Tidur setelah makan sangat berbahaya untuk kesehatan dan pencernaan tubuh. Anda bisa terkena GERD hingga peningkatan berat badan yang drastis karena makanan sulit dicerna.
4
(13)
14 Apr 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Habis makan timbullah kantuk
Table of Content
Sangat manusiawi ketika Anda merasa ingin tidur setelah makan, terlebih jika porsi yang dikonsumsi cukup besar. Ketika pencernaan mulai bekerja, tubuh akan merasa mengantuk sehingga posisi berbaring atau tidur setelah makan sungguh menggoda. Namun jika dibiarkan, hal ini bisa menimbulkan gangguan pada pencernaan.
Advertisement
Apalagi ada banyak jenis makanan yang mengandung serotonin dan melatonin, hormon yang membuat seseorang mengantuk. Bahkan dalam jangka panjang, kebiasaan tidur setelah makan bisa mengganggu siklus alami tubuh.
Memang benar bahwa tidur setelah makan terasa nyaman pada awalnya. Namun ingat, proses pencernaan hanya akan bekerja optimal ketika seseorang duduk tegak sehingga jalannya makanan akan terbantu oleh gravitasi.
Tidur setelah makan tentunya mengganggu proses cerna dan menyebabkan banyak masalah lain, seperti:
Penderita GERD pasti tahu betul bagaimana rasanya ketika asam lambung naik ke kerongkongan hingga menimbulkan sensasi terbakar. Tak hanya itu, dada juga bisa terasa sesak dan muncul rasa pahit di mulut. Apabila kebiasaan tidur setelah makan dibiarkan, maka GERD bisa menjadi semakin parah.
Jika Anda berharap bisa langsung beristirahat setelah menghabiskan sepiring nasi atau makan camilan tertentu, harapan itu bisa pupus. Contohnya kandungan kafein dalam kopi, teh, minuman bersoda, minuman berenergi, hingga cokelat bisa memicu terjadinya insomnia ketika dikonsumsi berdekatan dengan waktu tidur.
Tak hanya itu, konsumsi jenis makanan dan minuman di atas juga memperbesar keinginan untuk buang air kecil. Dalam jangka panjang, masalah yang bisa terjadi disebut disruptive nocturia yaitu keinginan untuk buang air kecil terus-menerus saat malam hari.
Kebiasaan tidur setelah makan juga bisa menyebabkan mimpi buruk dan merusak kualitas tidur seseorang. Makanan berlemak dan minuman seperti kopi dan alkohol dapat membuat Anda terbangun di tengah malam bahkan mengalami mimpi buruk.
Hal ini terjadi karena makan sebelum tidur meningkatkan metabolisme tubuh. Konsekuensinya, otak menjadi lebih aktif dan memicu munculnya mimpi buruk yang terasa begitu nyata.
Kebiasaan tidur setelah makan yang membuat proses cerna terhambat juga dapat memicu naiknya berat badan. Penelitian dari Nutrition Research tahun 2014 lalu menunjukkan bahwa orang dewasa yang makan larut malam berisiko mengalami kenaikan berat badan karena tingginya asupan kalori.
Masih dari penelitian serupa, di tahun 2019 ini ditemukan bahwa remaja yang kerap makan mendekati waktu tidur memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi. Tak hanya itu, ukuran pinggul mereka pun cenderung lebih besar.
Sering tidur setelah makan juga membuat Anda terkena sleep apnea. Kondisi ini adalah gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur. Pasalnya, asam lambung naik ke atas kerongkongan dan membuat organ pernapasan tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik. Gangguan sleep apnea juga menjadi awal mula penyakit stroke.
Tidak ada yang salah dengan makan atau sekadar mengonsumsi camilan di malam hari. Hanya saja, Anda perlu pintar-pintar mengatur waktunya.
Idealnya, beri jarak antara 2-3 jam setelah makan kenyang hingga waktu tidur. Ini berlaku untuk camilan juga, bukan hanya makan malam berat saja.
Jika benar-benar merasa lapar dan ingin makan saat larut malam, pilih camilan yang mudah dicerna seperti buah-buahan, makanan rendah kalori seperti edamame, dan hindari makanan berlemak.
Makanan berat seperti burger dan pizza hanya akan menambah beban kerja pencernaan Anda.
Bukan hanya perkara kapan waktu yang tepat untuk makan sebelum tidur, namun jenis makanan dan minuman yang masuk ke tubuh saat larut malam juga harus jadi perhatian.
Ada beberapa makanan yang substansinya dapat mengganggu atau justru meningkatkan kualitas tidur. Meminum segelas susu hangat bagi banyak orang justru membuat tubuh rileks dan bisa tidur lebih lelap.
Namun makanan yang terlalu berat dan sulit dicerna membuat pencernaan harus bekerja keras dua kali lipat. Ditambah dengan kebiasaan tidur setelah makan, yang terjadi justru rasa tidak nyaman di perut Anda. Mengonsumsi cokelat, peppermint, dan alkohol bisa memperburuk hal tersebut.
Anda juga bisa mempraktikkan “aturan 15 menit” saat muncul rasa ingin makan sesuatu di malam hari. Kadang, keinginan untuk makan camilan bukan kebutuhan fisik, melainkan hanya emosi dan psikis saja.
Coba minum air dan alihkan fokus dengan melakukan hal lain seperti membaca buku atau mendengarkan podcast. Bisa saja, rasa ingin makan itu hanya muncul sebagai imbas emosi tertentu seperti rasa bosan, stres, atau bahkan sedih.
Jadi, jika ingin menghindari masalah pencernaan dan menjaga kualitas tidur, ada baiknya makan malam – juga camilan malam – dikonsumsi beberapa jam sebelumnya. Pasti tubuh Anda akan berterima kasih atas kedisiplinan meninggalkan kebiasaan tidur setelah makan.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Penyakit pada bayi terjadi akibat daya tahan tubuh dan organ yang belum sempurna. Penyakit ini bisa menyerang semua bagian tubuh pada bayi, termasuk saluran pencernaan hingga kulit kepala
Selain penyakit insomnia, terdapat gangguan tidur lain, yaitu penyakit narkolepsi dan sleeping beauty syndrome. Keduanya memiliki kesamaan yaitu rasa kantuk yang berlebih dan sulit untuk ditahan. Meskipun demikian, terdapat perbedaan di antara keduanya.
Ada sejumlah makanan dan minuman yang bikin cepat tidur. Makanan untuk mengatasi insomnia, seperti kiwi, daging ayam, dan nasi putih bisa dikonsumsi. Teh chamomile dan susu hangat bisa jadi minuman agar cepat tidur.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved