Gejala tongue tie pada bayi dapat dilihat dari perilakunya saat menyusu, seperti mulut bayi yang tidak mengunci dengan baik, rewel saat menyusu, hingga cenderung menyunyah daripada mengisap. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi kesulitan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dari ASI dan menggunakan lidahnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
14 Jun 2023
Tongue tie pada bayi dapat menyebabkan kesulitan saat menyusu
Table of Content
Kamu harus waspada jika bayi baru lahir kerap tidak mau menyusu. Sebab, masalah ini kemungkinan disebabkan tongue tie pada bayi.
Advertisement
Tongue tie adalah kondisi pada bayi baru lahir yang menyebabkan gerak lidahnya menjadi terbatas. Penyebabnya adalah jaringan yang menghubungkan bagian bawah lidah (frenulum) dan dasar mulut terlalu pendek, keras, dan tegang.
Tongue tie diperkirakan terjadi pada sekitar 4-11 persen bayi yang baru lahir. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan, dan terkadang dipengaruhi riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Perbedaan lidah normal dan tongue tie terletak pada kondisi frenulum lingualis yang menghubungkan bagian tengah bawah lidah dengan dasar mulut.
Pada lidah bayi normal, frenulum lingualis terpisah sebelum bayi lahir sehingga memungkinkan lidah bebas bergerak. Namun, pada bayi dengan tongue tie, frenulum lingualis tetap menempel di bawah lidah.
Sebagian besar penyebab tongue tie tidak diketahui, tetapi sebagian kasusnya dikaitkan dengan faktor genetik tertentu.
Cara mengecek tongue tie pada bayi dapat dilakukan dengan mengamati beberapa perilaku bayi saat menyusu dan mengenali ciri-ciri tongue tie pada bayi.
Berikut adalah perilaku bayi saat menyusu yang perlu diwaspadai.
Bersamaan dengan gejala di atas, ibu dapat mengalami nyeri dan lecet pada puting baik saat maupun setelah menyusui.
Sementara itu, berikut adalah ciri-ciri tongue tie pada bayi.
Jika kamu mendapati beberapa kondisi dan ciri-ciri tongue tie di atas, sebaiknya segera kunjungi dokter anak untuk memastikan apakah bentuk lidah bayi normal atau tidak.
BACA JUGA: Lip Tie, Kenali Kondisi yang Menyebabkan Bayi Sulit Menyusu
Tongue tie dapat mengganggu perkembangan mulut bayi dan kemampuan untuk makan, berbicara, hingga menelan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diwaspadai terkait tongue tie pada bayi.
Menyusu mengharuskan lidah bayi berada di atas gusi bagian bawah untuk mengisap puting.
Jika tidak dapat menggerakkan lidah atau mempertahankan lidah pada posisi yang tepat, kemungkinan bayi akan mengunyah daripada mengisap puting.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada puting dan mengganggu kemampuan bayi untuk mendapatkan ASI.
Ada pula kemungkinan bayi tidak mau menyusu dan berat badannya tidak bertambah. Apabila berat badan terus turun di bawah kurva, bayi bisa mengalami gagal tumbuh.
Tongue tie dapat mengganggu kemampuan bayi menciptakan beberapa suara, seperti “t”, “d”, “z," "s," "th," "r" dan "l".
Tongue tie membuat bayi kesulitan menggunakan lidahnya untuk membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi atau sela-sela gigi.
Kondisi ini lama-kelamaan dapat menyebabkan gigi berlubang hingga infeksi pada gusi. Tongue tie juga dapat membentuk celah di antara dua gigi seri bagian bawah.
Saat bayi tumbuh, tongue tie dapat mengganggunya dalam melakukan aktivitas lain yang menggunakan lidah, seperti menjilat es krim, menjilat bibir, atau memainkan alat musik tiup.
Jika kamu menemukan gejala tongue tie pada bayi, segera konsultasikan dengan dokter anak. Jangan sampai kondisi ini menghambat pertumbuhan bayi ke depannya.
Hingga saat ini, perawatan tongue tie masih menimbulkan perdebatan di kalangan ahli.
Perdebatan ini berfokus pada frenotomi, yakni apakah tindakan mengangkat jaringan kecil pada lidah untuk mengurangi rasa sakit pada puting ibu ini memang bermanfaat atau tidak.
Selain melakukan frenotomi, kamu dapat menerapkan beberapa cara menyusui bayi tongue tie berikut ini.
Bayi dapat melekat pada payudara dengan lebih mudah jika payudara dalam keadaan lunak. Cara untuk menjaga payudara tetap lunak adalah sering menyusui.
Jika bayi tidak menyusu dengan efektif, payudara sering kali tetap terasa keras walaupun si kecil sudah sering disusui.
Kamu bisa membantu mengosongkan payudara dengan memerah atau memompa ASI setelahnya.
Saat menyusui, kamu bisa berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan, kemudian baringkan bayi di atas badan. Biarkan bayi melekat dan menyusu dalam posisi ini.
Proses perlekatan bayi pada posisi ini dibantu gaya gravitasi. Bayi pun tidak perlu bersusah payah mengangkat kepalanya untuk melekat dan kamu bisa lebih rileks saat menyusui.
Posisi dan perlekatan saat menyusui sangat penting. Bayi sering kali tidak membuka mulut dengan lebar sehingga menyulitkan perlekatan.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu bayi memiliki perlekatan mulut yang benar.
Jika bayi tidak dapat menyusu dengan baik, kamu perlu memerah atau memompa untuk menjaga produksi ASI. Kamu bisa memerah ASI dengan tangan atau pompa ketika bayi sedang tidak menyusu.
Kosongkan payudara setidaknya 8 kali sehari. Kamu juga perlu melakukannya di malam hari karena ini sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.
Sebisa mungkin berikan ASI perah menggunakan sendok atau cangkir, serta hindari penggunaan botol susu atau dot untuk mencegah bingung puting.
Sebelum memutuskan untuk mengoperasi tongue tie, ada baiknya kamu melakukan observasi terlebih dahulu ke dokter anak.
Berikut adalah empat tipe tongue-tie berdasarkan lokasi frenulum melekat di dasar lidah.
Pada tongue-tie tipe 1 dan 2, operasi frenotomi tidak diperlukan karena frenulum bisa lentur seiring dengan pertumbuhan bayi.
Sementara itu, pada tipe 3 dan 4, operasi frenotomi mungkin dilakukan apabila benar-benar mengganggu proses menyusui.
Tindakan ini dilakukan dengan memotong frenulum menggunakan pisau bedah dan biasanya tidak menggunakan anestesi. Bayi dapat langsung menyusu setelah frenotomi dilakukan.
Menurut sebuah studi dalam Journal of Human Lactation, 80 persen operasi frenotomi membuat proses menyusui menjadi jauh lebih baik.
Maka dari itu, semakin dini operasi maka semakin baik manfaatnya bagi bayi. Dengan demikian, baik ibu maupun bayi sama-sama bisa kembali beradaptasi untuk menyusui dengan optimal.
Jangan panik jika bayi didiagnosis mengalami tongue tie. Segera konsultasikan masalah ini ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika belum ada waktu ke rumah sakit, kamu juga dapat berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh dr. Rikho Melga Shalim
Referensi
Artikel Terkait
Growth spurt adalah lonjakan pertumbuhan pada bayi yang terjadi di awal-awal bulan setelah kelahiran. Tanda-tanda bayi sedang growth spurt antara lain bayi menyusu tanpa henti, rewel, hingga siklus tidur berubah.
11 Okt 2023
Bedong bayi sudah digunakan masyarakat Indonesia sejak dulu. Namun, terdapat beberapa kasus bayi meninggal mendadak (SIDS) karena cedera akibat bayi dibendong. Untuk menghindarinya pastikan bedong bayi dengan rapi dan kencang, tapi tidak terlalu kencang.
25 Mei 2019
Bayi bingung puting atau kesulitan beralih dari botol ke puting ibu bisa diatasi dengan memberikan ASI secara langsung dan mengurangi penggunaan botol susu.
9 Des 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved