Kandungan jambu biji yang dapat membantu penderita DBD adalah flavonoid jenis kuersetin. Zat tersebut dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri, sehingga dapat mencegah pendarahan akibat rusaknya trombosit.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
30 Mei 2019
Masyarakat telah terbiasa mengonsumsi jus jambu, ketika mengalami DBD.
Table of Content
Penularan demam berdarah dengue (DBD) kembali marak terjadi. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini, menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat saat musim hujan tiba. Pasalnya, tidak hanya menyebabkan demam, pada tahapan yang parah, DBD juga dapat berujung pada kematian.
Advertisement
Untuk mengatasi DBD, selain dengan pengobatan oleh dokter, sejak lama masyarakat Indonesia telah mengenal jambu biji sebagai alternatifnya. Lalu, benarkah manfaat jus jambu untuk DBD dapat dibuktikan secara ilmiah? Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga
Penderita DBD biasanya mengalami penurunan kadar trombosit dalam darah. Jika jumlah trombosit dalam darah terus turun hingga di bawah 20.000/mikroliter, maka kondisi ini dapat memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh, seperti pendarahan spontan yang sulit dihentikan.
Karena itu, mempertahankan nilai trombosit dalam batas normal merupakan hal yang penting dilakukan. Jumlah trombosit yang normal berkisar antara 150.000/mikroliter hingga 450.000/mikroliter.
Jambu biji telah lama dipercaya dapat membantu menaikkan nilai trombosit pada penderita DBD. Umumnya, penderita mengonsumsinya dalam bentuk jus.
Apakah jus jambu merah bisa menaikan trombosit? Kandungan jambu biji yang dipercaya dapat membantu penderita DBD adalah flavonoid jenis kuersetin. Zat tersebut disebut dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri. Dengan begitu, tingkat serangan virus di tubuh juga dapat berkurang. Berkurangnya tingkat serangan virus, akan mencegah pendarahan akibat rusaknya trombosit.
Selain dimanfaatkan dalam bentuk jus, bagian jambu yang juga dapat dimanfaatkan untuk membantu mengobati DBD adalah daunnya. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat membantu untuk menghambat pertumbuhan virus dengue.
Selain itu, air rebusan daun jambu juga diyakini bisa membantu menghambat terjadinya pendarahan pada penderita DBD. Air rebusan tersebut dipercaya berpotensi meningkatkan jumlah trombosit menjadi 100.000/mikroliter, dalam jangka waktu 16 jam.
Meski konsumsi jus jambu biji untuk DBD dipercaya dapat membantu, pengobatan oleh dokter tetap menjadi langkah utama yang harus dilakukan. Jika Anda terkena DBD, umumnya dokter akan menyarankan Anda banyak minum untuk menghindari dehidrasi karena muntah-muntah dan demam tinggi.
Untuk mengatasi rasa nyeri yang timbul di tubuh karena penyakit ini, dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri seperti asetaminofen. Perlu diingat bahwa obat pereda nyeri seperti aspirin dan ibuprofen perlu dihindari, karena dapat mengencerkan darah dan meningkatkan risiko pendarahan.
Semakin cepat perawatan untuk DBD dimulai, maka kesempatan untuk sembuh juga semakin baik. Jika Anda merasa mengalami gejala DBD seperti mual, demam tinggi, nyeri di persendian tubuh dan muncul bercak-bercak merah di kulit, segera periksakan diri ke dokter.
Mengonsumsi jus jambu untuk DBD memang dipercaya bisa membantu. Meski begitu, Anda tetap perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya, serta gunakanlah pilihan ini secara bijak dan tidak berlebihan.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Cara mencegah banjir di antaranya adalah membuang sampah pada tempatnya, menanam lebih banyak pohon di sekitar rumah, rutin membersihkan selokan, hingga menambah lahan penyerapan air.
31 Jan 2021
Sibling rivalry atau persaingan antar saudara kandung kerap terjadi. Untuk mengatasinya, orangtua bisa mencoba mengajarkan cara menyelesaikan konflik dengan baik agar keharmonisan kakak dan adik tetap terjaga.
14 Mar 2022
Autisme adalah nama untuk kondisi penyakit, seperti sindrom Asperger, yang memengaruhi interaksi sosial, komunikasi, ketertarikan, dan sikap. Beberapa penyandang autisme mengatakan bahwa dunia tampak seperti sesuatu yang luar biasa dan menyebabkan mereka merasa gelisah.
6 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved