Cold pressed juice telah menjadi gaya hidup sehat masyarakat perkotaan. Jus yang diproses dengan metode tertentu ini, disebut-sebut menyehatkan dan bisa mendetoksifikasi racun dari tubuh. Benarkah demikian?
2023-03-29 10:21:17
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cold pressed juice dipercaya menyehatkan karena nutrisinya tidak hilang akibat pemrosesan.
Table of Content
Cold pressed juice dibuat menggunakan tekanan hidrolik untuk mendapatkan ekstraksi maksimal dari buah dan sayuran segar. Ekstraksi inilah yang menghasilkan jus. Proses pembuatannya kedap oksigen dan tanpa panas. Artinya, tidak ada nutrisi yang hilang. Pada proses pasteurisasi tradisional, nutrisi bisa hilang karena proses pemanasan.
Advertisement
Anda harus menghabiskan cold pressed juice dalam waktu maksimal 4 hari setelah dibuat. Sebab lebih lama dari itu, mikroba mulai muncul dan bisa berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi anak dan wanita hamil.
Untuk mengatasinya, cold pressed juice di pasaran telah melalui proses pasteurisasi tertentu yang disebut high pressure prosessing (HPP). Dalam proses ini, jus yang sudah dikemas dalam botol, direndam dalam air dingin bertekanan tinggi. Langkah ini mampu membunuh patogen dan menambah masa konsumsi jus menjadi 30-45 hari.
Cold pressed juice biasanya memang disajikan secara segar. Oleh karena itu, jus yang satu ini mengandung lebih banyak vitamin dan mineral dari buah maupun sayur. Selain itu, berbeda dari dalam kemasan pada umumnya, cold pressed juice tidak diberikan tambahan gula maupun pemanis buatan.
Cold pressed juice pun biasanya dibuat dari beberapa jenis buah dan sayur. Oleh karena itu saat Anda mengonsumsinya, tubuh bisa mendapatkan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan makan hanya satu potong buah.
Buah dan sayur memang kaya akan vitamin, mineral, dan kandungan antioksidan seperti flavonoid. Oleh karena itu, mengonsumsi jus yang dibuat dari 100% buah dan sayur dipercaya merupakan "jalan pintas" untuk mendapatkan seluruh nutrisi tersebut dengan mudah.
Meski demikian, belum ada penelitian terpublikasi yang bisa membuktikan bahwa cold pressed juice mengandung lebih banyak vitamin, mineral, dan enzim dari buah, dibanding dengan jus biasa.
Baca Juga
Walaupun menyehatkan, Anda sebaiknya tetap mewaspadai efek samping dari mengonsumsi cold pressed juice. Jus yang fokus untuk diet ini tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi tubuh.
Sebab, kebanyakan sayur dan buah hanya memiliki sedikit protein maupun lemak, atau bahkan tidak sama sekali. Proses pembuatan cold pressed juice pun menghilangkan banyak serat.
Selain itu, jus tersebut juga memiliki lebih sedikit serat dibandingkan buah maupun sayuran utuh. Dibandingkan buah utuh, cold pressed juice berbahan buah pun biasanya tinggi indeks glikemik. Indeks ini merupakan acuan yang mengukur kadar gula darah dalam makanan.
Selain itu, mengonsumsi cold pressed juice dianggap tidaklah memuaskan dibandingkan menyantap makanan utuh. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi jus, ternyata memasukkan minuman yang satu itu ke dalam menu diet, bukan sebagai pengganti terhadap makanan tertentu. Akhirnya, konsumsi kalori malah meningkat.
Sejumlah peneliti di Bangkok, Thailand, bahkan telah melakukan riset terhadap kandungan komponen bioaktif dan antioksidan pada cold pressed juice dan membandingkannya dengan jus biasa. Hasilnya, tidak ditemukan perbedaan di antara keduanya.
Para peneliti khawatir, klaim yang menyebutkan cold pressed juice memiliki kualitas nutrisi yang lebih tinggi, berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Klaim tersebut pun perlu dipertanyakan kebenarannya.
Selain itu, para sejumlah ilmuwan tersebut pun memperingatkan, penyimpanan jus di kulkas selama lebih dari 5 hari, bisa menurunkan kualitas cold pressed juice. Nutrisi jus berkurang drastis pada hari ke-7 penyimpanannya di kulkas.
Jus apapun, entah itu cold pressed juice maupun jus biasa tetap harus dikonsumsi dengan hati-hati. Terlebih jika Anda memiliki kondisi kronis yang membutuhkan konsumsi obat tertentu.
Sebab meski dibuat dari buah maupun sayur, bukan berarti jus selalu menyehatkan setiap saat. Berikut ini bahayanya mengonsumsi jus yang harus diwaspadai.
Beberapa jus ternyata bisa memunculkan interaksi obat yang berbahaya. Misalnya, jus anggur bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu untuk menurunkan kolesterol, termasuk atorvastatin dan nifedipine.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak vitamin K dari jus sayuran hijau seperti kale dan bayam, bisa mengganggu efektivitas obat pengencer darah, termasuk warfarin.
Jika Anda telah didiagnosis memiliki diabetes tipe 2, mengonsumsi buah utuh lebih disarankan dibanding minum jus. Sebuah penelitian membuktikan, jus buah meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Sementara itu, buah-buahan utuh memberikan efek yang sebaiknya, karena kandungan serat di dalamnya. Para peneliti merekomendasikan konsumsi bluberi, apel, dan anggur, untuk mencegah diabetes.
Sayur dan buah kaya akan kalium, yang sebenarnya baik untuk kesehatan. Sebab, mineral tersebut memegang peranan penting dalam menjaga tekanan darah tetap stabil. Ginjal pun memiliki fungsi penting untuk membuang kalsium berlebih.
Jadi apabila Anda memiliki penyakit ginjal kronis, ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik. Akibatnya, kalium pun menumpuk dalam darah. Kelebihan mineral seperti ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Misalnya mengakibatkan irama jantung tidak normal, bahkan serangan jantung.
Meneguk cold pressed juice memang terasa menyegarkan. Namun ingat, jus ini tidak melalui proses pasteurisasi, sehingga meningkatkan risiko keracunan makanan.
Sebab, proses pembuatan jus memungkinkan bakteri dari luar akhirnya masuk dan menimbulkan kontaminasi. Proses pasterisasi, mampu membunuh bakteri yang bisa membuat Anda sakit.
Beberapa gejala keracunan makanan yang berpotensi muncul berupa muntah, diare, kram perut, demam, dan sakit kepala.
Makanan bergizi seimbang harus mencakup 3 nutrisi makro, yaitu karbohidrat, vitamin, dan lemak. Sementara itu, jus tidak memiliki kandungan seimbang ketiganya. Jadi, jus tidak boleh dijadikan pengganti makanan. Sebab, protein dan lemak diperlukan untuk membuat tubuh merasa kenyang setelah makan.
Mengonsumsi jus saja tidak mampu memberikan energi maupun menstabilkan gula darah. Tubuh memerlukan lemak untuk mengatur penyerapan makanan, serta membuat Anda merasa kenyang. Sementara itu, protein membantu menyeimbangkan kadar gula darah. Jus ternyata tidak memiliki lemak maupun protein.
Jadi, apabila mengonsumsi jus untuk menggantikan makanan dengan harapan menurunkan berat badan, Anda mungkin akan kecewa.
"Membersihkan tubuh" dengan jus tidaklah efektif. Anda mungkin pernah mendengar, mengonsumsi hanya jus seharian sebagai sumber makanan, bisa menghilangkan racun dari tubuh. Ternyata, klaim ini tidaklah benar.
Tubuh kita tidak perlu dibersihkan dengan cara tersebut, karena bisa membersihkan racun sendiri. Tubuh memiliki sistem detoksifikasi, yang melibatkan hati, usus, serta ginjal.
Baca Juga
Cold pressed juice memang bisa menjadi kudapan yang sehat sekaligus menjadi cara mudah untuk mengonsumsi sayuran. Namun, jangan lupa untuk menambahkan kalori dalam menu makan Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Selama ini, kita sering mendengar berbagai buah yang dilarang untuk ibu hamil. Namun, apakah buah-buahan itu benar-benar berbahaya bagi janin? Berikut ini penjelasannya.
Konsep skinship adalah aktivitas saling bersentuhan – namun tidak secara seksual – antara dua teman dekat. Bentuk sentuhannya bisa beragam mulai dari berpelukan, bergandengan, atau bercanda yang sangat dekat.
Meski tak sepopuler daging ayam atau sapi, daging burung puyuh juga kaya nutrisi, seperti vitamin dan mineral. Manfaat burung puyuh di antaranya baik untuk jantung dan kaya akan antioksidan
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved