Meltdown adalah reaksi emosional berlebihan dan tak terkendali yang muncul tiba-tiba. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang merasa kewalahan dengan tekanan atau pemicu lainnya.
25 Jul 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Membawa anak ke tempat tenang bisa jadi cara atasi meltdown
Table of Content
Pernah merasa kewalahan saat anak menangis atau mengamuk tanpa henti? Bisa jadi si Kecil mengalami meltdown. Berbeda dengan tantrum, meltdown pada anak bisa lebih ekstrem dan tidak terkendali oleh dirinya sendiri.
Advertisement
Simak ulasan berikut ini untuk mengenali ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasi meltdown pada anak.
Meltdown adalah reaksi emosional berlebihan dan tak terkendali akibat pemicu tertentu. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Berbeda dengan tantrum, meltdown lebih sulit dikendalikan bahkan oleh dirinya sendiri.
Meltdown bisa muncul tiba-tiba akibat merasa kewalahan dengan tekanan atau hal-hal lain yang menjadi pemicu.
Lebih parah, seseorang yang mengalami meltdown bisa bisa tanpa sengaja melukai diri sendiri atau orang lain. Hal ini dikarenakan meltdown dapat membuat seseorang lepas kendali hingga tidak sadar dengan keadaan sekitar, tindakan yang dilakukan, dan konsekuensi atas tindakan tersebut.
Anak-anak yang mengalami meltdown biasanya ditandai dengan ciri-ciri berikut ini:
Perilaku ini akan berhenti saat anak merasa kelelahan dan pemicu meltdown berkurang. Orang tua juga bisa membantu menenangkan dengan menjauhkannya dari situasi yang bisa memicu reaksi emosional atau membawanya ke suasana yang lebih tenang.
Belum dapat diidentifikasi penyebab pasti seseorang mengalami meltdown. Ini bisa berbeda pada tiap individu.
Dikutip dari Child Mind Institute, sebagian besar ahli kesehatan mental percaya bahwa meltdown atau emosi yang meledak-ledak pada anak terjadi akibat kurangnya kemampuan mereka untuk menangani situasi yang menyebabkan emosi negatif.
Beberapa penyebab umum meltdown yang terjadi pada kebanyakan orang antara lain:
Terlalu banyak aktivitas dan tidak dibarengi dengan tidur yang cukup bisa menyebabkan anak kelelahan bahkan kewalahan. Ini bisa membuat si kecil mudah marah, emosional, dan rentan terhadap stres.
Meltdown pada anak juga bisa dipicu oleh rasa lapar. Tidak mengonsumsi cukup kalori dalam satu hari atau telat makan bisa menyebabkan energi rendah, gemetar, susah fokus, hingga sakit kepala.
Kekecewaan bisa terjadi ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Kekecewaan yang intens dan terjadi berulang kali bisa membuat anak mengalami kelebihan emosi, bahkan mengamuk hingga berteriak.
Kemarahan juga bagian dari emosi negatif yang kerap kali membuat anak kehilangan kontrol hingga meledak-ledak. Ini bisa terjadi sebagai akibat dari tekanan atau rasa ketidakadilan yang mereka alami.
Kecemasan merupakan bagian dari emosi negatif yang juga bisa memicu meltdown pada anak. Kecemasan bisa menyebabkan anak panik, stres, hingga tidak memedulikan logika.
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan neurologis yang menyebabkan anak kurang fokus, hiperaktif, dan impulsif. Anak dengan ADHD biasanya kurang fokus, tidak mampu menyelesaikan masalah, dan tidak bisa menolerir kebosanan. Ini bisa memicu emosi yang meledak-ledak.
Anak dengan ADHD juga cenderung memiliki masalah dalam pemrosesan sensori. Ini membuat mereka kewalahan dengan stimulasi yang mereka terima hingga menyebabkan meltdown.
Anak-anak dengan autisme juga rentan mengalami meltdown. Anak autis biasanya cenderung kaku terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga. Perubahan ini bisa memicu emosi dan perilaku mereka.
Lebih lanjut, anak dengan autisme cenderung memiliki keterampilan bahasa dan komunikasi yang kurang. Ini bisa memperparah keadaan saat mereka tidak bisa mengungkapkan keinginannya.
Sama halnya dengan ADHD, anak autis juga biasanya memiliki masalah pemrosesan sensori. Mereka akan merasa kewalahan dan tidak bisa mengontrol diri saat menerima stimulasi tertentu.
Gangguan belajar pada anak bisa membuatnya sangat frustrasi dan mudah tersinggung. Ini bisa memicu gangguan emosi yang meledak-ledak bahkan meltdown pada anak.
BACA JUGA: Penyebab Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua ketika anak mengalami meltdown:
Itulah beberapa hal tentang meltdown yang perlu Anda ketahui. Kondisi ini bisa terjadi pada anak-anak bahkan orang dewasa. Mengenali pemicu bisa menghindarkan Anda dan anak Anda dari kondisi meltdown yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
Tanyakan kepada psikolog atau psikiater terkait hal-hal yang mungkin membuat emosi negatif anak meledak-ledak. Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat banyak cara menghilangkan sifat pemalu yang bisa dicoba, seperti mencari tahu sumber perasaan malu, menyelidiki pemicu rasa malu, hingga belajar untuk senyum.
Terdapat tiga golongan narkotika di Indonesia. Adapun jenis narkoba yang sering disalahgunakan, yaitu morfin, heroin, ganja, kokain, dan LSD. Hal ini bisa menyebabkan ketergantungan hingga kondisi medis serius.
Memiliki anak yang sering bertanya terkadang melelahkan. Namun itu bisa menjadi ciri anak Anda memiliki keingintahuan yang tinggi. Gunakan strategi yang baik untuk menghadapi mereka.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved