Pengasuhan positif atau positive parenting adalah filosofi atau metode strategis yang didasari pada prinsip bahwa hubungan orangtua dengan anak adalah hal terpenting yang harus dijaga. Bagaimana cara menerapkannya?
21 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Pengasuhan positif atau positive parenting dapat adalah pola asuh anak yang patut dicoba.
Table of Content
Pola pengasuhan positif atau positive parenting merupakan salah satu pola asuh anak yang cukup populer di kalangan orangtua. Namun, bagi Anda yang belum memahami apa itu positive parenting dan manfaatnya untuk anak-anak, berikut adalah penjelasan lengkap seputar pola pengasuhan anak ini.
Advertisement
Dilansir dari Parenting First Cry, pengasuhan positif adalah filosofi atau metode strategis yang didasari pada prinsip bahwa hubungan orangtua dengan anak adalah hal terpenting yang harus dijaga.
Tidak hanya itu, positive parenting juga menuntut orangtua untuk dapat membantu anak mengembangkan rasa percaya diri mereka.
Di dalam pola pengasuhan anak ini, Anda diminta untuk mendisiplinkan anak sehingga mereka menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, pandai bersyukur, serta berperilaku baik terhadap sesama.
Maksud positif di dalam pola pengasuhan anak ini jangan disalahartikan. Orangtua tetap perlu menunjukkan sikap tegas saat mengasuh anak-anaknya.
Anda juga tidak boleh bersikap terlalu lembek terhadap anak. Jika memang anak berperilaku buruk, tegur dan bimbinglah si Kecil supaya kesalahannya bisa diperbaiki. Namun, Anda tidak boleh menggunakan kekerasan untuk mendisiplinkan anak.
Ada banyak cara atau teknik yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola pengasuhan positif. Berikut adalah ide-ide yang patut untuk dicoba.
Setiap anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Maka dari itu, cobalah jadi panutan yang baik bagi mereka.
Salah satu prinsip dari positive parenting adalah mendisiplinkan anak untuk menjadi baik dan hormat terhadap sesama. Maka dari itu, tunjukan sikap ini di rumah supaya si Kecil dapat mencontohnya.
Ada kalanya perilaku buruk anak tak terelakkan. Jika hal ini terjadi, jangan memberikan mereka hukuman. Sebaliknya, cobalah menjadi kreatif saat mendisiplinkan mereka.
Contoh pengasuhan positif ini dapat dilakukan dengan cara mengajak anak berdiskusi mengenai perilaku buruknya. Hal ini dipercaya bisa membantu anak untuk belajar dan memperbaikinya.
Pola pengasuhan positif adalah metode pola asuh yang berjangka panjang. Hasilnya tidak akan didapatkan dalam waktu singkat atau secara instan. Maka dari itu, jika anak berperilaku buruk di rumah, hadapilah dengan sabar.
Dengan kesabaran dan bimbingan dari Anda, anak-anak akan mulai menunjukkan perilaku yang lebih positif ke depannya.
Disiplin adalah salah satu kunci dari metode pengasuhan positif. Itulah sebabnya Anda perlu menetapkan batasan yang harus dipatuhi oleh anak.
Jelaskan bahwa akan ada konsekuensi yang harus dihadapi jika anak melanggar batasan tersebut. Pastikan bahwa peraturan dan batasan ini konsisten dan selalu dipatuhi setiap waktu.
Cara menerapkan pola pengasuhan positif selanjutnya adalah memberikan anak kesempatan untuk belajar dari kesalahannya.
Misalnya, saat anak merusak mainannya, jangan terlalu cepat membelikannya mainan baru. Biarkan ia berusaha untuk memperbaiki mainannya supaya bisa belajar dari kesalahannya.
Menerapkan positive parenting memang tidak mudah. Jangan cepat menyerah dan ingatlah bahwa ada banyak manfaat yang baik untuk anak dan keluarga.
Pola pengasuhan positif akan memperkuat hubungan antara anak dan orangtua. Sebab, metode ini dapat meningkatkan rasa saling percaya antara Anda dan si Kecil.
Komunikasi menjadi salah satu kunci penting dari positive parenting. Tujuan utama dari pendekatan pola asuh ini adalah mencari jalan untuk berkomunikasi dengan anak lewat cara yang positif dan mengedepankan tindakan, ketimbang cara negatif atau keras.
Dikutip dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, prinsip pengasuhan positif dipercaya bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Pasalnya, pengasuhan positif dipercaya bisa memberikan si kecil kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan sikap mandiri, hingga disiplin.
Terlebih lagi, tidak ada tekanan, intimidasi, serta rasa takut di dalam prinsip pengasuhan positif. Inilah yang membuat positive parenting bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Ternyata, pengasuhan positif dalam keluarga juga dinilai bisa mendeteksi kelainan pada tumbuh kembang anak.
Sebab, pola asuh ini memungkinkan orangtua untuk menjadi lebih peka terhadap setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
Sehingga, jika ada gangguan pada tumbuh kembang anak, orangtua bisa mendeteksinya sedini mungkin dan melakukan tindakan intervensi untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Salah satu fokus utama dari positive parenting adalah menerapkan perilaku positif, kepercayaan, dan komunikasi. Berbagai faktor ini dipercaya mampu meningkatkan harga diri dan kebahagiaan anak.
Selain itu, pola pengasuhan positif juga menuntut orangtua untuk mencari solusi yang lebih positif daripada menghukum anak.
Sehingga, anak-anak lebih merasa bahagia dan memahami bahwa kesalahan di dalam hidup dapat menjadi kesempatan mereka untuk belajar.
Dengan terus membimbing anak dengan cara-cara yang positif, positive parenting diyakini ampuh untuk mengurangi perilaku buruk pada anak. Ditambah lagi, cara positif yang Anda lakukan untuk menghukum akan mudah diterima oleh anak sehingga mereka bisa mulai berperilaku baik.
Di dalam pengasuhan positif, Anda dilarang untuk melakukan kekerasan dalam mendisiplinkan anak. Kekerasan malah bisa memicu anak bersikap agresif di kemudian hari.
Sebaliknya, orangtua diminta untuk mencari solusi yang lebih positif. Metode ini dipercaya bisa membantu anak untuk belajar mencari solusi positif dari permasalahannya dan menjauhi kekerasan.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pola asuh otoriter adalah gaya pengasuhan yang paling ketat dan keras. Hal tersebut bisa menyebabkan anak takut berpendapat, kurang merasa kasih sayang, dan tidak merasa bahagia.
Disleksia adalah gangguan belajar yang paling sering terjadi, menyebabkan anak kesulitan membaca atau mengingat sesuatu. Tanda anak jika terkena disleksia yaitu kesulitan mengenali huruf dan mengejanya. Jika anak Anda terkena disleksia, berkonsutasilah pada psikolog anak.
Supaya anak tidak lagi berak di celana saat beraktivitas di dalam maupun luar rumah, terdapat sejumlah cara efektif yang bisa dicoba, seperti mengatur jadwal buang air besar (BAB), tetap tenang menghadapi anak, hingga mengenali ciri-ciri anak ingin BAB.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved