Makan makanan pedas bisa menambah nafsu makan. Selain itu, makanan pedas juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan menurunkan kolesterol jahat karena mengandung capsaicin.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
5 Jan 2022
Manfaat makan pedas tidak hanya meningkatkan sistem imun tubuh, tapi juga meningkatkan libido.
Table of Content
Sebagian besar orang Indonesia menyukai makanan pedas, baik itu lauk dengan olahan cabai atau makan nasi pakai sambal. Ternyata makan makanan pedas tidak hanya menggugah selera, tapi juga memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh. Makan cabe yang pedas bisa membuat panjang umur hingga mengatasi peradangan.
Advertisement
Cabai adalah bumbu dapur yang paling sering ditemukan di dapur orang Indonesia. Dengan cabai, Anda bisa membuat olahan makanan pedas atau sambal sebagai teman makan nasi.
Lantas, apa yang membuat makanan pedas bermanfaat untuk kesehatan? Jawabannya adalah capsaicin, zat aktif yang secara alami paling banyak terdapat di dalam cabai.
Capsaicin jugalah yang memberikan rasa pedas pada menu makanan Anda.
Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa Anda dapat kalau suka makan serba pedas:
Dalam penelitian Harvard dan China National Center, terbiasa makan pedas atau sambal satu kali per hari 6-7 hari, bermanfaat menurunkan angka kematian hingga 14%.
Menurut para peneliti di Cleveland Clinic, orang yang makan pedas secara teratur 26% lebih kecil dan 23% lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyakit jantung atau kanker.
Orang yang suka makan pedas juga ditemukan memiliki 25 persen penurunan risiko kematian dari sebab apa pun.
Salah satu alasan di balik temuan ini adalah karena cabai menghasilkan capsaicin yang memiliki sifat antioksidan, antiradang, antitumor, dan antimikroba. Semua sifat ini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh Anda.
Namun, makanan pedas bukan obat mujarab untuk mencegah risiko kematian akibat penyakit.
Kunci utamanya adalah menjaga pola hidup sehat dengan makan sehat dan olahraga rutin.
Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa makan makanan pedas seperti jintan, kayu manis, kunyit, paprika, atau cabai, bermanfaat melancarkan metabolisme.
Capsaicin bekerja dengan meningkatkan konsumsi oksigen dan meningkatkan suhu tubuh. Hal ini membuat pembakaran kalori cenderung jadi lebih banyak dari normalnya.
Studi menunjukkan bahwa asupan capsaicin secara teratur dapat meningkatkan defisit kalori, menekan nafsu makan, dan membantu pembakaran lemak yang berkaitan dengan penurunan berat badan.
Sementara satu studi menemukan bahwa kunyit dapat menekan pertumbuhan jaringan lemak pada tikus.
Meski begitu, Anda tetap perlu melakukan aktivitas fisik rutin dan mengatur pola makan untuk bisa menurunkan berat badan secara optimal.
Seperti yang dijelaskan di atas, capsaicin (zat pembuat rasa pedas dari cabai) memiliki sifat antiradang.
Begitu pula zat curcumin dalam kunyit, rempah lainnya yang sering digunakan dalam makanan pedas.
Sifat antiradang kurkumin dinilai berpotensi untuk melawan radikal bebas dalam tubuh serta mengurangi peradangan pada persendian.
Selain itu, dalam pengobatan tradisional Ayurvedic, jahe dan bawang putih juga memiliki sifat anti-peradangan yang telah digunakan sejak berabad silamt untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti arthritis, masalah autoimun, sakit kepala, hingga rasa mual.
Orang yang mengonsumsi cabai cenderung mempunyai kadar kolesterol jahat (LDL) lebih rendah, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.
Capsaicin menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi akumulasi kolesterol dalam tubuh, meningkatkan proses pemecahan kolesterol, serta meningkatkan pembuangan kolesterol lewat feses.
Temuan sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2014 di Journal of Agriculture and Food Chemistry juga berkesimpulan serupa.
Para peneliti dari Chinese University of Hong Kong menemukan bahwa capsaicin menurunkan kadar kolesterol darah dan memblokir gen yang membuat arteri menegang.
Arteri yang kaku dapat meningkatkan risiko penyumbatan darah yang berbahaya.
Bahkan, manfaat makanan pedas ini tak hanya datang dari cabai. Makan makanan pedas yang diolah dari rempah-rempah juga punya manfaat untuk memecah lemak dalam makanan sehingga lebih mudah dicerna. Ini dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Mengutip dari Penn Medicine, ada penelitian terbaru yang menemukan bahwa makan makanan pedas seperti cabai, menurunkan risiko kematian sebanyak 13% akibat penyakit jantung dan stroke.
Beberapa penelitian menyebutkan, makanan pedas dapat mengurangi risiko penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.
Siapa sangka jika salah satu manfaat makan makanan pedas dapat membantu melawan sel kanker?
Capsaicin dalam cabai dilaporkan berpotensi memperlambat pertumbuhan sel kanker dan menghancurkannya.
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa capsaicin, senyawa pedas dalam cabai, bisa dengan sukses menghentikan metastasis kanker paru-paru.
Namun, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat ini pada manusia.
Rempah seperti jintan dan kunyit telah terbukti memiliki sifat antioksidan dan antimikroba yang kuat.
Membiasakan makan makanan pedas yang terbuat dari rempah-rempah ini kemungkinan dapat bermanfaat untuk membantu melawan bakteri jahat dalam tubuh.
Saat Anda makan makanan pedas, capsaicin akan langsung pada reseptor di saluran cerna.
Dari situ, akan terbentuklah zat kimia yang disebut sebagai anandamide. Anandamide adalah senyawa alami yang diproduksi tubuh untuk mengurangi peradangan pada saluran pencernaan, seperti akibat kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
Capsaicin juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mikrobioma dalam usus. Mikrobiom adalah bakteri dan mikroba baik yang berperan membantu sistem kekebalan tubuh untuk menjaga saluran pencernaan.
Baca Juga
Bolehkah makan pedas setiap hari? Penelitian menunjukkan bahwa orang merasa lebih cepat kenyang setelah makan makanan pedas. Bagi sebagian orang, ini adalah hal yang positif karena nafsu makan jadi berkurang.
Namun, sebaiknya Anda tidak makan pedas atau mengonsumsi cabaisetiap hari.
Terlebih kalau Anda mempunyai lambung yang lemah. Terlalu sering makan pedas bisa memicu gangguan pencernaan dan luka pada lambung.
Agar Anda bisa merasakan manfaat dari makan makanan pedas, sebaiknya memang tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Berikut adalah beberapa akibat atau penyakit yang disebabkan oleh makanan pedas:
Heartburn atau rasa panas terbakar di dada yang terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Alasannya adalah karena makanan pedas dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan mulas.
Cabai mengandung capsaicin, yang menurut penelitian menyebabkan pengosongan lambung jadi tertunda.
Hal ini dapat meningkatkan produksi cairan asam sehingga justru memicu refluks.
Makanan pedas seringkali juga mengandung bawang dan lemak yang dapat menyebabkan mulas.
Salah satu gangguan pencernaan yang bisa terjadi karena terlalu banyak makan sambal adalah diare.
Kemungkinan besar, capsaicin mengiritasi lapisan lambung atau usus, sehingga memberikan efek pencahar pada sebagian orang.
Selain gangguan pencernaan, makan makanan pedas secara berlebihan juga bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan juga membuat pita suara meradang.
Tidak hanya mengiritasi tenggorokan, makanan pedas juga bisa membuat kerusakan yang lebih parah karena memicu refluks asam.
Akibat makan pedas berlebihan lainnya adalah tukak lambung (gejala maag). Sebab, asupan capsaicin secara berlebihan bisa mengikis lapisan mukosa dan menyebabkan peradangan. Lama kelamaan, dinding lambung bisa terluka.
Kondisi ini bisa mengakibatkan beberapa gejala, seperti sakit perut, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
Gastritis terjadi saat mukosa yang melapisi lambung mengalami peradangan. Gastritis bisa mengakibatkan gejala seperti muntah, diare, mual, demam, sakit kepala, hingga BAB berdarah.
Terlalu sering makan pedas atau makan cabai ternyata dilaporkan dapat meningkatkan risiko penyakit demensia. Demensia adalah sebuah sindrom yang menyebabkan penurunan fungsi otak.
Studi dalam jurnal Nutrients melibatkan 4.852 responden keturunan Tionghoa berusia di atas 55 tahun yang diminta sering-sering makan cabai. Peneliti menemukan, orang yang makan cabai lebih dari 50 gram sehari berisiko dua kali lebih tinggi mengalami demensia.
Namun, ini bukanlah hubungan sebab-akibat langsung. Masih butuh penelitian lanjutan mengapa kebiasaan makan pedas bisa menyebabkan demensia.
Baca Juga
Menjadi hal yang wajar kalau setelah konsumsi makanan pedas, Anda mengalami sensasi ‘terbakar’. Bahkan, ada sebagian orang yang mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut.
Berikut adalah beberapa cara mendinginkan perut setelah makan pedas, yaitu:
Untuk menenangkan atau meredakan perut yang panas atau terasa sakit, coba minum teh peppermint atau chamomile.
Senyawa antiinflamasi di dalamnya dapat membantu otot perut kembali rileks, sehingga mengurangi rasa sakit.
Jahe bermanfaat untuk mengobati sakit perut dan mulas karena kandungan antiinflamasi di dalamnya.
Anda bisa langsung mengunyahnya dalam potongan kecil, minum air rebusan jahe, atau mengulum permen jahe.
Kompres perut dengan menggunakan heating pad atau handuk yang direndam dalam air hangat. Cara ini bisa membantu mengendurkan otot serta mengurangi sensasi panas.
Selain itu, sebaiknya hindari minum susu saat Anda sakit perut akibat makan makanan pedas.
Susu memang bermanfaat untuk meredakan pedasnya sambal di area mulut.
Akan tetapi, susu juga memperburuk gejala sakit perut karena merangsang asam.
Sesuatu yang menyehatkan juga bisa merugikan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Seperti makanan pedas, karena bisa mengakibatkan gangguan pencernaan dan penyakit lainnya.
Maka dari itu, janganlah berlebihan dalam mengonsumsi makanan pedas.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai manfaat makan pedas bagi kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Sarapan pagi mungkin sering dilewatkan. Padahal, ada sejumlah manfaat sarapan pagi untuk kesehatan tubuh, termasuk menyehatkan jantung
19 Nov 2019
Cara membersihkan kulkas perlu diterapkan dengan benar. Pasalnya, kondisi kulkas yang bersih dan berisi makanan sehat dikatakan baik untuk mendukung pola makan yag sehat juga. Bagiamanakah langkah-langkahnya?
15 Apr 2020
Makanan kemasan biasanya mengandung lebih banyak garam, gula, dan lemak. Jika berlebihan, risiko penyakit kronis akan meningkat, seperti jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
10 Mar 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved