Skizofrenia paranoid adalah perasaan cemas dan rasa takut yang berlebihan akibat delusi. Selain medikasi, penderita skizofrenia dapat mengikuti psikoterapi.
3.48
(21)
18 Apr 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penderita skizofrenia paranoid mengalami kecemasan dan rasa takut akibat delusi
Table of Content
Skizofrenia paranoid sebenarnya adalah istilah yang sama dengan skizofrenia. Namun, paranoid yang ditonjolkan lebih spesifik. Penderita skizofenia paranoid menunjukkan sifat delusi (keyakinan yang tidak tergoyahkan dari sesuatu yang tidak benar atau tidak berdasarkan realita). Penderita skizofrenia paranoid memiliki kecurigaan yang tidak beralasan mengenai orang-orang sekitarnya.
Advertisement
Penderita skizofrenia paranoid mengalami kecemasan dan rasa takut akibat delusi yang dialami. Mereka akan memiliki kesulitan untuk memilah antara yang nyata dan tidak nyata. Hal ini dapat merusak hubungan penderita skizofrenia paranoid dengan teman dan keluarganya.
Saat penderita skizofrenia paranoid mulai percaya bahwa orang-orang di sekitarnya akan melukainya, penderita akan mulai mengisolasi dirinya. Tidak jarang juga mereka enggan keluar dari rumah. Terkadang penderita juga dapat mengalami halusinasi seperti mendengar suara-suara.
Ada suatu stereotip di masyarakat yang mengaitkan kekerasan dengan penderita skizofrenia. Sebenarnya penderita tidak akan melakukan kekerasan kecuali ketika merasa terancam dan marah. Biasanya kekerasan dan kemarahan yang dialami oleh penderita skizofrenia paranoid hanya ditunjukkan di rumah dan kepada keluarga saja.
Gejala yang ditimbulkan bisa sangat bermacam-macam. Berikut beberapa gejala skizofrenia paranoid:
Baca juga: Ciri-ciri Paranoid atau Parno Ini Tandai Adanya Gangguan Kepribadian
Penyebab dari gangguan skizofrenia paranoid belum diketahui secara pasti. Banyak pendapat yang menyebutkan, skizofrenia paranoid dapat dipengaruhi oleh faktor genetik karena bisa diturunkan dalam keluarga. Namun, tidak semua anggota keluarga yang memiliki kerabat yang mengalami skizofrenia paranoid juga akan menderita gangguan tersebut.
Selain faktor genetik, terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang dapat mengalami gangguan skizofrenia paranoid, yaitu:
Penderita skizofrenia paranoid harus mendapatkan penanganan khusus dari dokter dan ahli kesehatan mental. Penderita dapat diberikan obat-obatan untuk mengatasi delusi dan halusinasi yang dialami. Penanganan dengan medikasi baru akan terasa sekitar tiga sampai enam minggu. Beberapa medikasi baru akan menunjukkan efeknya saat 12 minggu sudah berlalu.
Selain medikasi, penderita skizofrenia dapat mengikuti psikoterapi. Salah satunya adalah terapi perilaku kognitif yang dapat membantu penderita untuk memisahkan delusi maupun halusinasi yang dialami dengan kenyataan.
Bila skizofrenia paranoid sudah parah, biasanya penderita akan dirujuk untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Jika teman atau kerabat Anda menderita skizofrenia paranoid, Anda tidak perlu takut atau menjauhinya. Anda tetap dapat berteman dan membantu penderita untuk mengatasi gangguan skizfrenia paranoid yang dialami. Terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan, yaitu:
Baca juga: Ini Kombinasi Cara Menghilangkan Paranoid
Pengertian, kesabaran, dan dukungan dari Anda sangat dibutuhkan oleh penderita skizofrenia paranoid untuk dapat menangani gangguan yang dialami. Anda juga dapat mencari tahu lebih banyak lagi mengenai gangguan skizofrenia paranoid untuk dapat membantu penderita.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar paranoid dan ketakutan yang lain, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Selain fobia, terdapat gangguan kecemasan lain yang dikenal sebagai agoraphobia. Ciri khas utama dari penderita agoraphobia adalah rasa cemas atau mudah panik yang membuatnya malu di depan umum.
Social bubble adalah kelompok orang yang sepakat untuk membatasi interaksi sosial hanya untuk bertemu satu sama lain. Di dalamnya, bisa terdiri dari anggota keluarga, teman, tetangga, atau rekan kerja.
Ada manfaat menyendiri yang baik bagi kesehatan mental seperti meningkatkan empati hingga merangsang kreativitas. Pastikan Anda punya waktu untuk sendiri setiap hari.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved