Otot tegang adalah kondisi cedera otot yang terjadi karena adanya peregangan berlebihan. Gejqala otot tegang yang paling umum adalah pembengkakan, memar, dan kemerahan di area yang cedera.
Ditinjau secara medis oleh dr. Indra Wijaya
26 Agt 2023
Otot tegang terjadi karena otot mengalami peregangan berlebihan
Table of Content
Otot tegang merupakan kondisi cedera otot yang terjadi karena otot mengalami peregangan yang berlebihan akibat aktivitas fisik. Selain peregangan yang berlebihan, otot tegang juga dapat disebabkan adanya kerusakan pada tendon.
Advertisement
Secara umum, hal ini terjadi akibat tekanan dan aktivitas berat yang lebih dari biasanya. Kerusakan ini dapat berupa robekan sebagian atau robekan secara keseluruhan pada serabut otot dan tendon yang menempel pada otot.
Robekan otot juga dapat merusak pembuluh darah kecil, menyebabkan pendarahan lokal hingga memunculkan memar dan rasa sakit akibat iritasi ujung saraf di daerah tersebut.
Baca Juga
Cedera otot tegang dapat diamati dengan munculnya gejala-gejala berikut ini:
Biasanya, dokter akan mengambil melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah otot robek sebagian atau seluruhnya. Dengan begitu, akan ditentukan cara pengobatan yang tepat dan sesuai, apakah dengan operasi atau metode pemulihan lain.
Jika dokter mengatakan bahwa tidak ada hal yang serius dan cedera dapat pulih dalam waktu dekat, Anda dapat melakukan perawatan cedera di rumah dengan melakukan langkah P.R.I.C.E.
Cara mengatasi cedera otot dengan metode P.R.I.C.E adalah sebagai berikut:
Pastikan untuk melakukan gerakan yang aman pada bagian tubuh yang cedera untuk menghindari otot yang tegang mengalami cedera lebih lanjut.
Istirahatkan otot yang tegang. Hindari kegiatan yang menyebabkan ketegangan dan aktivitas lain yang membebani bagian tubuh yang cedera.
Cara mengatasi cedera otot lainnya adalah dengan memberikan kompres pada bagian yang terasa nyeri. Kompres bagian tubuh yang cedera dengan es. Cara ini penting sebagai tindakan antiinflamasi dan pereda nyeri yang sangat efektif. Lakukan hingga nyeri dan bengkak hilang.
Gunakan perban untuk menghindari pembengkakan berlebihan pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Ingat, jangan terlalu ketat membungkus agar aliran darah dapat tetap lancar.
Posisikan bagian tubuh yang cedera di area yang tinggi. Cara ini penting untuk mengurangi ketegangan otot.
Setelah itu, pastikan Anda tetap beristirahat dari berbagai aktivitas yang meningkatkan nyeri otot atau membutuhkan kerja keras pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Setidaknya hingga rasa sakit sudah benar-benar tidak lagi dirasakan.
Jika Anda mengalami cedera otot yang cukup parah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan intensif. Selain itu, apabila Anda mendengar suara "pop" saat kecelakaan berlangsung, kesulitan dalam berjalan, muncul pembengkakan, rasa sakit, demam, dan adanya luka terbuka yang signifikan, Anda harus segera mengunjungi bagian gawat darurat rumah sakit.
Menurut ahli, nyeri otot umumnya hanya memengaruhi area tubuh dalam lingkup terbatas. Rasa sakit yang dirasakan pun berawal dari yang terasa ringan dan hanya bisa dirasakan setelah melakukan aktivitas tertentu.
Namun apabila rasa sakitnya sudah tidak tertahankan, berikut beberapa pilihan obat pereda nyeri otot yang perlu Anda diketahui:
Paracetamol atau asetaminofen adalah obat pereda nyeri yang aman untuk digunakan meringankan rasa sakit pada otot. Tak hanya mampu meredakan sakit otot ringan, obat ini pun juga dapat mengurangi demam.
Obat antinyeri golongan NSAID bekerja dengan cara menghalangi enzim siklooksigenase (COX-1 dan COX-2) untuk memproduksi prostaglandin, hormon yang memicu rasa sakit. NSAID bekerja sebagai obat pereda nyeri otot yang disebabkan oleh cedera serta ketegangan (otot keseleo atau terkilir).
Diskusikan dengan dokter atau apoteker mengenai takaran dosis dan aturan pakai yang tepat sesuai kondisi Anda.
Obat COX-2 inhibitor merupakan jenis baru obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). NSAID dapat meringankan rasa sakit dan peradangan dengan cara menghambat enzim yang dikenal sebagai cyclooxygenase-2 (COX-2).
Para peneliti menemukan bahwa golongan obat ini bisa mengurangi rasa nyeri pada otot. Obat-obatan yang termasuk COX-2 inhibitor adalah celecoxib dan etoricoxib.
Kortikosteroid adalah obat anti radang yang umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan kelenjar adrenal yang mengakibatkan tubuh kekurangan hormon steroid.
Kondisi yang sering diobati dengan kortikosteroid antara lain adalah pembengkakan, rasa pegal, dan nyeri otot akibat penyakit autoimun seperti lupus dan arthritis.
Obat ini membutuhkan aturan pakai yang diresepkan dan diawasi oleh dokter karena risiko efek sampingnya dapat berupa kenaikan berat badan, sakit perut, sakit kepala, perubahan suasana hati, dan kesulitan tidur.
Penggunaan kortikosteroid tanpa pantauan dokter juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menipiskan tulang Anda.
Relaksan otot umumnya digunakan sebagai pelengkap obat lain untuk mengatasi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan, kekakuan, serta kejang otot. Obat ini bekerja dengan cara memerintahkan otak untuk mengendurkan otot-otot yang bermasalah.
Obat relaksan otot yang umum untuk mengatasi sakit otot termasuk tizanidine, baclofen, cyclobenzaprine, carisoprodol, dan eperison.
Opioid merupakan penghilang rasa sakit kuat yang biasanya digunakan untuk mengatasi nyeri kronis dan amat parah. Obat nyeri otot ini termasuk golongan obat narkotika yang memerlukan resep dokter dan pemantauan ketat secara berkala.
Opiat bekerja menghalau reseptor rasa sakit di otak serta melepaskan dopamin dalam jumlah besar ke seluruh tubuh untuk menciptakan perasaan tenang. Obat ini juga dapat menetralkan detak jantung dan pernapasan.
Contoh-contoh opioid antara lain:
Efek samping dari opioid meliputi mengantuk berat, mual, sembelit, gatal, detak jantung yang lebih rendah. Anda berisiko mengalami ketergantungan obat jika menggunakan opioid secara rutin dalam jangka waktu yang panjang. Bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi obat ini.
Meskipun dapat disembuhkan, cedera otot tegang juga dapat berisiko jika terjadi terus menerus. Akibatnya, dampak kumulatif bisa terjadi dan menimbulkan efek jangka panjang yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, pastikan Anda selalu melakukan langkah pencegahan agar tidak mengalami otot tegang, seperti:
Advertisement
Ditulis oleh Aby Rachman
Referensi
Artikel Terkait
Cedera pada saat olahraga dapat terjadi pada siapa pun, untuk mencegahnya melakukan pemanasan dapat dipilih. 10 tips ini untuk menghindari cedera saat olahraga.
9 Mei 2019
Lisa Blackpink mengalami neck strain yang membuat otot lehernya tegang dan nyeri. Akibatnya, ia memutuskan tidak melakukan pole dance saat konser di Barcelona untuk bisa pulih lebih cepat.
14 Des 2022
Cara menyembuhkan pergelangan tangan yang terkilir bisa dilakukan dengan metode RICE, menggunakan gips, hingga operasi jika sudah mencapai cedera tingkat 3.
24 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved