Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung yang sering terjadi. Penyebabnya beragam, mulai dari perubahan besar dalam hidup anak, rasa cemburu, hingga dinamika keluarga. Untuk mengatasinya, orangtua bisa mengajari anak untuk menyelesaikan konflik dengan baik hingga menebarkan keharmonisan di antara kakak dan adik.
5
(1)
14 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung dapat terjadi di dalam keluarga.
Table of Content
Adik sering bertengkar dengan kakaknya? Waspadai adanya sibling rivalry. Sibling rivalry adalah persaingan antarsaudara kandung yang dapat ditandai dengan perkelahian (verbal atau fisik), ejekan, berkompetisi untuk mendapatkan perhatian, hingga perasaan cemburu.
Advertisement
Namun, sebagian orangtua mungkin belum memahami arti sibling rivalry. Padahal ini merupakan masalah yang umum terjadi dalam keluarga. Untuk menjaga keharmonisan kakak dan adik, kenali berbagai penyebab dan cara mengatasi sibling rivalry.
Selain memahami apa arti sibling rivalry, orangtua juga disarankan untuk peka terhadap berbagai faktor yang menyebabkan munculnya persaingan antarsaudara kandung sehingga solusinya bisa dicari.
Berikut adalah sejumlah kemungkinan penyebab sibling rivalry yang perlu Anda ketahui.
Sedang sibuk pindahan rumah, menunggu kelahiran adik baru, hingga perceraian orangtua adalah perubahan besar dalam hidup yang bisa membuat anak-anak merasa stres.
Mereka cenderung akan meluapkan rasa stresnya kepada orang terdekat, baik itu adik atau kakaknya. Hal ini dapat menyebabkan konflik di antara mereka.
Saat orangtua memberikan perhatian dan pujian lebih terhadap kakak, sang adik bisa merasakan kecemburuan, begitupun sebaliknya. Rasa cemburu ini dapat memicu sibling rivalry di antara mereka.
Saat orangtua bertengkar untuk menyelesaikan masalah, anak-anak dapat mencontohnya. Misalnya, ketika sang kakak sedang memiliki masalah dengan adiknya, maka keduanya bisa saja bertengkar untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Anda juga perlu memahami bahwa anak-anak belum mengetahui cara menyelesaikan konflik dengan baik.
Jika sang adik mengidap kondisi medis tertentu atau terlahir dengan kebutuhan khusus, tentu orangtua akan memberikan perhatian lebih kepadanya. Hal ini juga dinilai bisa memicu sibling rivalry di antara kakak dan adik.
Anak-anak memiliki kecenderungan alami untuk memisahkan diri dari orang lain, termasuk kakak dan adiknya.
Individualitas ini dapat ditandai dengan berbagai macam ‘kompetisi,’ contohnya persaingan siapa yang bisa membangun gedung balok paling tinggi, atau mengonsumsi paling banyak sayur. Hal ini diyakini dapat memicu sibling rivalry di antara mereka.
Apa pun penyebabnya, orangtua perlu mengetahui cara untuk mengatasi sibling rivalry ehingga keharmonisan kakak dan adik tetap terjaga.
Langkah pertama yang bisa dilakukan orangtua adalah mengajari anak-anak tentang cara mengatasi konflik yang baik. Misalnya, Anda bisa meminta sang kakak untuk mau mendengar opini adiknya dengan sabar.
Menurut sebuah riset, hal ini akan membuat anak belajar untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang positif.
Jelaskan pada anak-anak bahwa keluarga adalah sebuah tim, di mana ayah, ibu, kakak, dan adik harus bekerja sama untuk mendapatkan keharmonisan di dalam rumah.
Kasih sayang dan perhatian orangtua sangat diperlukan. Ingatkan juga bahwa perkelahian di antara kakak dan adik tak hanya menyakiti perasaan mereka, tapi juga anggota keluarga lainnya.
Menghabiskan waktu bersama keluarga, seperti saat makan malam atau bermain di luar rumah, dapat menjadi cara untuk memperkuat tali persaudaraan antara anak pertama, anak kedua, atau seterusnya.
Momen-momen bonding ini dapat membuat kakak dan adik memilih jalan yang lebih positif saat mereka sedang ada masalah.
Sibling rivalry tidak boleh diabaikan begitu saja. Saat persaingan antara kakak dan adik sudah menunjukkan kekerasan fisik atau verbal, Anda disarankan untuk segera menjadi penengah untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Ajaklah mereka untuk duduk bersama dan menceritakan masalahnya. Selain itu, tegaskan juga bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar yang baik.
Jadilah pendengar yang baik saat kakak dan adik sedang berkonflik. Jangan hanya mendengarkan apa yang diceritakan oleh sang kakak saja. Anda juga harus mau mendengarkan apa yang diceritakan oleh si adik.
Saat sedang mendengarkan cerita dari kedua sisi, jangan menginterupsi apalagi menghakimi. Biarkan mereka menyelesaikan ceritanya terlebih dahulu.
Anak-anak akan merasa lebih baik dan tenang saat orangtuanya mau mendengar ceritanya dengan adil.
Saat kakak dan adik sedang menyelesaikan masalahnya, Anda disarankan untuk memperhatikan kondisinya dan tetap tenang. Jika situasi memanas, Anda harus segera turun tangan.
Ketenangan orangtua dalam menyelesaikan masalah ini dapat dicontoh oleh anak-anak sehingga mereka bisa belajar untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang baik.
Untuk mencegah adanya kekerasan dalam sibling rivalry, orangtua perlu membuat peraturan yang harus dipatuhi tanpa kompromi.
Misalnya, buatlah peraturan untuk tidak mengejek atau bertindak kasar saat kakak dan adik sedang berkonflik. Selain itu, Anda bisa membuat peraturan yang mengharuskan kakak atau adik saling mendengar opininya masing-masing.
Jika peraturan ini dilanggar, Anda perlu membuat hukuman yang dapat membuat mereka berperilaku baik.
Anak-anak akan memperhatikan dan belajar dari perlakuan orangtuanya. Maka dari itu, cobalah jadi panutan yang baik agar sibling rivalry di antara kakak dan adik tidak dipenuhi dengan kekerasan.
Tunjukan pada anak-anak bahwa setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara yang lebih positif. Nantinya, mereka dapat mulai belajar untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang lembut dan penuh rasa sayang.
Salah satu cara mengatasi atau mencegah sibling rivalry adalah mengadakan pertemuan keluarga.
Baca Juga
Baca Juga
Persaingan antarsaudara kandung harus dicegah agar tidak menimbulkan konflik. Berikut adalah cara mencegah sibling rivalry yang bisa orangtua lakukan:
Jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya karena hal ini bisa mendorong persaingan di antara mereka. Sebaiknya, orangtua mengajarkan anak untuk bekerja sama dan berkompromi.
Ketika Anda dan pasangan sedang bermasalah, hindari membanting pintu atau berargumen dengan kata-kata yang kasar karena anak bisa menirunya. Contohkan interaksi yang baik dalam menyelesaikan masalah untuk mencegahnya semakin berlarut-larut.
Membela salah satu anak secara khusus bisa memicu kecemburuan dan kebencian. Jadi, hindari melakukan hal tersebut. Setiap anak harus merasa disayangi dengan adil oleh orangtuanya. Jika perlu, sesekali lakukan hal yang menyenangkan bersama masing-masing anak.
Adil bukan selalu berarti sama. Hukuman dan penghargaan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Misalnya, Anda tidak perlu memberi kedua anak mainan yang sama.
Sebaiknya, berilah mainan yang berbeda sesuai dengan usia dan minatnya. Keadilan seperti ini akan membantu menghindari terjadinya sibling rivalry.
Perubahan dalam hidup bisa memicu anak meluapkan stresnya pada orang terdekat, termasuk kakak atau adik. Untuk mencegah hal tersebut, buat setiap anak merasa aman dan dicintai.
Beri pengertian pada anak walaupun ada perubahan dalam hidup mereka, misalnya memiliki adik baru, ia tetap dicintai dan dilindungi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat sejumlah hal yang sebaiknya dihindari oleh orangtua saat menghadapi sibling rivalry di dalam keluarga, di antaranya:
Masih menurut IDAI, sibling rivalry yang parah dan melibatkan perilaku agresif seperti kebiasaan berteriak terus-menerus, melempar barang, menyakiti secara fisik, atau menghina, memerlukan penanganan oleh dokter ahli kejiwaan.
Ingatlah, sibling rivalry yang tidak diatasi dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kemarahan ketika anak beranjak dewasa.
Orangtua perlu menyikapi sibling rivalry secara serius supaya persaingan tidak sehat ini tak terbawa hingga anak-anak beranjak dewasa.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Beragam cara menerapkan peraturan di rumah di antaranya berdiskusi dengan pasangan, mengadakan pertemuan keluarga, bekerja sama, hingga membuat peraturan yang jelas serta konkret. Kenali juga beragam contohnya yang bisa diterapkan di rumah.
Omega 3 adalah asam lemak yang sangat baik untuk perkembangan otak anak. Secara keseluruhan, omega 3 juga bermanfaat bagi kesehatan Si Kecil.
Tay-Sachs adalah penyakit pada sistem saraf pusat yang merupakan kelainan neurodegeneratif. Kondisi ini umumnya menyerang bayi dan bisa berakibat fatal. Kenali penyebab dan gejalanya di sini!
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved