Sering kali, tujuan utama dari memandingkan perasaan adalah untuk menunjukkan empati. Terlebih, jika hal yang dialami pencerita sama dengan pendengar. Namun hal ini dapat berdampak buruk
28 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Membandingkan perasaan malah bisa membawa dampak buruk bagi pendengarnya
Table of Content
Saat hati sedang sedih atau pikiran dibebani dengan masalah, bercerita dengan sahabat atau orang yang dipercaya bisa menjadi solusi yang baik.
Advertisement
Namun, pernahkah Anda mengalami situasi di mana saat bercerita, orang lain malah membandingkan masalah Anda dengan masalah mereka sendiri?
Tak jarang pula keluar kalimat semacam “Yang kamu alami masih tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang kualami”
Atau Anda yang melakukan hal tersebut pada orang lain?
Membandingkan perasaan atau penderitaan Anda dengan orang lain adalah hal yang umum. Hal itu seringkali digunakan untuk menunjukkan rasa empati, bahwa seseorang mengerti perasaan yang dialami lawan bicaranya.
Hal ini bisa terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja. Sayangnya, sikap ini membawa dampak negatif pada seseorang.
Sering kali, tujuan utama dari memandingkan perasaan adalah untuk menunjukkan empati. Terlebih, jika hal yang dialami pencerita sama dengan pendengar.
Sayangnya, setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dengan perasaan mereka. Rasa bahagia atau sedih yang dialami seseorang tidak akan pernah sama persis dengan orang lain. Tidak ada tingkatan yang mengkategorikan perasaan yang dialami seseorang lebih rendah atau kuat dibandingkan dengan orang lain.
Oleh karena itu membandingkan perasaan dengan orang lain malah tidak menunjukkan sikap empati. Belum lagi jika, pendengar malah memutuskan untuk menceritakan masalahnya sehingga posisinya berbalik.
Biar bagaimanapun, perasaan sedih yang dialami seseorang tetaplah perasaan sedih, tidak peduli jika mungkin kondisi penderitaan orang lain, secara obyektif, lebih parah.
Membandingkan masalah dengan orang lain bisa adalah bentuk mengerdilkan perasaan seseorang. Misalnya saja, seseorang tidak boleh mengeluh atau bersedih karena situasi yang dihadapinya tidak separah yang dialami oleh orang lain.
Sikap ini membuat seseorang menekan emosi negatifnya (rasa marah, sedih, frustrasi) sehingga menganggapnya hal yang sepele dan tak perlu dihadapi. Jika terlalu sering hal ini dapat melahirkan sikap toxic positivity.
Kondisi yang dialami orang lain tidaklah membatalkan perasaan yang Anda rasakan. Perasaan yang Anda alami adalah valid.
Selain mengerdilkan perasaan, cara membandingkan ini dapat membuat seseorang takut menghadapi dan mengakui perasaannya sendiri.
Jika mengalami suatu masalah, orang tersebut akan merasa tidak laik untuk marah, atau sedih karena ada orang lain yang mengalami hal lebih buruk dibandingkan dirinya. Padahal ia memiliki hak untuk mengalami perasaan tersebut.
Hal ini juga akan mendorong seseorang menekan emosi negatif, yang kemudian dapat meningkatkan stres.
Membandingkan perasaan juga menyebabkan seseorang merasa bahwa ia dapat mengatasi masalahnya sendiri. Seseorang dengan gejala depresi menganggap ia tidak memiliki alasan untuk merasa depresi. Terlebih jika ia membandingkan kondisinya dengan orang lain yang lebih buruk.
Oleh karena itu ia tidak akan mencari pertolongan berupa terapi atau obat-obatan. Dalam jangka panjang, hal ini akan berakibat buruk pada kesehatan mental orang tersebut.
Baca Juga
Bisa aja Anda tergoda untuk membandingkan kondisi Anda saat teman bercerita. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Setiap orang berhak merasakan apa yang mereka rasakan. Membandingkannya dengan orang lain hanya akan bedampak buruk.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar membagikan perasaan atau menjadi pendengar yang baik, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara menghadapi teman yang egois harus dimulai dengan hati terbuka, tapi tentukan batasan kepadanya. Cobalah untuk melakukan hal positif bersama orang tersebut.
Kalistenik adalah salah satu olahraga praktis yang dapat dicoba untuk menurunkan berat badan maupun melatih kekuatan otot. Berbeda dengan olahraga lainnya, kalistenik hanya menggunakan berat badan tanpa memerlukan peralatan khusus. Beberapa olahraga gerakan kalistenik yang mungkin pernah Anda liat adalah posisi bendera, di mana seseorang memegang tiang dengan kedua tangannya, lalu menaikkan tubuhnya secara horizontal, sejajar dengan tangan. Sehingga membentuk posisi seperti bendera.
Jika biji-bijian belum mengalami proses penggilingan atau pengolahan, sebutannya adalah whole grain. Olahan whole grain semakin populer bukan hanya karena lebih sehat, tapi sangat kaya nutrisi. Bahkan, mengonsumsi olahan whole grain secara berkala dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, dan lainnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved