Sea buckthorn adalah tanaman yang dipercaya memiliki manfaat untuk kulit dan kesehatan, seperti mengatasi eksim, menyembuhkan luka, hingga mengontrol kadar gula darah.
7 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sea buckthorn adalah tanaman herbal yang buahnya berwarna jingga.
Table of Content
Mengonsumsi buah-buahan yang mengandung antioksidan dipercaya sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan kulit Anda dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Salah satu buah kaya antikosidan yang bisa dicoba adalah sea buckthorn (Hipphophae rhamnoides).
Advertisement
Sea buckthorn adalah tanaman herbal yang memiliki buah berbentuk bulat dan berwarna jingga. Karena rasanya manis, buahnya sering diolah menjadi selai, kue, dan minuman.
Tidak hanya itu, buah yang tumbuh di pegunungan Himalaya ini kerap diekstrak menjadi suplemen yang dinilai bermanfaat bagi kulit dan kesehatan tubuh.
Dilansir dari Very Well Health, sea buckthorn mengandung berbagai macam antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, hingga antosianin. Tidak heran kalau tanaman ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan tradisional.
Sebelum mencobanya, simak dulu berbagai manfaat sea buckthorn dan bukti-bukti ilmiahnya.
Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Nutritional Biochemistry, suplemen sea buckthorn dapat dikonsumsi sebagai obat dermatitis atopik (salah satu jenis eksim).
Di dalam penelitian tersebut, 49 pasien dermatitis atopik diminta untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung sea buckthorn oil setiap hari selama empat bulan. Hasilnya, gejala dermatitis atopik dapat mereda.
Meski begitu, studi terbaru yang dirilis dalam Cochrane Library menyatakan bahwa suplemen sea buckthorn tidak menawarkan manfaat apa pun dalam pengobatan eksim.
Maka dari itu, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter sebelum mencoba suplemen sea buckthorn untuk mengatasi eksim.
Sea buckthorn juga diyakini mampu mempercepat proses penyembuhan luka di kulit. Sebuah studi yang dirilis dalam jurnal Food and Chemical Toxicology mengungkapkan bahwa sea buckthorn oil bisa mempercepat proses penyembuhan luka pada tikus.
Walaupun demikian, masih dibutuhkan studi lanjutan pada manusia untuk membuktikan klaim tersebut.
Paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan dapat merusak kulit. Salah satu cara untuk mencegah kerusakan akibat sinar UV adalah mengoleskan sea buckthorn oil.
Pada sebuah studi hewan uji yang dimuat dalam International Journal of Molecular Medicine, sea buckthorn oil mampu mengurangi peradangan setelah kulit terpapar oleh sinar UV. Sehingga, kerusakan kulit akibat sinar matahari dapat diredam.
Para ahli di dalam studi tersebut percaya bahwa manfaat sea buckthorn untuk menjaga kulit dari sinar UV berasal dari kandungan asam lemak omega-3 dan 7-nya.
Kandungan vitamin C milik sea buckthorn dinilai mampu membantu mengobati jerawat. Sebab, vitamin C yang dikandungnya memiliki senyawa antiradang yang bisa mengurangi kemerahan dan pembengkakan pada jerawat. Terlebih lagi, vitamin C diaggap bisa menghilangkan bekas luka jerawat.
Walaupun terdengar menjanjikan, masih dibutuhkan riset yang secara spesifik menjabarkan manfaat sea buckthorn untuk jerawat.
Daripada menggunakan sea buckthorn, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter kulit agar diberikan resep obat-obatan jerawat yang efektivitasnya sudah terbukti.
Lewat sebuah studi yang dirilis dalam European Journal of Clinical Nutrition, sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa sea buckthorn mampu mengontrol kadar gula darah dan menjaga tubuh dari diabetes tipe 2.
Di dalam studi tersebut, 10 partisipan yang sehat dengan berat badan normal diminta untuk mengonsumsi makanan beserta buah sea buckthorn. Hasilnya, lonjakan kadar gula darah dapat dicegah setelah mereka makan.
Dikutip dari Healthline, minyak sea buckthorn dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh karena mengandung flavonoid.
Flavonoid adalah senyawa tumbuhan yang dinilai ampuh meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.
Di dalam tes tabung yang dimuat dalam jurnal Food and Public Health pada 2012, minyak sea buckthorn terbukti mampu mencegah perkembangan bakteri Escherichia coli (E. Coli).
Sayangnya, belum ada studi yang memadai pada manusia untuk memperkuat berbagai klaim di atas.
Berbagai senyawa yang dikandung sea buckthorn, seperti flavonoid dan antioksidan, dianggap bisa membantu melawan sel kanker. Selanjutnya, ada quercetin, salah satu jenis flavonoid yang dipercaya bisa membunuh sel kanker.
Tidak hanya itu, kandungan antioksidan seperti karotenoid dan vitamin E yang dimiliki sea buckthorn jua dianggap bisa menjaga tubuh dari kanker.
Akan tetapi, lagi-lagi belum ada studi pada manusia yang mendukung klaim di atas.
Baca Juga
Mengonsumsi buah sea buckthorn dalam porsi yang tidak berlebihan dianggap aman dan tidak mengundang efek samping.
Namun, belum ada penelitian yang bisa membuktikan keamanan mengonsumsi ekstrak sea buckthorn. Inilah pentingnya Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum mencobanya.
Di samping itu, jika Anda menderita tekanan darah rendah, gangguan perdarahan, atau akan menjalani operasi, sebaiknya jangan mengonsumsi sea buckthorn sebelum mendapat izin dari dokter.
Ibu hamil, anak-anak, dan orang-orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga disarankan untuk tidak mengonsumsinya sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kandungan buah nanas yang kaya akan vitamin dan mineral memberikan banyak khasiat. Manfaat buah nanas untuk kesehatan di antaranya adalah mencegah peradangan hingga kanker.
Manfaat daun mint untuk wajah mampu melembapkan kulit, mengobati jerawat, hingga mencerahkan kulit. Tertarik memperoleh khasiat ini?
Selain membantu kinerja kelenjar tiroid, iodin juga bermanfaat untuk mencegah tubuh dari paparan radiasi. Akan tetapi, banyak orang tidak sadar kebutuhan tubuh mereka akan iodin.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved