GERD anxiety adalah dua kondisi gangguan kesehatan berbeda yang dapat memiliki keterkaitan erat bagi sebagian orang. Kondisi ini dapat ditangani dengan perawatan medis dan nonmedis, seperti mengonsumsi obat-obatan hingga mengubah gaya hidup Anda.
2023-03-20 07:13:12
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gerd dan anxiety dapat menyebabkan heartburn
Table of Content
Penyebab anxiety kambuh biasanya dipicu oleh kondisi psikologis, termasuk stres hingga rasa takut karena kondisi tertentu. Namun, kondisi anxiety ini rupanya bukan hanya memengaruhi psikologis, tapi juga fisik, termasuk memicu gangguan pencernaan seperti GERD. Penyakit GERD anxiety ini biasanya terjadi umum menyerang usia remaja. Berikut penjelasan selengkapnya.
Advertisement
Pernahkah Anda mendengar istilah GERD-anxiety? GERD dan anxiety (kecemasan) adalah dua kondisi gangguan kesehatan berbeda yang dapat memiliki keterkaitan erat bagi sebagian orang. Secara garis besar, berikut adalah makna dari GERD dan anxiety yang perlu Anda ketahui.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa anxiety dapat membuat gejala GERD semakin buruk. Anxiety dan stres juga dianggap sebagai salah satu faktor yang berkontribusi menyebabkan GERD dalam sejumlah kasus.
Berikut adalah keterkaitan antara GERD dan anxiety yang dirangkum berdasarkan beberapa studi:
GERD disebabkan oleh asam lambung yang naik menuju esofagus (kerongkongan) atau disebut juga dengan refluks asam lambung. Kondisi ini dapat menyebabkan iritasi hingga peradangan pada permukaan esofagus.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan GERD, antara lain:
Efek negatif GERD pada kualitas hidup seseorang dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Kondisi ini dapat memerangkap Anda dalam lingkaran GERD-anxiety yang sulit disudahi.
Pada GERD dan anxiety, terdapat beberapa kesamaan gejala yang muncul ketika keduanya kambuh, seperti:
Ciri-ciri asam lambung naik lainnya yang dapat terjadi, yaitu sakit dada, kesulitan menelan, dan rasa asam atau pahit di mulut. Di sisi lain, gejala anxiety yang bisa Anda alami, di antaranya:
Ketika GERD-anxiety kambuh, Anda bisa saja merasakan semua gejala-gejala tersebut. Anda juga dapat mengalami rasa khawatir berlebihan, seakan hendak pingsan atau bahkan takut akan kematian.
Sebuah studi menunjukkan bahwa GERD dapat menjadi sumber anxiety dan stres. Selain itu, penderita GERD yang memiliki gejala nyeri dada cenderung memiliki tingkat depresi dan kecemasan lebih tinggi.
Pasalnya, nyeri dada sering dihubungkan dengan penyakit berbahaya lain yang berisiko kematian seperti sakit jantung. Memikirkan kemungkinan tersebut kerap membuat penderita GERD-anxiety merasa semakin cemas dan gelisah sehingga kemudian membuat gejala GERD terasa semakin parah.
Upaya untuk mengatasi GERD-anxiety dapat dilakukan secara medis dan nonmedis. Selain itu, perawatan yang dilakukan juga harus bisa memperbaiki kondisi fisik dan mental penderita kedua gangguan ini.
Untuk mengatasi GERD-anxiety, dokter mungkin akan mengombinasikan jenis obat-obatan bagi gangguan pencernaan dan kecemasan. Jenis obat-obatan tersebut, antara lain:
Dokter mungkin juga akan menganjurkan Anda untuk mengikuti psikoterapi untuk mengobati kondisi ini, misalnya lewat terapi perilaku kognitif.
Perawatan mandiri bagi penderita GERD-anxiety meliputi gaya hidup sehat, menjaga kebiasaan makan, dan menenangkan pikiran, seperti:
Baca Juga
Gangguan refluks asam lambung pada GERD-anxiety perlu dikonsultasikan pada dokter karena memiliki risiko terjadinya komplikasi. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami sesak napas dan/atau nyeri dada yang menjalar hingga ke rahang dan lengan.
Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut seputar GERD dan anxiety, Anda bisa bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Melamuh adalah hal yang menyenangkan. Oleh karena itu melamun sering digunakan sebagai alat pelarian dari kenyataan. Di samping itu, melamun juga berguna untuk menghadapi masalah atau situasi tertentu.
Penyakit OCD adalah gangguan mental yang membuat penderitanya melakukan suatu hal secara berulang. Gejalanya dapat dikurangi dengan psikoterapi dan medikasi.
Gangguan somatoform umumnya ditandai dengan rasa nyeri atau lemas tanpa penyebab fisik yang jelas. Kondisi ini bisa disembuhkan melalui terapi perilaku kognitif dan validasi emosinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved