ISPA pada anak adalah gangguan saluran pernapasan bagian atas yang terjadi akibat infeksi virus atau bakteri. Anak-anak yang mengidap penyakit ISPA bisa mengalami pilek hingga faringitis.
30 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
ISPA lebih umum terjadi pada anak-anak
Table of Content
ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang meliputi hidung, tenggorokanm hingga kotak pita suara atau laring. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lebih rentan terjadi pada anak-anak. ISPA pada anak umumnya disebabkan virus atau bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas.
Advertisement
Common cold (pilek) atau faringitis merupakan penyakit ISPA anak yang sering terjadi. Saat menderita penyakit ini, anak dapat merasakan berbagai gejala yang mengganggu.
Sebagai orangtua, Anda tentunya harus memahami masalah ini supaya bisa mengambil tindakan yang tepat.
Penyebab ISPA pada anak umumnya adalah infeksi virus, seperti influenza, rhinovirus, adenovirus, hingga respiratory syncytial virus (RSV). Namun, sebagian kasus ISPA dapat disebabkan infeksi bakteri, misalnya Streptococcus grup A .
Anak bisa terserang ISPA ketika terpapar percikan air liur (droplet) dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Hal ini menyebabkan virus atau bakteri penyebab ISPA terhirup anak.
Bersentuhan tangan dengan orang yang terinfeksi atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi droplet tanpa mencuci tangan juga bisa menjadi penyebab penyakit ISPA pada bayi dan anak.
Pasalnya, ketika anak menyentuh hidung, mulut, atau matanya, kuman dari tangan bisa masuk dan menginfeksi tubuh mereka. Apalagi sistem kekebalan tubuh anak belum terbentuk dengan sempurna.
Oleh sebab itu, sebaiknya Anda menjauhkan anak dari orang-orang yang sedang sakit.
Setelah memahami penyebab ISPA anak, Anda juga harus mengenali gejalanya. Patogen yang berbeda memerlukan waktu yang bervariasi, mulai dari masuk ke dalam tubuh hingga saat timbulnya gejala.
Adapun gejala ISPA pada anak yang umum terjadi, di antaranya:
Gejala lain yang kurang umum terjadi, yaitu napas bau, penurunan indra penciuman, pegal-pegal, mual, muntah, atau diare.
Tanda-tanda ISPA pada balita ataupun anak-anak tentu tidak boleh diabaikan. Gejala ini biasanya berlangsung selama 1-2 minggu.
Ciri-ciri ISPA pada bayi atau balita umumnya disertai dengan rewel, menangis terus, dan nafsu makan menurun.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ISPA adalah infeksi terhadap virus atau bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas.
Adapun jenis-jenis ISPA yang umum terjadi pada anak, di antaranya:
Pilek atau common cold dapat terjadi ketika virus menginfeksi hidung, sinus, atau tenggorokan anak.
Saat terkena pilek, anak akan mengalami hidung tersumbat dan meler, lesu, bersin-bersin, sakit tenggorokan, hingga sakit kepala ringan. Tak jarang, anak juga bisa mengalami demam ringan dan penurunan nafsu makan.
Pilek merupakan jenis ISPA yang sering terjadi pada anak. Kondisi ini biasanya berlangsung sekitar 10 hari sampai benar-benar sembuh.
Sinusitis adalah pembengkakan pada rongga sinus yang terletak di sekitar mata dan hidung. Kondisi ini terjadi ketika virus atau bakteri masuk dari saluran pernapasan atas sehingga menyebabkan pembengkakan yang menyumbat sinus.
Gejala ISPA pada anak ini dapat menyebabkan nyeri di sekitar pipi, mata, atau dahi; hidung tersumbat; indra penciuman berkurang; keluarnya lendir hijau atau kuning dari hidung; rewel; hingga nafsu makan berkurang.
Radang amandel atau tonsilitis juga sering menimpa anak-anak. Amandel merupakan dua kelenjar kecil yang berada di belakang tenggorokan. Penyakit ISPA pada anak ini dapat disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri.
Radang amandel pada anak ditandai dengan amandel yang membengkak, sakit tenggorokan, demam, batuk, sakit kepala, lesu, sakit telinga, dan bau mulut. Kondisi ini juga membuat anak sulit menelan sehingga kerap tidak mau makan.
Faringitis adalah peradangan pada selaput lendir yang melapisi bagian belakang tenggorokan. Kondisi ini biasanya disebabkan infeksi virus, tetapi terkadang dapat terjadi akibat infeksi bakteri streptokokus grup A.
Radang tenggorokan lebih sering dialami oleh anak berusia 5-15 tahun. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan yang parah, sulit menelan dan berbicara, sakit telinga, kelenjar getah bening yang terasa lembut di leher, serta amandel bengkak.
Laringitis adalah pembengkakan atau peradangan pada kotak suara. Sama halnya dengan amandel, kondisi ini juga dapat terjadi akibat infeksi virus dan bakteri. Laringitis dapat berlangsung selama 1-2 minggu.
Gejala ISPA pada anak ini meliputi suara serak atau hilang, batuk terus-menerus, sering berdehem, sakit tenggorokan, demam, dan tidak nafsu makan. Terkadang, anak juga mengalami kesulitan bernapas.
Baca Juga
Jika anak menunjukkan tanda-tanda dari salah satu kondisi di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, segera periksakan anak ke dokter apabila:
Jika telah terjadi komplikasi ISPA pada anak, seperti pneumonia atau bronkitis yang mempengaruhi paru-paru, maka kondisi tersebut harus segera ditangani dokter.
ISPA pada anak yang disebabkan virus biasanya bisa sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus.
Sementara, penyakit ISPA pada anak akibat bakteri biasanya memerlukan penanganan yang lebih spesifik.
Untuk membantu proses pemulihan, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:
Ketika terkena ISPA, berikan anak cairan yang cukup agar terhindar dari bahaya dehidrasi. Anda bisa memberikan air putih yang dapat membantu mengencerkan dahak agar mudah dikeluarkan saat batuk sehingga pernapasan menjadi lebih lega.
Selain itu, Anda juga dapat memberi sup hangat, kaldu, atau air lemon hangat yang dicampur madu. Namun, jika anak berusia di bawah 1 tahun, hindari memberinya madu karena bisa memicu botulisme (keracunan serius akibat bakteri).
Pastikan anak beristirahat dengan cukup agar bisa segera pulih. Anda harus menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidurnya. Atur lampu kamar redup dan tidak ada kebisingan sehingga anak bisa tidur dengan nyenyak.
Anda juga dapat memberikan bantal tambahan agar anak bisa bernapas lebih mudah. Selain itu, meletakkan humidifier (pelembap udara) di kamar anak dapat membantu mengatasi hidung tersumbat yang mengganggu.
Untuk meredakan gejala ISPA pada anak, Anda dapat menggunakan semprotan saline hidung. Semprotan ini mengandung garam yang dapat membantu mengencerkan lendir penyebab hidung tersumbat. Namun, pastikan Anda menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
Obat-obatan juga mungkin diperlukan untuk meredakan gejala ISPA pada anak, misalnya paracetamol untuk meredakan demam ataupun obat batuk khusus anak. Akan tetapi, pastikan Anda mengikuti petunjuk penggunaan yang tepat.
Sementera itu, dokter akan memberikan obat antibiotik untuk mengatasi ISPA akibat bakteri. Obat ISPA pada anak ini harus digunakan sesuai resep yang diberikan oleh dokter. Sebab, jika diberikan sembarangan bisa menjadi tidak efektif.
Apabila ISPA tidak kunjung sembuh atau semakin memburuk, segera bawa si kecil ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan penanganan yang tepat untuk anak Anda.
Pertanyaan tentang ISPA yang kerap muncul adalah seputar pencegahannya. Berikut adalah cara mencegah ISPA pada anak yang dapat dilakukan agar terhindar dari masalah tersebut:
Bagi Anda yang ingin bertanya lebih lanjut seputar ISPA pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Masa inkubasi Covid-19 umumnya terjadi dalam waktu 1 hingga 14 hari. Kebanyakan orang mulai mengalami gejala setelah 5 hari terpapar virus corona.
Infeksi saluran kemih (ISK) pada ibu hamil rentan terjadi karena perubahan kondisi fisik dan hormon. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya kekurangan asupan cairan.
Gejala coronavirus atau COVID-19 dan flu bisa memiliki gejala yang hampir sama jika tidak segera diperiksa. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved