logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Sex & Relationship

Bahaya dan Risiko Anal Seks untuk Kesehatan

open-summary

Risiko anal seks bisa menularkan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Bagian anus juga tidak memiliki pelumas alami sehingga rentan terluka dan terjadi infeksi.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

16 Jul 2019

risiko anal seks

Anal seks masuk ke dalam kategori perilaku seks dengan risiko tinggi

Table of Content

  • Alasan anal seks berisiko
  • Bahaya anal seks untuk kesehatan
  • Cara cegah bahaya anal seks
  • Catatan dari SehatQ

Mencoba berbagai posisi saat berhubungan seksual, mungkin bisa menjadi cara agar kehidupan seksual Anda dan pasangan, bisa terus terjaga keharmonisannya. Salah satu cara berhubungan seksual yang mungkin sering terdengar adalah anal seks.

Advertisement

Namun, tahukah Anda, apabila tidak dilakukan dengan proteksi dan cara yang baik, anal seks bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk terjadinya penularan HIV. Maka tidak heran, anal seks termasuk dalam salah satu perilaku seks berisiko tinggi.

Ada berbagai risiko kesehatan akibat anal seks, yang tidak muncul apabila hubungan seksual dilakukan secara vaginal maupun oral.

Alasan anal seks berisiko

risiko anal seks
Anal seks meningkatkan penyebaran virus dan bakteri

Berhubungan seksual adalah hal yang normal dan sehat. Namun, beberapa cara dalam berhubungan seksual juga berisiko memudahkan penularan penyakit atau menyebabkan cedera fisik ataupun trauma emosional. Salah satunya anal seks. Hubungan seksual dengan cara ini paling berisiko menularkan HIV dan penyakit menular seksual sebagai dampak dari anatomi dari anus itu sendiri.

Dinding anus jauh lebih tipis jika dibandingkan dengan dinding vagina. Area tersebut dapat lebih mudah rusak. Hal ini membuat orang yang melakukan anal seks lebih rentan terhadap infeksi.

Selain itu, anus juga tidak bisa mengeluarkan pelumas alami, seperti halnya vagina dan mulut. Kondisi ini membuat berhubungan seks melalui anal akan terasa tidak nyaman, karena gesekan antarkulit yang terjadi. Gesekan tersebut berisiko menimbulkan lecet di kulit.

Baca juga: Makanan untuk Meningkatkan Kualitas Seks

Bahaya anal seks untuk kesehatan

Anal seks bahaya untuk kesehatan
Anal seks bisa menyebarkan virus

Sebagai perilaku seks berisiko tinggi, maka dampak anal seks bagi kesehatan juga perlu lebih diperhatikan. Berikut ini bahaya anal seks yang perlu diwaspadai.

1. Tubuh jadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri

Tipisnya dinding anus dan tidak adanya pelumas alami di dalamnya, membuat anus rentan terluka, apabila dijadikan sebagai organ seksual. Bagian yang terluka tersebut, bisa menjadi pintu masuk bakteri.

Sementara itu, anus merupakan jalan keluar tinja, yang memang mengandung banyak bakteri. Hal ini membuat, bakteri-bakteri yang terdapat di tinja kembali masuk ke kulit, melalui luka di anus.

Akibatnya, orang yang sering melakukan anal seks, berisiko lebih tinggi terkena infeksi di anus, yang disebut abses anus.

2. Meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual

Peningkatan risiko infeksi bakteri juga akan memicu penularan penyakit menular seksual. Beberapa penyakit menular yang dapat lebih mudah ditularkan melalui anal seks di antaranya:

  • Chlamydia
  • Gonorrhea
  • Hepatitis
  • HIV
  • Herpes kelamin

Anal seks juga merupakan cara berhubungan seks yang paling mungkin menularkan HIV, dibandingkan dengan seks secara vaginal ataupun oral.

Pada pasangan yang melakukan anal seks, orang yang berperan sebagai reseptif anal seks, atau yang menjadikan lubang anusnya sebagai penerima penis dari pasangannya, berisiko 13 kali lebih tinggi terkena infeksi HIV.

3. Memperparah wasir

Bagi orang yang sudah memiliki wasir, melakukan anal seks bisa memperparah kondisi. Masuknya penis bisa mengiritasi pembuluh darah di dalam dan di luar rektum yang mengalami wasir.

4. Sulit menahan buang air besar

Orang yang melakukan anal seks dalam jangka waktu yang lama berisiko mengalami komplikasi. Salah satunya kesulitan mengontrol keluarnya tinja dari anus. Sebenarnya, masih banyak perdebatan seputar komplikasi ini.

Ada sekelompok ahli yang kurang setuju. Namun, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa melakukan anal seks bisa meningkatkan risiko seseorang menjadi kesulitan untuk menahan keluarnya tinja. Meski masih belum bisa dipastikan, tidak ada salahnya Anda berjaga-jaga, apabila termasuk sering melakukan anal seks.

5. Menigkatkan risiko fistula

Fistula adalah suatu robekan besar di dinding anus atau rektum yang berlanjut hingga ke organ lain di tubuh. Fistula merupakan suatu kondisi gawat darurat dan harus segera ditangani dengan pembedahan oleh dokter.

Pada orang yang menderita fistula, kotoran yang seharusnya keluar seluruhnya melalui anus bisa masuk ke organ-organ lain di tubuh. Karena tersebut mengandung berbagai bakteri, kotoran yang masuk ke organ lain dapat menginfeksi organ tersebut, dan menimbulkan kerusakan.

Kondisi ini jarang terjadi. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Jadi, Anda tetap perlu waspada.

Cara cegah bahaya anal seks

Cara menurunkan risiko anal seks
Pastikan selalu menggunakan kondom saat anal seks

Agar bisa terhindar dari bahaya anal seks sepenuhnya, cara yang paling efektif adalah tentu dengan tidak melakukan posisi tersebut saat berhubungan seksual.

Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko anal seks yang dapat timbul, tanpa harus menghentikan kebiasaan ini sepenuhnya, seperti menggunakan pelumas, kondom, serta rutin mengonsumsi obat tertentu.

1. Gunakan pelumas atau pelicin

Karena anus tidak bisa memproduksi pelicin secara alami, Anda perlu menggunakan pelicin sebelum melakukan anal seks. Langkah ini untuk mencegah terjadinya gesekan berlebih.

Gunakan pelicin yang berbahan dasar air dan lakukan gerakan secara perlahan sehingga reseptif anal seks tidak merasa kesakitan. Apabila rasa sakit sudah mulai muncul, hentikan gerakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya luka akibat lapisan jaringan di anus yang tipis.

2. Gunakan kondom

Kondom berbahan lateks dinilai efektif untuk mencegah HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Pastikan menggunakan kondom secara tepatdan tidak melepasnya di tengah sesi bercinta.

Jika saat melakukan hubungan seksual, Anda akan berganti posisi dari vagina ke anus, ganti kondom sebelum melakukan perubahan posisi. Tujuannya agar bakteri dari kedua organ tersebut tidak saling tertukar dan menginfeksi masing-masing area.

3. Rutin konsumsi obat

Bagi individu yang rentan tertular HIV atau yang sudah terkena HIV, konsumsi obat secara teratur merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Berikut ini daftar obat yang perlu dikonsumsi oleh individu pada kedua kelompok tersebut.

• PrEP

Orang yang negatif HIV namun berisiko tinggi tertular dapat mengonsumsi obat pre-exposure prophylaxis (PrEP) dalam bentuk pil. Jika dikonsumsi secara teratur, bisa mengurangi risiko tertular HIV hingga 90%.

• PEP

Obat post-exposure prophylaxis (PEP) digunakan untuk mereka yang sudah terpapar virus biarpun masih terbilang negatif. Obat ini berfungsi mencegah penularan kepada orang lain. Berbeda dari PrEP, PEP hanya boleh dikonsumsi satu atau dua kali dalam 28 hari.

• ART

Obat ini ditujukan untuk orang yang memang sudah didiagnosis terinfeksi HIV. Konsumsi obat antiretroviral-therapy atau ART seumur hidup bisa membantu mengurangi jumlah virus HIV di tubuh. Jika jumlah virus berhasil di tekan, risiko penularan pada pasangan pun akan berkurang.

Apabila khawatir telah mengalami dampak anal seks seperti di atas, jangan tunda untuk ke dokter, agar bisa mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Jangan lupa juga untuk senantiasa melakukan langkah-langkah pencegahan secara tepat.

Baca juga: Waspada Gejala Awal HIV, Kenali Ciri-Cirinya

Catatan dari SehatQ

Melakukan anal seks bisa menjadi kepuasan untuk sebagian orang. Namun, Anda perlu mengetahui risiko yang bisa ditimbulkan jika ingin melakukannya. Tetap menjaga komunikasi dengan pasangan karena itu harus dilakukan dengan persetujuan.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar berbagai posisi dalam seks, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

hubungan seksualhubungan seks beresikopenyakit menular seksual

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved