0
9 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Biji kola diambil dari tanaman kola yang berasal dari Afrika Barat.
Table of Content
Pernahkah Anda mendengar tentang biji kola? Ini adalah biji-bijian dari buah kola yang dipetik dari tanaman Cola acuminata dan Cola nitida di Afrika Barat. Ukurannya kecil seperti kacang kastanye dan mengandung kafein. Ekstrak biji kola biasanya dijadikan bahan dari berbagai merek minuman bersoda dan minuman energi.
Advertisement
Di balik rasanya yang pahit, ternyata biji kola memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan. Mari telusuri berbagai manfaat dan efek samping dari biji kola.
Manfaat biji kola telah dipercaya oleh masyarakat di Afrika Barat selama ribuan tahun lamanya. Banyak klaim yang mengatakan bahwa biji kola dapat mengatasi rasa lelah hingga meredakan rasa nyeri akibat kelaparan. Sayangnya, berbagai kepercayaan masyarakat tentang biji kola ini belum benar-benar terbukti secara ilmiah.
Meski begitu, ada beberapa penelitian pada fase awal yang dilakukan untuk membuktikan khasiat biji kola terhadap kesehatan.
Salah satu manfaat biji kola yang unik adalaj meningkatkan metabolisme tubuh. Menurut riset, biji kola mengandung kafein yang mampu merangsang tubuh dan meningkatkan detak jantung.
Untuk Anda yang memiliki metabolisme tubuh yang lambat, manfaat biji kola yang satu ini dapat menguntungkan Anda.
Namun, bagi Anda yang memiliki masalah jantung, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter sebelum mencoba biji kola.
Dengan merangsang detak jantung, biji kola juga dipercaya mampu meningkatkan sirkulasi darah di dalam tubuh. Biji dari buah kola ini dipercaya bisa meningkatkan oksigenasi ke berbagai bagian tubuh, seperti kulit, organ dalam, hingga otak.
Inilah alasan mengapa biji kola dipercaya baik untuk kesehatan kognitif. Sebab, biji ini mampu meningkatkan jumlah oksigen di dalam otak sehingga fungsi kognitif dan kemampuan berkonsentrasi menjadi terjaga.
Tidak hanya itu, lancarnya sirkulasi darah juga dapat membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan sel.
Selama ribuan tahun lamanya, biji kola telah digunakan dalam berbagai budaya di Afrika, baik pada upacara adat atau sebagai obat alami masalah pencernaan.
Menurut studi, biji kola mengandung berbagai bahan aktif yang mampu meningkatkan kesehatan sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi. Selain itu, biji kola diyakini mampu meredakan sembelit, perut kembung, kram dan masalah pencernaan lainnya.
Studi membuktikan bahwa kandungan fitoestrogen dan fitoandrogen yang terkandung di dalam biji kola dianggap bisa merangsang apoptosis pada sel kanker prostat. Apoptosis adalah kematian sel terprogram untuk menstabilkan populasi sel dan berperan dalam mencegah kanker. Sejumlah peneliti juga masih meneliti apakah biji kola dapat mencegah berbagai jenis kanker lainnya.
Menurut riset dari Southern University Baton Rouge, Amerika Serikat, biji kola juga mengandung komponen bioaktif yang menunjukkan aktivitas sitotoksik dan menginduksi apoptosis pada sel kanker payudara.
Penelitian membuktikan bahwa akar, batang, serta daun tanaman kola memiliki senyawa volatil yang dapat mencegah infeksi bakteri tertentu di dalam tubuh manusia. Infeksi bakteri ini termasuk penyebab berbagai penyakit pernapasan, misalnya bronkitis.
Namun, belum ada penelitian yang bisa membuktikan apakah biji kola atau ekstrak kacang kola mampu memberikan efek yang sama pada sistem imun.
Kafein yang dikandung oleh biji kola dipercaya mampu menurunkan nafsu makan sehingga bisa membantu Anda menurunkan berat badan.
Tidak hanya kandungan kafeinnya, ekstrak kacang kola juga diyakini bisa meningkatkan proses pembakaran lemak di dalam tubuh karena biji ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh.
Migrain dapat berdampak buruk pada pembuluh darah di kepala. Kafein yang dikandung kacang kola dipercaya sebagai salah satu obat alaminya.
Kandungan theobromine dan kafein dalam kacang kola juga dipercaya mampu melebarkan pembuluh darah di otak sehingga rasa nyeri akibat migrain dapat diatasi.
Tidak semua orang boleh mengonsumsi biji kola, salah satunya mereka yang memiliki alergi terhadap kacang. Sebab, berbagai macam reaksi alergi bisa muncul, seperti ruam kulit, sakit perut, hingga sesak napas.
Orang-orang yang memiliki riwayat tekanan daah tinggi atau penyakit jantung juga disarankan untuk tidak mengonsumsi produk apa pun yang mengandung biji kola. Sebab, biji-bijian ini memiliki efek stimulan.
Tidak hanya itu, mereka yang memiliki masalah tidur juga disarankan untuk menghindari biji kola karena kandungan kafeinnya mampu merangsang sistem saraf pusat dan membuat susah tidur, terutama pada orang-orang yang sensitif terhadap kafein.
Mengonsumsi biji kola berlebihan juga bisa menyebabkan sakit perut, mual, hingga meningkatkan produksi asam lambung jika dikonsumsi berlebihan.
Baca Juga
Walaupun berbagai manfaat biji kola di atas cukup menjanjikan, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter sebelum mencobanya. Hal ini dilakukan guna mencegah efek samping yang malah bisa merugikan kesehatan Anda.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Tidak semua jenis ikan aman dari risiko kontaminasi bakteri, utamanya ikan mentah yang harus dihindari. Berdasarkan kategorisasinya, salah satu ikan yang “good to eat” atau boleh dikonsumsi sekali tiap minggunya adalah ikan kakap. Manfaat kakap bagi kehamilan dapat memaksimalkan pertumbuhan janin. Kenali manfaat kakap bagi ibu hamil di artikel ini.
Semangka mengandung sejumlah manfaat khusus untuk pria. Apa saja manfaat semangka untuk pria yang dimaksud? Benarkah bisa atasi impotensi?
Berbeda dengan produk dari lebah seperti madu, royal jelly, atau honeycomb, bee pollen juga mengandung serbuk sari, nektar, enzim, lilin, dan sekresi lebah. Di dalamnya terdapat nutrisi, asam amino, vitamin, dan ratusan zat bermanfaat lainnya. Cara mengonsumsi bee pollen umumnya dicampur dalam madu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Supiah Sandra Dewi Sangadji
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved