Maladaptive daydreaming adalah kondisi saat seseorang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melamun selama berjam-jam, bahkan hingga terhanyut dalam khayalannya.
7 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Melamun secara berlebihan bisa menandakan maladaptive daydreaming
Table of Content
Pada dasarnya, melamun adalah hal normal yang dilakukan banyak orang. Namun, jika terlalu sering dilakukan dan berlebihan, bahkan sampai mempengaruhi kehidupan nyata, Anda perlu mewaspadai adanya maladaptive daydreaming.
Advertisement
Maladaptive daydreaming adalah kondisi saat seseorang melamun secara berlebihan hingga berjam-jam.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi atau beradaptasi dengan suatu masalah. Pelakunya juga cenderung terhanyut dalam khayalannya sendiri.
Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini kemungkinan bersifat kompulsif sehingga sulit dikendalikan penderitanya. Pada akhirnya, mereka dapat mengabaikan hubungan dan tanggung jawabnya di kehidupan nyata.
Walaupun tidak tercantum dalam buku Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V), banyak ahli kejiwaan yang berpendapat bahwa penderita maladaptive daydreaming memerlukan perawatan tertentu untuk mengurangi gejalanya.
Tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab sering melamun ini.
Namun, ada dugaan bahwa ini menjadi mekanisme koping untuk masalah tertentu, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya.
Itulah mengapa maladaptive daydreaming lebih sering terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan mental atau fungsi otak tertentu.
Berikut adalah berbagai kondisi yang umum dialami penderita masalah ini.
Sebetulnya, usia juga dapat menjadi faktor risiko maladaptive daydreaming.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang berusia lebih muda, khususnya remaja dan dewasa muda.
Selain itu, tidak sedikit orang yang mengalaminya memiliki riwayat pelecehan atau trauma, terutama pada masa kanak-kanak.
Khayalan yang dialami penderita maladaptive daydreaming dinilai memiliki ikatan kuat dengan batinnya.
Mereka bahkan bisa merasa sedih, senang, tertawa, atau menangis ketika tenggelam dalam khayalan tersebut.
Gangguan ini dapat mengakibatkan penderitanya melamun selama berjam-jam sendirian. Namun, mereka dianggap tetap berusaha untuk mengendalikannya jika sedang berada di tengah-tengah masyarakat.
Mengidentifikasi gejala melamun berlebihan ini memang tidak mudah, apalagi jika penderitanya tidak menyadarinya.
Sementara itu, berikut adalah beberapa perbedaan gejala maladaptive daydreaming dengan melamun biasa.
Penderita maladaptive daydreaming juga kerap bergelut dengan perasaan negatif dan efek dari masalah ini. Berikut adalah masalah yang sering dialami penderitanya.
Terkadang, gejalanya juga dapat berupa sulit untuk fokus. Namun, hal ini juga kerap terjadi pada penderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Maladaptive daydreaming juga kerap disamakan dengan skizofrenia yang memang merupakan salah satu tipe psikosis. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar pada tingkat kesadaran penderitanya.
Penderita gangguan melamun ini sadar bahwa khayalannya tidak nyata sehingga dapat membedakan fakta dan mimpi. Sebaliknya, penderita skizofrenia tidak mampu membedakan realita dengan fantasi.
Baca Juga
Jika Anda merasa mengalami kondisi ini, tidak ada salahnya untuk menemui ahli kejiwaan.
Dalam tes maladaptive daydreaming, biasanya akan ditentukan derajat keparahan kondisi berdasarkan lima faktor.
Tidak ada standar pengobatan khusus untuk penderita kondisi ini. Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat disarankan dokter untuk meredakan gejalanya.
Kebiasaan tidur yang baik dapat meningkatkan kualitas tidur Anda sehingga berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap kondisi maladaptive daydreaming.
Maka dari itu, pastikan Anda melakukan berbagai hal berikut.
,Anda dapat mengonsumsi kafein untuk mengurangi rasa lelah dan merasa lebih bersemangat.
Namun, hindari konsumsinya secara berlebihan dan mendekati waktu tidur. Pastikan juga Anda mendapat paparan sinar matahari pagi.
Anda bisa menuliskan di buku harian mengenai penyebab sering melamun yang Anda rasakan, misalnya setelah menonton film drama.
Hal ini dilakukan supaya Anda bisa menghindarinya di lain waktu.
Jika Anda sudah mengetahui gejala dan pola kemunculannya, cobalah untuk memberi tahu orang lain agar mereka bisa ‘membangunkan’ Anda saat tanda-tanda maladaptive daydreaming terlihat.
Salah satu penanganan maladaptive daydreaming adalah terapi. Teknik terapi seperti cognitive behaviour therapy (CBT) disebut-sebut mampu mengendalikan keinginan seseorang untuk terjebak di dunia khayalan.
Terapi ini dapat membantu penderitanya memahami alasan mengapa mereka melakukannya dan apa yang bisa dilakukan untuk mengendalikannya.
Sebagian penderita gangguan melamun ini juga mengalami kondisi lain, misalnya ADHD. Jadi, mengobati kondisi yang terkait dengannya juga dinilai membantu.
Penderita maladaptive daydreaming tidak perlu mengonsumsi obat apa pun.
Meski demikian, beberapa orang yang mengalami gejala ini mengaku terbantu dengan konsumsi obat yang mengandung fluvoxamine.
Meskipun demikian, klaim ini baru berdasarkan testimoni individual saja. Pemakaian obat apa pun, terutama yang memiliki efek pada psikis Anda, sebaiknya hanya dilakukan dengan rekomendasi dan pengawasan dokter.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung dengan dokter seputar kesehatan mental, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Setiap tahunnya, karyawan pasti memiliki hak cuti. Manfaat cuti sangat penting dalam meningkatkan produktivitas, jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Sayangnya, seringkali karyawan terjebak dengan cara yang salah sehingga ketika kembali dari cuti, pikiran masih belum terasa segar.
Hari persahabatan sedunia diperingati setiap 30 Juli dan pertama dicetuskan PBB pada tahun 2011. Hari ini dibuat untuk merekatkan hubungan antar negara dan menghindari potensi konflik
Arti awkward adalah ketidaknyamanan yang intens dalam menanggapi situasi sosial. Orang yang awkward biasanya akan menghindari kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa orang bahkan sengaja menghindari orang dan situasi tertentu karena rasa canggung berlebihan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved