Coombs test adalah tes antibodi dalam darah yang dilakukan untuk mendeteksi penyakit seperti anemia hemolitik atau ketidakcocokan golongan darah antara janin dan ibu yang mengandungnya. Ada dua jenis coombs test yang bisa dilakukan, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
10 Apr 2020
Coombs test adalah pemeriksaan antibodi dalam darah untuk deteksi anemia
Table of Content
Coombs test atau tes coombs adalah sejenis tes darah untuk mendeteksi antibodi tertentu yang menyerang sel-sel darah merah. Pada kondisi normal, antibodi sebenarnya berguna untuk menyerang bakteri ataupun virus penyebab penyakit. Namun, saat ada gangguan tertentu di tubuh, antibodi bisa berbalik menyerang sel yang sehat.
Advertisement
Antibodi yang menyerang sel darah merah sehat, akan menyebabkan kondisi anemia dan menimbulkan gejala seperti lemas, sesak napas, pucat, dan tangan serta kaki terasa dingin. Hal ini lah yang berusaha ditemukan pada prosedur tes coombs. Hasil tes tersebut nantinya dapat menjelaskan jenis anemia apa yang Anda derita.
Ada dua tipe coombs test yang bisa dilakukan, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Masing-masingnya, diperuntukkan untuk kondisi yang berbeda. Berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Tes coombs jenis langsung, akan mencari antibodi yang menempel ke sel darah merah.
Pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk memeriksa pasien yang dicurigai terkena anemia hemolitik. Penyakit ini bisa terjadi saat sel darah merah yang ada di tubuh kita, dihancurkan oleh antibodi. Padahal, sel darah merah pengganti belum siap digunaka. Akibatnya, Anda akan mengalami kekurangan sel darah merah (anemia).
Hasil tes tersebut akan menunjukkan apabila sel darah merah memang dihancurkan oleh sistem imun dari tubuh kita sendiri.
Berbeda dengan tes coombs metode langsung, metode tidak langsung bukan mencari antibodi di sel darah merah, melainkan di plasma.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apabila darah yang telah didonorkan, memang benar-benar cocok dengan pasien yang akan menerimanya. Tes tersebut juga dilakukan untuk mencegah kelainan janin akibat gangguan antibodi di tubuh ibu.
Baca Juga
Coombs test adalah pemeriksaan yang dilakukan menggunakan sampel darah. Sehingga untuk melakukannya, petugas akan mengambil sedikit sampel darah menggunakan jarum yang disuntikkan ke pembuluh darah di lengan.
Saat jarum disuntikkan, Anda mungkin akan merasa sedikit nyeri dan akan terlihat sedikit darah keluar. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena proses pengambilan sampel ini tidak membutuhkan banyak waktu.
Sampel darah yang sudah diambil kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Di laboratorium, para petugas akan mencari antibodi yang diduga menjadi penyebab penyakit yang Anda derita.
Sementara itu pada coombs test untuk melihat kecocokan darah antara pendonor dan penerima, akan dilakukan teknik yang berbeda. Petugas medis akan mencampurkan plasma atau serum dari pendonor dengan sel darah merah penerima. Jika cocok, maka darah tersebut aman untuk digunakan.
Pada hasil tes yang normal, akan terlihat bahwa tidak ada gumpalan sel darah merah yang terbentuk. Artinya di dalam sampel darah tidak terdapat antibodi yang dicurigai sebagai penyebab penyakit.
Sementara itu jika hasilnya tidak normal, maka ada kemungkinan Anda menderita penyakit jenis tertentu, seperti berikut ini.
Hasil tes coombs yang tidak normal menunjukkan bahwa berarti di dalam darah Anda, ada antibodi yang menyerang sel-sel darah merah yang sehat. Hancurnya sel darah merah akibat antibodi disebut sebagai hemolisis.
Hemolisis bisa dipicu oleh beberapa kondisi seperti:
Selain penyakit, hemolisis juga bisa disebabkan oleh keracunan obat. Jenis obat yang bisa memicu kondisi ini antara lain:
Jika hasil indirect coombs test tidak normal, maka tandanya ada antibodi tidak normal yang beredar di aliran darah Anda. Antibodi ini bisa menyebabkan sistem imun menganggap sel darah merah yang sehat sebagai musuh. Terutama sel darah merah yang didapatkan dari transfusi darah.
Hal tersebut menandakan erythoblastosis fetalis, yang merupakan suatu kondisi ketidakcocokan darah antara penerima donor dan pendonor, telah terjadi. Selain itu, hasil indirect coombs test juga bisa menandakan adanya anemia hemolitik karena penyakit autoimun maupun keracunan obat-obatan.
Erythoblastosis fetalis juga bisa terjadi pada janin dengan golongan darah yang berbeda dari sang ibu. Sehingga, sistem imun ibu akan menyerang bayi saat proses persalinan.
Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian bagi ibu maupun bayi. Sebagai upaya pencegahan, ibu hamil biasanya akan diinstruksikan untuk menjalani coombs test tidak langsung sebelum proses persalinan.
Baca Juga
Jika dokter merekomendasikan coombs test, maka untuk pembacaan hasil, Anda bisa kembali berkonsultasi dengan dokter yang bersangkutan. Sehingga apabila ternyata hasilnya tidak normal, dokter bisa segera melakukan tindakan yang dirasa perlu untuk mengatasi gangguan kesehatan yang diderita.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Diet golongan darah AB memiliki karakteristik tertentu. Mulai dari makanan yang dikonsumsi hingga pantangan yang harus dihindari.
30 Agt 2020
Selain Anemia, Penyakit ankylosing spondylitis yang memengaruhi tulang belakang juga dapat membuat tubuh menjadi lemas.
4 Jul 2019
Bahaya anemia pada lansia tidak dapat diremehkan, Salah satu contoh bahaya anemia adalah peningkatan risiko kematian, bagi lansia yang memiliki riwayat gagal jantung, dan memiliki kadar hemoglobin yang rendah.
11 Jul 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved