Puasa Syawal memberikan masa transisi untuk menjaga sistem pencernaan setelah sebulan berpuasa. Ibadah ini juga bisa menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
4 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Lanjut puasa lagi setelah lebaran
Table of Content
Puasa Syawal atau puasa 6 hari setelah lebaran biasanya dilakukan oleh sejumlah umat Islam. Meskipun puasa ini bersifat sunnah alias tidak wajib dilakukan, ternyata ada beberapa manfaat puasa Syawal untuk kesehatan yang bisa Anda dapatkan.
Advertisement
Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama (NU) Online, mengacu pada hadits shahih riwayat Imam Muslim, barang siapa yang berpuasa selama enam hari di bulan Syawal setelah berpuasa di bulan Ramadan akan mendapatkan pahala seperti berpuasa satu tahun penuh.
Selain itu, menjalankan puasa Syawal bisa menjadi bentuk syukur kita kepada Allah atas anugerah dan rizki yang melimpah selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Melakukan puasa kembali setelah lebaran tentunya bisa meningkatkan level kesehatan. Berikut manfaat menjalankan puasa selama enam hari pada bulan Syawal:
Seperti manfaat puasa pada umumnya, salah satu manfaat puasa Syawal adalah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Southern Califormia yang tertarik mempelajari kaitan antara puasa dan daya tahan tubuh seseorang.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa rasa lapar selama puasa dapat memicu sel-sel induk dalam tubuh memproduksi sel darah putih baru yang melawan infeksi. Mereka menyebut puasa sebagai ‘pembalik sakelar regeneratif’ yang mendorong sel induk menciptakan sel darah putih baru.
Penciptaan sel darah putih baru inilah yang membuat regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh terjadi. Hal ini pun mampu melindungi tubuh sekaligus menyingkirkan bagian-bagian dari sistem tubuh yang mungkin rusak, tua, atau tidak efisien selama berpuasa.
Manfaat puasa Syawal berikutnya adalah mencegah timbulnya gangguan pencernaan. Selama bulan Ramadan, sistem pencernaan dikondisikan untuk bekerja lebih lambat dari biasanya karena ada perubahan pola makan.
Begitu masuk hari raya lebaran, pola makan kembali normal sehingga umat Islam dapat kembali makan 3 hari sekali. Hal inilah yang dapat berisiko menyebabkan gangguan pencernaan.
Supaya sistem pencernaan tidak kaget, dibutuhkan masa transisi yang biasanya memakan waktu antara 3 hari hingga 1 minggu. Maka dari itu, puasa Syawal selama 6 hari dinilai bermanfaat untuk mengendalikan masa transisi tersebut.
Saat hari raya Idul Fitri, sebagian orang mungkin mengonsumsi makanan yang berminyak, berlemak, dan mengandung tinggi gula. Dengan menjalankan puasa Syawal, tubuh dapat mengendalikan gula dan lemak yang masuk sehingga membantu mengontrol pola makan Anda.
Tak sedikit orang yang menjalankan puasa karena ingin menurunkan berat badan. Pada dasarnya, berpuasa memang dapat membuat kita makan lebih sedikit.
Kadar insulin di tubuh akan menurun saat berpuasa, tetapi. kadar hormon pertumbuhan dan norepinefrin akan meningkat. Hal ini yang dapat memicu tubuh untuk memecah lemak dan menggunakannya sebagai sumber energi.
Berpuasa juga dapat meningkatkan metabolisme sehingga tubuh akan membakar lebih banyak kalori. Apabila Anda justru mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi gula saat berbuka puasa, keinginan menurunkan berat badan sulit diwujudkan.
Menjalani puasa Syawal juga dipercaya dapat menurunkan risiko penyakit diabetes melitus tipe 2. Pasalnya, berpuasa dapat mengendalikan insulin dan membantu penurunan berat badan. Kedua faktor ini dinilai memiliki hubungan erat dengan penyakit diabetes.
Manfaat puasa Syawal selanjutnya adalah meningkatkan kesehatan jantung. Para peneliti mengungkapkan bahwa berpuasa dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar trigliserida, yang semuanya baik bagi jantung Anda.
Sebuah studi yang dilakukan pada hewan uji mengungkapkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat. Selain itu, manfaat puasa juga dapat mengurangi risiko kemunculan penyakit berbahaya, seperti Alzheimer, Parkinson, dan stroke.
Rutin berpuasa, termasuk puasa Syawal, diyakini dapat mengendalikan kadar insulin dan meredakan peradangan atau inflamasi dalam tubuh. Keduanya merupakan faktor biologis yang telah lama dikaitkan dengan terbentuknya sel kanker.
Baca juga: Pilihan Olahraga Saat Puasa yang Bisa Dijalani
Sudah mempersiapkan diri untuk menjalani puasa Syawal setelah lebaran?
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Donor darah saat puasa bisa membuat Anda rentan pingsan jika tidak dipersiapkan dengan baik. Agar tidak lemas setelah donor, pastikan makan sahur yang sehat dan tinggi zat besi.
Obat bau mulut yang alami, seperti teh hijau, susu, apel hingga jeruk bisa Anda dapatkan dengan mudah. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kepercayaan diri menurun.
Buka puasa minum es yang rasanya manis bisa berbahaya karena kandungan pemanis tersebut bisa memicu lendir di tenggorokan dan memicu radang.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved