Warna pup bayi ada yang normal serta bisa menjadi tanda kondisi kesehatan tertentu. Sebagai contoh, pup yang berwarna kuning terang pada bayi bisa menjadi tanda diare. Ketahui lengkapnya dalam artikel ini.
2023-03-26 14:05:25
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Warna dan bentuk pup bayi dapat menggambarkan kondisi kesehatan si bayi
Tahukah Anda, warna pup bayi bisa menjadi indikasi kesehatan tertentu, terutama dalam satu tahun pertama kehidupannya. Penting bagi orangtua untuk memahami, bahwa terdapat perbedaan karakteristik kotoran orang dewasa dan kotoran bayi baru lahir, termasuk untuk warna dan teksturnya.
Advertisement
Berikut adalah panduan untuk memahami kondisi kesehatan bayi berdasarkan warna BABnya.
Beberapa hari setelah kelahirannya, warna BAB bayi normal dapat mengalami perubahan warna. Misalnya, dari warna hitam bisa menjadi kuning atau hijau.
Walaupun ada perubahan warna, tidak semuanya terjadi karena masalah kesehatan. Mengutip Cleveland Clinic, berikut adalah penjelasan arti warna pup bayi yang perlu orangtua ketahui.
Warna pup bayi hitam umumnya normal pada beberapa hari pertama setelah ia lahir. Feses bayi yang baru lahir berwarna hitam dengan konsistensi kental dinamakan meconium.
Isinya adalah lendir, jaringan kulit, dan cairan amniotik. Mekonium biasanya bertahan beberapa hari. Setelah ia rutin menyusu, warna pup akan berubah jadi cokelat kehijauan.
Namun, perubahan warna feses bayi yang jadi kehitaman bisa saja diakibatkan oleh perdarahan pada lambung atau usus dua belas jari. Kondisi ini disebut sebagai melena, penyebabnya adalah sejumlah penyakit pencernaan pada bayi. Pup bayi berwarna hitam juga dikatakan tidak normal jika ditemukan pada saat anak balita.
Warna feses bayi ini normal dan biasanya akan muncul setelah mekonium selesai dikeluarkan. Warna ini lebih sering ditemukan pada pup bayi yang mendapatkan asupan air susu ibu (ASI).
Warna pup bayi kuning terang merupakan hal normal pada bayi yang mendapatkan asupan ASI (dan kadang pada bayi yang diberi susu formula).
Jika bab bayi encer berwarna kuning terang dan lebih sering buang air kecil dibandingkan biasanya, dapat menjadi pertanda diare. Anda perlu berhati-hati karena diare bisa mengakibatkan risiko dehidrasi.
Bayi yang mengonsumsi susu formula dan memiliki warna BAB oranye kecokelatan adalah normal. Ini terjadi karena ada pigmen yang berasal dari saluran pencernaan si kecil.
Sebenarnya, bayi yang mendapatkan asupan ASI juga bisa mempunyai warna pup seperti ini. Akan tetapi, kemungkinan warnanya agak sedikit lebih gelap.
Baca Juga
Terkadang, warna feses bayi bisa berubah karena konsumsi makanan atau minuman berwarna dasar merah, seperti jus tomat atau bit. Baik dari ibu atau si kecil sudah mendapatkan MPASI.
Namun, warna pup bayi merah juga bisa menandakan sembelit dan perdarahan akibat infeksi sistem pencernaan. Hubungi dokter jika Anda tidak merasa memberikan makanan berwarna merah, tetapi BAB bayi terlihat berdarah.
Kombinasi warna pup bayi cokelat kehijauan pun termasuk normal bagi yang mengonsumsi ASI atau pun sufor.
Ini juga menjadi ciri khas warna feses bayi yang minum susu formula. Tekstur feses bayi yang minum susu formula juga akan lebih padat daripada bayi yang mendapatkan ASI.
Bab bayi berwarna hijau sebenarnya pun termasuk normal, terutama pada bayi yang baru menjalani masa pengenalan makanan padat pendamping ASI (MPASI) dan mengonsumsi makanan berwarna hijau.
Misalnya, bayam atau kacang polong. Suplemen zat besi juga bisa mengakibatkan warna feses bayi menjadi hijau.
Suplemen zat besi juga dapat menyebabkan pup bayi berubah menjadi hijau.
Anda perlu berhati-hati saat BAB bayi berwarna hijau dan berlendir, karena bisa menjadi pertanda ia mengalami flu perut, alergi, serta intoleransi makanan.
Perubahan warna BAB bayi menjadi putih bisa menandakan indikasi kurangnya produksi empedu di hati.
Akibatnya, makanan tidak dapat tercerna dengan baik. Warna pup bayi putih serta berkapur tergolong serius, karena bisa menjadi tanda gangguan pada hati atau kantong empedu.
Hampir sama dengan BAB bayi berwarna putih, hubungi dokter anak apabila ia mengeluarkan pup berwarna abu-abu Sebab, kondisi ini bisa menjadi tanda gangguan pencernaan yang mungkin disertai konsistensi seperti kapur.
Baca Juga
Selain warna pup bayi, orangtua juga perlu mengetahui seperti apa perbedaan konsitensi atau tekstur kotorannya. Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, tekstur BAB bayi tergantung pada kandungan air di dalamnya.
Apabila kandungan air sedikit, bentuknya akan keras. Sebaliknya, apabila terlalu banyak air, teksturnya pun akan encer atau cair. Beriktu penjelasannya.
Pup bayi yang baru lahir memiliki konsistensi tebal dan kental seperti tar. Kondisi ini normal, karena warna dan teksturnya akan berubah dalam beberapa hari.
Jika kondisi berlanjut, hubungi dokter anak karena bisa menjadi tanda bayi kurang mendapatkan asupan susu.
Bayi yang mengonsumsi ASI akan memiliki feses dengan tekstur lebih encer dan mungkin mengandung seperti biji-bijian. Tak perlu khawatir, karena ini bukan menjadi tanda bayi mengalami diare.
Bayi yang mengonsumsi susu formula cenderung memiliki pup lebih padat dengan warna hijau, kuning, atau cokelat.
Apabila ia mengalami sembelit, kenali beberapa tandanya, seperti jarang buang air besar, kesulitan mengejan, dan pup bayi terlihat keras.
Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, feses bayi bisa jadi keras dan sulit dikeluarkan atau sembelit. Pup bayi yang kecil seperti batu kerikil dan berwarna cokelat tua adalah ciri-ciri sembelit.
Ciri-ciri bayi diare, di antaranya adalah kotoran encer menyerupai air dan berlangsung lebih dari 10 kali.
Umumnya, penyebab diare pada bayi baru lahir adalah karena pencernaannya masih belum berkembang secara matang daripada bayi yang sudah masuk ke tahap MPASI.
Warna pup bayi baru lahir yang normal adalah kuning mustard. Konsistensinya pun terlihat cenderung cair, berbusa, dan berbau asam. Penyebabnya, usus bayi belum berfungsi sempurna, sehingga sebagian laktosa (gula susu) belum tercerna dengan sempurna.
Pup bayi berlendir dan berbusa juga bisa terjadi saat ia mengeluarkan banyak air liur akibat tumbuh gigi dan sering menelan ludah selama proses teething.
Jika Anda melihat tekstur BAB berlendir atau berbusa, sedangkan bayi tidak dalam masa tumbuh gigi, penyebabnya bisa jadi adalah infeksi, sehingga membutuhkan penanganan dokter anak.
Darah mungkin saja ada pada BAB bayi karena ia kesulitan mengejan saat sembelit atau juga menjadi tanda infeksi.
Selain itu, ini juga bisa terjadi karena ada sejumah kecil darah tertelan akibat puting ibu berdarah. Biasanya, muncul sebagai bintik hitam atau merah tua pada pup bayi.
Pada masa MPASI, Anda bisa menemukan sisa potongan makanan pada pup bayi. Hal ini terjadi karena makanan tidak dapat tercerna dan melewati sistem pencernaan bayi secara sempurna
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai seperti apa warna pup bayi yang normal atau tidak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Dibandingkan kulit orang dewasa, kulit bayi jauh lebih sensitif dan tipis. Termasuk terhadap suhu. Oleh karena itu penting untuk menjaga suhu air mandi bayi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Saat bayi tidur miring, bayi berisiko mengalami sindrom kematian mendadak alias SIDS. Bagaimana penjelasannya secara medis dan masih bolehkah bayi tidur miring?
Dahak sebaiknya harus segera dikeluarkan agar bayi tidak kesulitan bernapas. Ini cara mengeluarkan dahak pada bayi yang alami, aman dan mudah dilakukan di rumah.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved