Selama musim pancaroba, terdapat sejumlah penyakit yang lebih mungkin terjadi. Maka dari itu, penting untuk mengantisipasinya dan tips menjaga kesehatan dengan tepat.
2023-03-30 03:24:35
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Musim pancaroba merupakan peralihan di antara musim
Table of Content
Musim pancaroba adalah musim peralihan antara musim kemarau ke musim penghujan, atau sebaliknya. Musim ini biasa ditandai dengan cuaca atau perubahan suhu udara yang tidak menentu, seperti banyak angin dan hujan.
Advertisement
Suhu udara dan cuaca yang tak menentu di musim pancaroba, dinilai dapat meningkatkan potensi munculnya berbagai penyakit. Ini alasannya:
Berikut adalah beberapa penyakit yang perlu Anda waspadai terjadi pada musim pancaroba:
Infeksi saluran pernapasan, seperti influenza, lebih mudah terjadi dan ditularkan pada musim pancaroba. Apa alasannya?
Anda biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di ruang tertutup sehingga kontak antarorang menjadi lebih dekat. Rendahnya kelembapan pada musim perlahian ini juga membuat virus flu bertahan lebih lama.
Influenza umum ditandai dengan batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan. Gejala lain kemudian menyusul, seperti demam hingga pegal-pegal.
Anak-anak, kalangan lanjut usia (lansia), dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah dinilai lebih mudah untuk mengalami flu.
Perubahan suhu yang tidak menentu pada musim pancaroba dapat menyebabkan populasi nyamuk meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD) lebih mungkin terjadi.
DBD sering ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta bintik-bintik merah di kulit.
Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih umum dialami oleh orang yang sudah pernah terpapar virus dengue atau memiliki sistem imun yang lemah.
Mirip dengan DBD, chikungunya merupakan infeksi virus yang disebarkan lewat gigitan nyamuk. Kondisi ini bisa menyebabkan demam selama beberapa hari serta nyeri sendi yang bisa bertahan selama beberapa minggu.
Asma adalah kondisi menyempit dan membengkaknya saluran napas yang juga memproduksi lebih banyak lendir. Keadaan ini membuat proses bernapas sangat sulit, memicu batuk-batuk, dan menimbulkan suara mengi atau bengek.
Temperatur udara yang lebih rendah serta angin yang lebih kencang berpotensi membawa lebih banyak alergen (pemicu alergi). Inilah yang berhubungan dengan meningkatnya kasus asma selama musim pancaroba.
Tidak hanya itu, adanya gangguan saluran pernapasan (seperti flu) juga menambah risiko serangan asma.
Peningkatan jumlah virus dan bakteri selama musim pancaroba diduga merupakan penyebab banyaknya kasus diare pada musim ini. Infeksi virus atau bakteri di balik diare biasanya terjadi akibat konsumsi makanan yang telah terkontaminasi.
Gejala diare umumnya berupa tinja yang encer dan sakit perut yang melilit. Sejumlah gangguan pencernaan lain juga bisa menyertai, seperti kembung dan mual.
Diare biasanya akan sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan mandiri di rumah. Misalnya, banyak minum dan beristirahat.
Namun jika diare terus berlangsung atau tidak kunjung sembuh meski sudah 24 jam, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter.
Untuk menghindari serta mengatasi berbagai penyakit yang mungkin muncul di musim pancaroba, Anda sebaiknya meningkatkan imunitas tubuh dengan cara:
Durasi tidur yang cukup dapat membantu Anda dalam menguatkan sistem kekebalan alami tubuh, sehingga lebih mampu untuk melawan penyakit. Orang dewasa disarankan untuk tidur malam sekitar 7-9 jam per hari.
Bila Anda sulit tidur, coba hindari bermain gadget sekitar satu jam sebelum tidur. Anda juga bisa mematikan atau meredupkan lampu serta mengatur suhu alat pendingin di kamar tidur agar lebih nyaman.
Pola makan berkaitan erat dengan sistem imunitas tubuh. Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya buah juga sayur-sayuran.
Tidak hanya itu, Anda juga dianjurkan untuk membatasi konsumsi makanan tinggi gula maupun lemak jenuh.
Sementara bagi Anda yang mengalami gangguan pencernaan, makanan probiotik bisa membantu dalam meringankan kondisi ini. Contohnya, tempe, tahu, dan yoghurt.
Baca Juga
Mencukupi kebutuhan cairan tubuh tidak hanya menjauhkan Anda dari bakteri dan virus, tapi juga menyehatkan tubuh secara keseluruhan. Anda disarankan untuk minum air putih sekitar 2 liter per hari.
Anda cukup lakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, jogging, atau bersepeda. Namun lakukan latihan fisik ini secara rutin, yakni selama 30 menit setiap hari.
Tak hanya di musim pancaroba, olahraga teratur menawarkan manfaat luar biasa dalam menjaga sistem imun secara umum.
Guna mengurangi risiko penularan penyakit, Anda juga disarankan untuk rajin mencuci tangan. Langkah ini perlu dilakukan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.
Hindari atau batasi juga kontak dengan orang sakit, khususnya selama musim pancaroba. Dengan ini, Anda dapat mencegah penyebaran penyakit dengan lebih optimal.
Menghindari gigitan nyamuk pun perlu dilakukan dengan saksama agar terhindari dari penyakit tertentu, seperti DBD dan chikungunya. Anda bisa memasang kelambu ketika tidur atau mengoleskan losion antinyamuk.
Dengan menerapkan berbagai langkah pencegahan tersebut, niscaya Anda dapat meminimalkan risiko penyakit musim pancaroba yang mungkin mengintai Anda. Namun bila Anda telah merasakan keluhan yang mencurigakan, jangan menunggu lagi dan konsultasikan ke dokter.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hubungan maag dengan asma ternyata saling terkait. Salah satu teorinya menyebutkan naiknya asam lambung saat maag dapat membuat saluran udara menyempit sehingga menimbulkan asma.
Bersin merupakan respons tubuh alami terhadap masuknya benda asing melalui saluran napas. Namun, penyebab bersin juga bisa akibat penyakit tertentu, salah satunya seperti infeksi virus.
Perbedaan DBD dan corona memang sulit dilihat, terutama jika ketika penyakit masih ringan. Perbedaan biasanya baru terlihat apabila tes laboratorium sudah dilakukan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved