Rhodiola rosea adalah tanaman adaptogen yang diyakini berkhasiat untuk kesehatan psikologis. Rhodiola juga berpotensi untuk melawan sel kanker dan mengendalikan diabetes.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
10 Mei 2021
Rhodiola rosea biasanya dikonsumsi dalam bentuk teh maupun suplemen
Table of Content
Rhodiola (Rhodiola rosea) adalah tanaman yang tumbuh di daerah pegunungan berhawa dingin di Eropa dan Asia. Memiliki julukan akar emas, akar herbal ini dianggap sebagai adaptogen. Artinya, akar Rhodiola membantu tubuh beradaptasi lebih baik dalam menghadapi stres setelah dikonsumsi.
Advertisement
Rhodiola diyakini sebagai herbal yang kaya manfaat, dengan kandungan kuncinya yaitu rosavin dan salidroside. Tak heran, rhodiola kini banyak dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Ketahui apa saja manfaat rhodiola.
Berikut ini beberapa manfaat Rhodiola rosea untuk kesehatan:
Rhodiola telah lama dikenal sebagai tanaman adaptogen. Artinya, rhodiola mengandung senyawa yang membantu meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres – atau membantu tubuh untuk lebih ‘kuat’ dalam mengendalikan stres.
Dalam sebuah studi yang dimuat dalam Phytotherapy Research, konsumsi ekstrak rhodiola setelah tiga hari dapat mengendalikan gejala stres, seperti kelelahan dan kecemasan. Perbaikan kondisi tersebut berlangsung selama riset dilaksanakan.
Rhodiola juga dilaporkan dapat mengendalikan gejala burnout, kondisi yang sering terjadi beriringan dengan stres kronis.
Tak hanya mengikis rasa stres, Rhodiola rosea dilaporkan memiliki efek antidepresan dengan menyeimbangkan neurotransmitter di dalam otak. Ketidakseimbangan senyawa otak tersebut memang diyakini berpengaruh terhadap risiko seseorang mengalami depresi.
Sebuah riset pernah dilakukan dengan membandingkan efek Rhodiola rosea dengan obat antidepresan sertraline. Dalam riset tersebut, ekstrak Rhodiola rosea maupun sertraline dilaporkan sama-sama berpengaruh terhadap penurunan gejala depresi setelah dikonsumsi selama 12 minggu.
Walau begitu, ahli pada studi tersebut menyimpulkan efek rhodiola sebenarnya kalah dibandingkan efek sertraline. Namun, menariknya, Rhodiola rosea dilaporkan memiliki efek samping yang lebih sedikit.
Sifat adaptogenik dalam Rhodiola rosea dilaporkan dapat mengikis rasa lelah. Rasa lelah sendiri memang memiliki banyak faktor penyebab, seperti stres, rasa cemas, dan kurang tidur.
Menurut sebuah studi tahun 2017, konsumsi 400 mg rhodiola per hari selama delapan minggu dapat meredakan kelelahan dan stres, serta turut memperbaiki mood, konsentrasi, dan kualitas hidup.
Tak hanya untuk kesehatan psikologis, Rhodiola rosea juga dilaporkan berefek positif untuk performa fisik.
Dalam beberapa studi yang sudah dilakukan ahli, rhodiola dilaporkan dapat meningkatkan performa latihan dengan menurunkan perceived exertion, yakni sensasi seseorang dalam merasakan seberapa keras tubuh mereka bekerja saat berolahraga.
Walau menarik penggunaanya dalam latihan, Rhodiola rosea cenderung tidak memberikan efek pada kekuatan otot (power).
Konsumsi suplemen Rhodiola rosea dikaitkan dengan perbaikan kinerja dan fungsi otak. Dalam studi yang sudah pernah dilakukan, rhodiola membantu menurunkan kelelahan mental serta meningkatkan performa dalam menyelesaikan pekerjaan.
Konsumsi Rhodiola rosea juga meningkatkan motivasi belajar serta memperbaiki pola tidur. Walau menarik, konsumsi suplemen Rhodiola rosea tentu harus didiskusikan dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai.
Potensi khasiat menarik lain yang ditawarkan rhodiola yakni mengontrol diabetes. Dalam sebuah studi pada hewan, Rhodiola rosea berpotensi untuk menurunkan gula darah dengan menunjang perpindahan glukosa ke sel.
Karena studi tersebut masih dilakukan pada hewan, studi pada manusia tentu diperlukan untuk menguatkan temuan tersebut dan penggunaannya harus didiskusikan dengan dokter.
Rhodiola rosea mengandung senyawa yang disebut salidroside. Salidroside pun mulai dikaji ahli dan diyakini memiliki sifat antikanker. Di beberapa studi uji tabung, dilaporkan bahwa salidroside dapat menghambat pertumbuhan sel kanker usus besar, payudara, hati, dan kandung kemih.
Walau menarik, riset pada manusia diperlukan untuk mengonfirmasi temuan-temuan di atas.
Secara umum, suplemen Rhodiola rosea aman dikonsumsi dan bisa ditoleransi dengan baik. Walau begitu, Anda tentu disarankan untuk berdiskusi dengan dokter sebelum mencoba suplemen ini.
Harap diingat, suplemen rhodiola bukanlah pengganti pengobatan medis yang tengah dijalani. Anda tetap harus mengonsumsi obat yang diresepkan dokter sesuai dosis.
Dalam mencari suplemen Rhodiola rosea, pilihlah produk yang mencantumkan kadar standar senyawa dalam herbal ini – yaitu 3% rosavin dan 1% salidroside. Pastikan Anda membeli produk suplemen yang memiliki izin edar di Indonesia.
Baca Juga
Rhodiola rosea adalah herbal yang dilaporkan berkhasiat untuk melawan stres, mengurangi gejala depresi, hingga meningkatkan fungsi otak. Rhodiola tersedia dalam bentuk suplemen yang penggunaanya sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
Apabila masih memiliki pertanyaan terkait Rhodiola rosea, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi herbal terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Mythomania adalah gangguan mental yang membuat penderitanya suka berbohong tanpa terkendali. Kenali faktor penyebab dan cara mengatasinya
18 Okt 2019
Sadarkah Anda, berdebat di media sosial ternyata berpotensi mengganggu kesehatan mental hingga keinginan bunuh diri? Oleh karena itu, manfaatkanlah medsos sebijak mungkin.
3 Agt 2023
Minuman pembersih paru-paru antara lain teh hijau, air jahe, kopi, dan air kunyit. Minuman-minuman tersebut kaya akan bahan-bahan yang dapat menangkal penyebab penyakit di paru-paru dan menjaga organ ini tetap bersih.
18 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved