyakit Mata Pada Lansia dan Pencegahan yang Bisa Dilakukan
  • Pikun Bisa Dicegah! Terapkan Tips-Tips Berikut Ini
  • Berbagai Tips Menjaga Kesehatan Lansia agar Tetap Bugar di Usia Senja

Apa itu pikun?

Pikun adalah salah satu gejala demensia. Demensia adalah sindrom atau kumpulan gejala yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Pikun sendiri terjadi ketika yang mengalami penurunan adalah fungsi kognitif otak

Fungsi kognitif otak berperan dalam proses mengingat, berpikir, dan bernalar. Tak ayal, orang yang mengalami pikun biasanya dapat dikenali dari ketidakmampuan dirinya untuk mengingat sesuatu alias lupa.

Gejala pikun pada lansia

Istilah pikun  mengacu pada gejala-gejala yang memengaruhi daya ingat, daya berpikir, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sekitar 40% orang di atas usia 65 tahun secara normal dapat mengalami penurunan daya ingat karena proses penuaan yang dianggap sebagai hal normal. Namun lain halnya dengan pikun dan Alzheimer, keduanya bukan proses penuaan yang normal.

Lalu, apa saja gejala pikun dan perbedaannya dengan penurunan daya ingat yang normal terjadi pada lansia?

1. Penurunan daya ingat

pikun
Salah satu gejala pikun adalah penurunan daya ingat secara signifikan

Pada orang tua normal, mungkin dapat terjadi penurunan daya ingat ringan. Misalnya mereka akan lupa kejadian yang terjadi sekitar satu tahun yang lalu.

Sedangkan orang yang pikun mengalami gangguan daya ingat berat sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari seperti lupa kejadian atau pembicaraan yang baru saja terjadi.

2. Sulit berkomunikasi dan sulit mengingat kata-kata atau nama

Orang tua yang normal mungkin dapat lupa nama orang yang jarang ditemuinya dan kadang sulit mengingat apa yang ingin dikatakannya.

Sebaliknya lansia disebut mengalami gejala pikun apabila mengalami gangguan daya ingat yang berat, seperti lupa nama keluarga atau orang terdekatnya dan berulang kali berhenti untuk menemukan kata-kata yang ingin mereka utarakan.

3. Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari

Lansia yang mengalami pikun dapat mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas sehari-hari seperti sering tersesat ketika berkendara, sulit menyelesaikan masalah, sulit membuat rencana, serta seringkali kebingungan.

4. Lansia yang pikun juga rentan mengalami masalah psikis

Pikun pada lansia juga membuat yang bersangkutan kerap mengalami masalah psikis seperti perubahan perilaku atau kepribadian, depresi, kecemasan, sering merasa ketakutan, mudah marah, halusinasi, dan gangguan tidur.

Penyebab pikun

Ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab pikun pada lansia, antara lain:

  • Penyakit degeneratif
  • Defisiensi vitamin B
  • Cedera otak
  • Infeksi otak
  • Tumor otak

Selain penyebab umum pikun pada lansia di atas, ada lagi faktor-faktor lainnya yang ditengarai menjadi pemicu kondisi ini, yaitu seperti gangguan autoimun multiple sclerosis, penyakit Huntington, atau bahkan kondisi medis langka seperti penyakit Creutzfeldt-Jakob. Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko lansia mengalami gejala pikun. 

Cara mengatasi pikun 

pikun pada lansia
Bermain musik sebagai salah satu terapi kognitif untuk mengatasi pikun pada lansia

Pada kasus-kasus tertentu, pikun mungkin masih bisa diatasi. Cara mengatasi pikun pada lansia yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

1. Obat-obatan

Lansia yang mengalami pikun mungkin saja diresepkan sejumlah obat-obatan oleh dokter yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi otak dan memperbaiki mental. Obat pikun yang umum diberikan antara lain:

  • Donezepil
  • Galantamine
  • Memantine
  • Rivastigmin

2. Terapi kognitif

Lansia penderita pikun juga dapat menjalani terapi kognitif sebagai cara mengatasi pikun yang ia alami. Adalah cognitive stimulation therapy (CST), yaitu sebuah psikoterapi yang ditujukan untuk meningkatkan kembali fungsi kognitif dan kemampuan berinteraksi lansia dengan sekitar.

Metode CST umumnya meliputi:

  • Bermain musik
  • Melukis
  • Memasak
  • Bermain teka-teki

3. Perawatan paliatif

Pada kasus pikun yang sudah sangat parah dan kecil kemungkinan untuk sembuh, penderita mungkin akan diberikan terapi paliatif. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sekaligus meringankan gejala-gejala fisik yang mungkin timbul seperti sakit kepala dan sebagainya.

Lansia penderita pikun akan diminta dan dibimbing untuk menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga ringan, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Ia juga diminta untuk tetap menjalin interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga dan teman.

Perbedaan pikun dan Alzheimer

Setelah mengetahui ciri dan perbedaan pikun dengan lupa normal yang sering terjadi pada lansia, pertanyaan selanjutnya adalah apakah pikun dan Alzheimer itu sama?

Walau keduanya tampak sama, namun sebenarnya ada perbedaan yang bisa dilihat. Perbedaannya adalah pikun merupakan gejala, sedangkan Alzheimer adalah sebuah penyakit atau penyebabnya.

Contohnya adalah seperti seseorang yang mengalami gejala radang tenggorokan, penyebab pastinya bisa bermacam-macam seperti alergi, infeksi virus, dan sebagainya.

Begitupun dengan pikun. Seperti contoh di atas, pikun adalah gejala, sedangkan  penyebabnya bisa bermacam-macam. Penyebab pikun antara lain penyakit Alzheimer, Huntington, Parkinson, dan Creutzfeldt-Jakob seperti yang tadi sempat disinggung.

pikun pada lansia
Pikun adalah gejala, sedangkan Alzheimer merupakan penyakit

Selain itu, pikun dapat juga disebabkan oleh kekurangan vitamin tertentu, masalah tiroid, infeksi seperti HIV, stroke, gangguan mental seperti depresi, penggunaan obatan-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, dan trauma kepala.

Ada tipe pikun yang dapat disembuhkan yaitu pikun yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dengan memenuhi kebutuhan vitamin. Pikun yang disebabkan kelainan tiroid dapat disembuhkan dengan mengatasi masalah tiroid.

Sedangkan Alzheimer adalah tipe pikun yang tidak dapat disembuhkan. Hanya  ada obat untuk meringankan gejalanya saja.

Pada proses penuaan yang normal, otak seseorang akan sedikit mengecil dan kehilangan sel saraf. Namun, pada penderita Alzheimer, sel saraf banyak yang mati. 

Akibatnya, penderita Alzheimer akan kesulitan dalam hal bahasa, berpikir, mengingat, berinteraksi sosial, bahkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. 

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik disimpulkan bahwa pikun adalah salah satu gejala Alzheimer, namun tidak semua orang pikun mengalami Alzheimer.

Catatan dari SehatQ

Pikun adalah gejala yang timbul sebagai dampak penurunan fungsi otak atau disebut demensia. Pikun ditandai dengan melemahnya fungsi kognitif seperti mengingat dan berpikir.

Apabila mengalami gejala pikun, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Atau, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter melalui layanan live chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play

Advertisement

gangguan lansialansiakesehatan lansiaalzheimerdemensiapikun

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved