Curcuma bisa membantu melindungi lambung, mencegah peradangan, hingga menurunkan kolesterol. Di penelitian yang dilakukan pada hewan uji, konsumsi kapsul berisi temulawak selama empat minggu, terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan lemak.
4.67
(3)
13 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Makanan yang mengandung curcuma antara lain kunyi dan temulawak
Table of Content
Curcuma sebenarnya adalah nama dari genus atau kelompok spesies tumbuhan rempah. Jenis tumbuhan dari genus curcuma yang paling populer adalah kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb).
Advertisement
Keduanya mengandung suatu senyawa menyehatkan yang disebut sebagai curcumin. Curcumin inilah yang dapat memberikan berbagai khasiat untuk tubuh, mulai dari melindungi lambung dari kerusakan, mencegah peradangan, hingga menurunkan kolesterol.
Baik temulawak maupun kunyit kaya akan manfaat bagi kesehatan berkat kandungan curcumin. Berikut ini manfaat mengonsumsi curcumin yang bisa Anda dapatkan.
Temulawak mengandung antioksidan seperti flavonoid, fenol, dan curcumin yang bisa melindungi lambung dari kerusakan.
Flavonoid dapat membantu mengurangi keluarnya zat asam dan pepsinogen dalam lambung. Sementara itu, curcumin bisa mencegah proses inflamasi atau peradangan yang terjadi di lambung.
Gabungan kedua komponen tersebut membuat rempah yang satu ini dianggap berpotensi dijadikan sebagai pencegah keruskan mukosa (permukaan lunak) lambung.
Pada penelitian yang dilakukan pada hewan uji, konsumsi kapsul berisi temulawak selama empat minggu, terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan lemak.
Proses peradangan alias inflamasi sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh untuk melawan bakteri, virus, jamur, maupun komponen lain yang bisa memicu penyakit di tubuh. Itulah sebabnya, saat terjadi infeksi, kita biasanya mengalami demam.
Demam ini adalah hasil dari “peperangan” sistem imun tubuh melawan patogen penyebab penyakit.
Dalam jangka pendek, mekanisme peradangan ini sangat bermanfaat bagi tubuh. Namun jika peradangan terus menerus terjadi, ini tidak hanya akan membunuh patogen, tapi juga sel sehat yang ada di tubuh.
Saat peradangan terjadi berkepanjangan, berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, sindrom metabolik, dan Alzheimer dapat dialami.
Curcumin, memiliki sifat antiinflamasi yang kuat sehingga, bisa mencegah terjadinya peradangan kronis yang berkepanjangan.
Antioksidan berpotensi mencegah paparan radikal bebas berlebih yang dapat memicu terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif adalah biang kerok di balik berbagai masalah kesehatan dan juga penuaan dini.
Antioksidan bisa didapatkan dari berbagai sumber alami, seperti buah, sayur, dan rempah-rempah. Curcumin merupakan salah satu komponen yang memiliki sifat antioksidan yang tinggi.
Salah satu penyebab utama terjadinya penyakit jantung adalah kerusakan pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini, dapat dicegah dengan konsumsi curcumin karena komponen herbal ini bisa meningkatkan fungsi pembuluh darah jantung.
Selain itu, sifat antioksidan dan antiperadangan yang dimiliki curcumin juga berperan dalam pencegahan penyakit jantung.
Curcumin dianggap dapat membantu mencegah terjadinya kanker dan juga mencegah kanker yang sudah terbentuk, berkembang menjadi kondisi yang lebih parah.
Rempah yang satu ini dinilai dapat berkontribusi dalam membunuh sel-sel kanker, mencegah terbentuknya pembuluh darah baru pada tumor (yang dalam bentuk ganas mengandung sel kanker), serta mengurangi risiko terjadinya metastasis atau penyebaran sel kanker ke organ lain di luar lokasi kemunculan awalnya.
Hingga saat ini, memang belum ada penelitian yang menyatakan curcumin bisa dijadikan sebagai obat utama kanker. Oleh karena itu, ujii coba lebih lanjut masih perlu dilakukan.
Penyakit Alzheimer dengan kepikunan sebagai gejala utamanya, adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Sehingga, pencegahan menjadi satu-satunya cara agar bisa terhindar dari kerusakan otak ini.
Penyakit ini bisa muncul akibat tingkat inflamasi yang tinggi serta stres oksidatif. Oleh karena itu, mengonsumsi curcumin yang memang memiliki kemampuan untuk melawan kedua mekanisme ini, dianggap bisa mencegah Alzheimer.
Perlu diingat, meski kunyit dan temulawak bisa memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan, Anda sebaiknya tidak menggunakannya sebagai pengobatan utama dalam mengatasi penyakit, kecuali jika memang sudah berkonsultasi dengan dokter.
Menjadikan kunyit dan temulawak sebagai pengobatan pendamping dapat dilakukan, juga dengan saran dari dokter.
Baca Juga
Secara umum, rempah dari kelompok curcuma seperti kunyit dan temulawak, aman untuk dikonsumsi. Namun, jika terlalu banyak, bukan tidak mungkin akan muncul efek samping seperti mual, sakit perut, dan pusing.
Kunyit, secara khusus bisa membuat darah lebih encer. Oleh karena itu, untuk Anda yang mengonsumsi obat darah tinggi secara teratur, jangan gunakan kunyit sebagai pengobatan kecuali sudah berkonsultasi dengan dokter.
Sementara itu, konsumsi temulawak tidak disarankan untuk orang dengan penyakit gangguan hati ataupun kantung empedu. Sebab, rempah ini bisa meningkatkan produksi cairan empedu yang dapat berujung memperparah kondisi.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang manfaat kunyit, temulawak, maupun bahan herbal lain dari sisi kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Manfaat bunga tapak dara sayang untuk Anda lewatkan. Mulai dari meredakan mata yang bengkak, menurunkan kadar gula pada penderita diabetes, hingga kanker bisa didapatkan.
Manfaat daun ubi jalar untuk kesehatan memang belum banyak diketahui orang. Mulai dari meringankan nyeri haid hingga menyehatkan jantung.
Daya tahan tubuh yang baik adalah salah satu kunci untuk mencegah penularan Covid-19. Untuk mendapatkan imun yang baik, ada cara tradisional yang bisa dicoba seperti minum jamu dan pijat akupresur.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved