Laki-laki yang menangis sering dianggap lemah dan cengeng. Anggapan ini justru dapat melukai kesehatan mental. Padahal, menangis adalah hal normal bagi setiap orang, tak peduli apa pun gendernya. Laki-laki yang kerap diajari untuk tidak menunjukkan tangisannya berisiko menganut toxic masculinity.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
16 Agt 2021
Laki-laki menangis merupakan hal yang normal sebagai bentuk luapan emosi
Table of Content
“Masa laki-laki menangis?” Ungkapan ini kerap sekali kita dengar sejak anak-anak. Bukan hanya orang tua, lingkungan sekitar juga mendidik anak laki-laki agar tidak mudah menangis.
Advertisement
Laki-laki yang mudah menangis, sama saja cengeng. Buruknya lagi, image payah dan lemah juga melekat kepada pria yang mudah menangis.
Apa penyebab anggapan ini muncul? Simak ulasan lengkapnya berikut ini
Sejak dulu, kaum laki-laki kerap kali didoktrin untuk tidak menangis. Kalau ketahuan menangis, cap lemah mungkin akan langsung melekat. Tak peduli apa penyebab menangis di baliknya.
Pola pikir itu kemudian terbawa hingga dewasa. Tak heran, pria mungkin lebih memilih menahan tangis dan sedih yang dirasakan. Tujuannya, untuk menghindari stigma masyarakat.
Larangan tak tertulis ini rupanya muncul akibat pengaruh budaya.
Fiona Forman, seorang penulis sekaligus trainer dalam psikologi positif terapan menjelaskan hal ini. Budaya dominan yang ada di masyarakat amat mengutamakan ketangguhan emosional dan pengendalian diri pada pria.
Laki-laki akan dipandang lemah atau tidak jantan ketika mereka mengekspresikan emosi mereka, khususnya dalam bentuk tangisan. Inilah yang membuat laki-laki jadi lebih sulit menangis dibandingkan wanita.
Lebih jauh, kondisi ini bisa menjadi benih munculnya toxic masculinity.
Menahan emosi secara terus-menerus bisa memiliki dampak negatif pada perkembangan psikologi pria. Kurang terbuka, menutup diri, bahkan depresi menjadi beberapa di antaranya.
Baca Juga
Peneliti dari Clark University dan Boston University mengatakan, laki-laki yang menangis sangatlah normal.
Menangis adalah ekspresi emosional yang sehat. Mereka juga menyarankan untuk mengubah pola pikir yang berbasis gender.
Maskulinitas tidak dinilai dari menangis atau tidak. Akan tetapi, bersikap baik dan menghormati orang lainlah yang membuat seorang pria menjadi gentlemen.
Berangkat dari sana, penting juga bagi orang dewasa untuk mengubah pola pikir ini. Terlebih untuk para orang tua dalam mendidik anak laki-lakinya.
Setiap orang perlu menyadari bahwa kecemasan adalah hal yang amat lumrah dialami manusia, tak peduli apa gendernya.
Orang tua perlu menyadari bahwa tak masalah jika anak laki-laki menangis, karena jatuh dan berdarah, misalnya.
Contoh lain, para perempuan dewasa juga perlu mengerti bahwa pria memiliki masalahnya sendiri. Masalah yang mungkin melewati batas toleransinya, sehingga membuatnya marah, bahkan menangis.
Pemahaman itulah yang nantinya akan menghapus stigma laki-laki menangis adalah lemah.
Baca Juga
Telah sedikit disinggung sebelumnya, menahan tangis bisa berdampak negatif bagi perkembangan psikologis seseorang. Dalam kasus ini, laki-laki.
Padahal, sudah banyak penelitian yang mengkaji mengenai manfaat menangis bagi kesehatan.
Menangis dapat membantu menenangkan diri dan melepaskan emosi yang muncul. Ini membuat sebagian beban dan tekanan batin yang dirasakan sedikit release.
Menangis juga diketahui mengeluarkan beberapa hormon yang yang membantu mengatur suasana hati, seperti oksitosin, endorfin, dan hormon penghilang stres.
Dengan demikian, beberapa manfaat yang Anda rasakan setelah menangis, antara lain:
Selain itu, menangis juga dianggap sebagai bentuk keterikatan dengan orang lain. Pelampiasan emosi ini mendorong ikatan dan dukungan dari teman serta keluarga.
Sebuah studi yang dimuat dalam Journal Psychology of Men & Masculinity meneliti tentang kesehatan mental dan menangis pada sekelompok pemain bola.
Studi itu menyebutkan, pemain sepak bola yang menangisi hasil permainan diketahui memiliki penghargaan diri (self esteem) yang lebih tinggi.
Sebaliknya, saat menahan tangis, emosi yang seharusnya diekspresikan melalui air mata malah tertahan.
Akibatnya, terjadi proses kimia dalam tubuh (seperti hormon) yang kemudian terpengaruh. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak pada fungsi (fisiologis) tubuh.
Salah satu akibat terus menahan emosi dalam jangka panjang bagi kesehatan fisik adalah tekanan darah naik (hipertensi).
Ya, salah satu faktor yang membuat seseorang berisiko terkena hipertensi adalah stres.
Baca Juga
Memang, laki-laki menangis adalah kondisi yang amat normal. Meski demikian, dalam beberapa kasus tertentu, ada kalanya menahan tangis diperlukan.
Hal ini tentu tidak hanya berlaku bagi laki-laki, tapi juga wanita. Beberapa pekerja publik yang kerap menyentuh ranah kemanusiaan kerap harus melakukannya. Mereka dituntut untuk tetap bersikap profesional demi keselamatan publik.
Misalnya saja, prajurit perang, tenaga medis di daerah konflik atau bahkan di tengah pandemi seperti ini. Kestabilan emosi dibutuhkan untuk menjaga situasi yang mungkin sudah genting.
Menangis adalah luapan emosi yang sangat wajar, entah itu untuk laki-laki maupun perempuan. Menangis menjadi salah satu cara mengatasi stres yang bisa Anda lakukan.
Bahkan, menahannya terlalu sering dapat menjadi bumerang. Tak hanya masalah psikologis, menahan emosi bisa berdampak pada kesehatan Anda.
Perubahan pola pikir ini penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. Jika selama ini, Anda terlalu sering menahan emosi dan mulai mengalami masalah kesehatan yang tak bisa dijelaskan secara medis, Anda mungkin perlu mempertimbangkan konsultasi ke ahlinya.
Anda bisa berkonsultasi dengan psikiater ataupun psikolog untuk membantu mengatasi masalah yang tengah Anda alami.
Anda mungkin juga bisa berkonsultasi secara online dengan bertanya langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Annisa Nur Indah
Referensi
Artikel Terkait
Energi positif sebaiknya selalu Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengendalikan emosi Anda. Cara meredakan stres lewat energi positif bisa melalui musik, buku, ataupun meditasi.
10 Des 2020
Manfaat sosialisasi bagi kesehatan, antara lain : memberi dampak positif pada fungsi otak, bangun pola hidup lebih sehat, mengurangi stres, dan menjaga kesehatan mental.
16 Agt 2019
Andropause merupakan kondisi mirip menopause yang terjadi pada pria. Meski demikian, tidak semua pria akan mengalami andropause. Bagaimana ciri-cirinya?
9 Okt 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved