Manajemen ASIP penting bila ibu menyusui eksklusif dan kembali bekerja. Salah satu caranya adalah menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada si Kecil dengan cup feeder.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
25 Mei 2021
Manajemen ASIP diperlukan ibu yang bekerja agar bayi tetap mendapatkan asupan ASI
Table of Content
Manajemen ASIP atau ASI perah diperlukan untuk ibu yang yang menjalani program ASI eksklusif tapi kerap kali berpisah dengan bayi, misalnya saat bekerja.
Advertisement
Ini penting karena bukan hanya jarang menyusui menyebabkan produksi ASI berkurang dan bahkan berhenti, hal ini juga dapat berdampak pada asupan nutrisi bayi.
Riset dari Reviews in Obstetrics & Gynecology juga menyatakan bahwa bila bayi tidak rutin diberikan ASI, maka ia rentan jatuh sakit akibat infeksi.
Agar hal tersebut tidak terjadi, Anda perlu melakukan manajemen ASIP agar si Kecil tetap mendapatkan ASI eksklusif meski Anda sedang di luar rumah.
Ada beberapa aspek yang harus Anda perhatikan dalam mengelola ASI perah agar bisa segalanya bisa berjalan dengan optimal.
Lantas, bagaimana manajemen ASI perah yang tepat?
Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan saat memerah ASI, yaitu dengan tangan, dengan pompa manual, dan dengan pompa elektrik. Ketiganya tentu memiliki cara yang berbeda-beda.
Inilah cara memerah ASI dengan tangan yang benar:
Baca Juga
Sementara itu, jika Anda ingin memilih pompa ASI manual sebagai untuk melakukan manajemen ASIP, ini yang bisa Anda lakukan:
Ini yang bisa Anda ikuti bila ingin melakukan manajemen ASIP dengan menggunakan alat perah elektrik:
Manajemen ASIP juga berkaitan dengan cara penyimpanan ASI perah.
Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), tempat menyimpan ASI terbaik adalah botol kaca. Bila tidak ada, Anda bisa menggunakan botol tanpa bisphenol A (BPA).
Pastikan Anda menuang ASI hanya sebanyak 3/4 botol dan setelahnya tutup botol rapat-rapat. ASI yang penuh justru membuat botol pecah ketika ASIP membeku.
Saat sudah memasukkan ASIP ke dalam botol atau wadah plastik, jangan lupa tuliskan jam dan tanggal perah.
Baca Juga
Kemudian, simpan ASIP di tempat dingin, seperti kulkas, freezer bagian belakang, atau cooler bag.
Ketika bayi lapar, selalu berikan ASIP yang paling terakhir diperah agar bayi mendapat ASI yang masih “segar” dan kandungannya masih terjaga.
Namun apabila Anda memiliki stok ASIP yang berlebihan, Anda bisa menggunakan metode First In First Out. Artinya, ASI yang paling pertama diperah diberikan terlebih dahulu.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), daya tahan ASI bergantung dengan tempat penyimpanannya, yaitu:
Sebaiknya, segera berikan ASI segar setelah diperah kepada bayi.
Meski tidak rusak, menyimpan ASI terlalu lama menyebabkan kualitas ASI berkurang.
Menurut riset terbitan Breastfeeding Medicine, ASI yang disimpan selama 90 hari pada suhu kurang dari -20 derajat Celcius menurunkan kadar lemak dan kalori.
Selain itu, bila disimpan dengan suhu kurang dari -5 derajat Celcius, maka antioksidannya pun berkurang.
Riset dari Acta Paediatrica pun juga menemukan kadar vitamin C berkurang drastis saat ASI perah disimpan di dalam freezer selama 1 bulan.
Manajemen ASIP lainnya yang harus Anda perhatikan adalah cara menghangatkan ASI yang sudah didinginkan atau dibekukan di dalam freezer.
Agar tidak rusak, IDAI merekomendasikan Anda untuk menghangatkan ASI dengan cara sebagai berikut:
Baca Juga
Manajemen ASIP juga harus memerhatikan pemenuhan asupan harian ASIP pada bayi. Kebutuhan ASI bayi usia 1-5 bulan adalah 750 ml per hari
Namun, secara umum, asupan ASI perah per hari sebanyak 450 hingga 1.200 ml per hari.
Untuk menghitung rata-rata jumlah ASI perah dalam sekali minum, cara menghitungnya adalah: (jumlah ASI yang diminum/jumlah jadwal menyusui dalam sehari).
Semisal ia minum ASIP sebanyak 750 ml dalam 9 kali sehari, maka jumlah ASI dalam sekali minum adalah 83,3 ml.
Dalam menjalankan manajemen ASIP, AIMI menyarankan wadah pemberian ASI perah yang ideal adalah cangkir atau cup feeder.
Dot tidak direkomendasikan karena membuat bayi alami bingung puting.
Selain itu, dot pun berisiko menimbulkan masalah gigi. Dot pun juga sulit dibersihkan sehingga berisiko alami diare.
Cara memberikan ASI perah selanjutnya adalah dengan melatihnya untuk tidak bersama ibu selama disusui. Sebab, ini membuatnya akan terbiasa bila harus ditinggal ibu untuk bekerja.
Agar tetap aman, cara memberikan ASI adalah memangku bayi dengan tegak dan tangan Anda menopang punggungnya dengan satu tangan.
Lalu, dekatkan feeding cup ke bagian bibir bagian bawah. Aliri perlahan-lahan agar bayi bisa menjilat dan menikmati setiap tegukannya.
Jangan tuangkan ASI langsung banyak-banyak agar bayi tidak tersedak.
Manajemen ASIP diperlukan bila Anda kerap terpisah jarak oleh Si Kecil. Jadi, meski tidak bertemu buah hati Anda, hal ini tidak menghalangi Anda untuk memberikan nutrisi terbaik untuknya.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait manajemen ASIP, Anda bisa temui dokter anak yang juga menjadi konselor ASI. Anda juga bisa hubungi dokter secara gratis melalui chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Perkembangan bayi menjadi poin penting dalam mengasuh si buah hati. Pada masa perkembangan bayi dalam tahun pertama kehidupannya, orangtua akan banyak dipenuhi dengan kelelahan, kebahagiaan, hingga pertanyaan tak henti-henti atas pencapaian atau milestones yang dicapai si kecil.
2 Mei 2019
Bayi jarang menangis bisa menjadi pertanda jika si kecil memiliki sifat yang cukup tenang. Namun, ada pula kemungkinan adanya gejala gangguan tertentu, seperti kekurangan gula darah hingga down syndrome.
22 Mar 2022
Minuman dan makanan yang dilarang untuk ibu menyusui perlu diperhatikan, karena akan berpengaruh pada produksi ASI. Makanan dan minuman yang harus dihindari adalah alkohol hingga coklat.
15 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved