logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

Banyak Anak Mengalami Masalah Mental, Refleksi Berat Hari Anak Indonesia 2023

open-summary

Menurut data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey, sebanyak 34,9% atau 15,5 juta anak indonesia berusia 10-17 tahun memiliki masalah mental. Ironisnya, gangguan yang paling banyak memengaruhi mental anak datang dari keluarga.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

23 Jul 2023

Angka masalah kesehatan mental pada anak Indonesia cukup tinggi

Angka masalah kesehatan mental pada anak Indonesia cukup tinggi

Table of Content

  • Kondisi kesehatan mental anak Indonesia
  • Cara melindungi kesehatan mental anak

Menyambut Hari Anak Nasional 2023 yang mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, banyak muncul pertanyaan, sudahkah anak Indonesia terlindungi dari berbagai ancaman kesehatan? Tidak hanya penyakit fisik, tapi juga mental. Faktanya, saat ini banyak anak Indonesia yang mengalami masalah mental. Sayangnya, sebagian belum menerima penanganan yang sesuai.

Advertisement

Kondisi kesehatan mental anak Indonesia

Dalam data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey yang diterbitkan tahun 2022, disebutkan bahwa sebanyak 34,9% atau 15,5 juta anak Indonesia berusia 10-17 tahun mengalami masalah mental. Sebagian besar dari mereka (26,7%) mengalami gangguan kecemasan, sementara sisanya memiliki masalah terkait pemusatan perhatian atau hiperaktivitas, depresi, stres pascatrauma, hingga masalah perilaku.

Menariknya, jumlah anak yang mengalami masalah mental pada kelompok usia 10-13 tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia 14-17 tahun. Hal ini membuktikan bahwa masalah mental bisa terjadi sejak usia yang sangat dini.

Selain itu, pada survey tersebut juga dilihat dari total anak yang mengalami masalah mental dengan gejala yang mengganggu, sebagian besar memiliki kesulitan untuk berinteraksi atau menghabiskan waktu dengan keluarga.

Karena itu, dapat dilihat bahwa ternyata masih banyak anak yang belum mendapatkan perlindungan dari orang-orang terdekatnya. Padahal, keluarga, terutama orangtua memiliki peran yang krusial untuk menjaga kesehatan mental anak.

Kurangnya kesadaran akan kesehatan mental anak tercermin dari semakin maraknya kasus bullying anak di Indonesia. Berdasarkan data dari studi PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional) tahun 2018, sebanyak 41% pelajar berusia 15 tahun pernah mengalami perundungan setidaknya beberapa kali dalam satu bulan. Sementara itu, 45% anak muda Indonesia berusia 14-24 tahun pernah mengalami perundungan daring atau cyber bullying.

Menurut data yang dituliskan UNICEF, hampir 40% kasus bunuh diri di Indonesia disebabkan oleh perundungan. Dalam beberapa bulan terakhir pun, kasus bunuh diri pelajar cukup banyak diberitakan, salah satunya kasus siswa SD di Banyuwangi yang ditemukan telah merenggut nyawanya sendiri karena depresi akibat sering diejek oleh teman sebaya.

Baca Juga: Berbagai Cara Mencegah Bullying yang Efektif

Cara melindungi kesehatan mental anak

Memastikan anak sehat secara fisik dan mental merupakan tanggung jawab banyak pihak, terutama orangtua. Dengan mental yang sehat, buah hati akan bisa berkembang secara optimal.

Untuk melindungi kesehatan mental anak, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan, di antaranya:

1. Jadi pendengar yang baik

Peran orangtua yang penting untuk dijalankan adalah menjadi pendengar yang baik untuk anak. Jangan ragu untuk menanyakan perasaan buah hati. Semakin sering orangtua berbincang dengan anak mengenai hal yang sedang dirasakan, baik itu emosi positif hingga negatif, maka anak akan terbiasa terbuka dengan orang-orang terdekatnya.

Saat anak mengungkapkan perasaannya, orangtua harus mendengarkan baik-baik. Dengan begitu, anak paham bahwa ada orang terdekat yang akan menjadi pendengar setianya.

2. Jangan remehkan perasaan anak

Masih banyak orangtua yang mengerdilkan perasaan anak, karena masalah yang dihadapi dianggap sepele untuk ukuran orang dewasa. Padahal, daya tangkap dan cara anak mengolah masalah tentu berbeda dari orang dewasa.

Ketika anak bercerita mengenai masalahnya, tanggapi hal tersebut dengan serius. Buat anak merasa divalidasi dan jangan remehkan perasaan anak. Dengan begitu, buah hati akan merasa dihargai.

3. Aktif terlibat dalam keseharian anak

Pelajari hal yang menjadi kesukaan anak dan tunjukan pada mereka bahwa kamu juga tertarik akan hal tersebut atau setidaknya mendukung ia dalam mengerjakan hobinya. Langkah ini akan membantu orangtua untuk semakin mengenal buah hatinya, sehingga bisa mendeteksi masalah pada diri anak secara cepat dan tepat.

4. Dukung anak ketika mengalami kesulitan

Bantu anak menghadapi masalahnya dengan cara yang baik dan cobalah untuk mengerti perasaan anak. Bantu mereka mengerti asal masalah dan perasaan negatif yang dirasakan. Tunjukkan kasih sayang sebagai orangtua ketika anak sedang memiliki masalah.

5. Lakukan rutinitas positif

Membentuk rutinitas yang positif di rumah adalah salah satu cara melindungi kesehatan mental anak yang efektif. Orangtua bisa menerapkan kebiasaan makan sehat dan olahraga teratur yang bisa diikuti anak. Selain itu, tidur yang cukup juga sangat berpengaruh pada kesehatan mental.

Melindungi kesehatan mental anak bukan hanya sebatas usaha mencegah, tapi juga mengobati. Jika orangtua merasa melihat gejala gangguan mental pada anak seperti menjadi lebih murung atau tertutup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater.

Advertisement

gangguan mentalkesehatan mentalstrestumbuh kembang anakbullyinggangguan kecemasan

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved