logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Bayi & Menyusui

Makrosomia (Berat Badan Lahir Besar), Bisa Berisiko Bagi Ibu dan Bayi

open-summary

Makrosomia adalah kondisi saat bayi lahir dengan berat badan berlebih atau di atas 4 kg. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan yang bisa mengancam ibu maupun bayi.


close-summary

2023-03-21 14:58:20

| Nina Hertiwi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Makrosomia adalah kondisi seorang bayi baru lahir yang beratnya lebih dari 4 kg

Makrosomia adalah kondisi bayi lahir dengan berat badan berlebih

Table of Content

  • Penyebab makrosomia yang perlu diwaspadai
  • Mengenal tanda dan gejala makrosomia
  • Makrosomia bisa sebabkan berbagai komplikasi
  • Cara mencegah makrosomia

Mungkin kita terbiasa melihat bayi gemuk itu menggemaskan. Namun, makrosomia atau ukuran bayi terlalu besar saat dalam kandungan justru bisa berbahaya.

Advertisement

Mengutip dari Mayo Clinic, makrosomia janin adalah kondisi ketika bayi baru lahir mempunyai berat badan berlebih atau lebih besar dari ukuran rata-rata.

Apabila berat badan bayi baru lahir sudah mencapai 4 kg atau lebih, kondisi ini sudah bisa dikatakan sebagai makrosomia atau berat badan lahir besar (BBLB).

Anda perlu berhati-hati karena jika di dalam kandungan atau saat lahir berat badan bayi mencapai 4,5 kg, risiko terjadinya komplikasi kehamilan meningkat drastis.

Makrosomia adalah kondisi kesehatan yang bisa menimbulkan kesulitan saat persalinan dan membahayakan ibu. Setelah lahir, bayi besar juga berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Penyebab makrosomia yang perlu diwaspadai

Makrosomia pada bayi baru lahir bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor genetik, gangguan kesehatan saat hamil seperti diabetes atau obesitas, dan gangguan pertumbuhan janin.

Namun pada beberapa kasus, ada juga kondisi makrosomia yang tidak jelas penyebabnya.

Berikut ini, adalah beberapa faktor risiko atau hal-hal yang membuat janin berisiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir yang besar, di antaranya adalah:

  • Ibu mengalami diabetes gestasional.
  • Ibu masuk dalam kategori obesitas.
  • Berat badan naik terlalu banyak saat hamil.
  • Mengalami hipertensi saat hamil.
  • Memiliki riwayat melahirkan anak dengan makrosomia.
  • Belum juga melahirkan meski sudah lewat dua minggu dari hari perkiraan lahir (HPL).
  • Berusia lebih dari 35 tahun saat hamil.

Mengenal tanda dan gejala makrosomia

Sebenarnya, agak sedikit sulit untuk mengetahui kondisi makrosomia saat bayi masih di dalam kandungan.

Meski begitu, ada dua tanda yang biasanya dijadikan acuan dokter untuk melihat pertumbuhan janin apakah berat badannya masih normal atau sudah berlebih, yaitu:

1. Tinggi fundus uteri ibu hamil sudah melebihi normal

Saat Anda datang ke dokter untuk kontrol kondisi kehamilan, dokter biasanya akan memeriksa tinggi fundus uteri.

Tinggi fundus uteri adalah jarak antara puncak uterus atau rahim hingga tulang pubis. Jika tingginya melebihi normal, maka ada kemungkinan bahwa bayi mengalami makrosomia.

2. Cairan ketuban berlebihan

Cairan ketuban atau cairan amniotik yang jumlahnya berlebih disebut sebagai polihidramnion.

Jumlah cairan ketuban bisa menjadi patokan untuk mendeteksi bayi makrosomia, karena cairan ini bisa menggambarkan jumlah urine yang keluar dari janin.

Semakin banyak urine yang keluar, maka semakin besar pula ukuran janin.

Baca Juga

  • Hamil 23 Minggu: Ini Perkembangan yang Terjadi pada Janin dan Ibu
  • Kondisi Bayi dalam Kandungan, Lakukan Ini Supaya Senantiasa Sehat
  • Mengenal Proses Kuret, Mulai dari Prosedur hingga Perawatan Setelahnya

Makrosomia bisa sebabkan berbagai komplikasi

Makrosomia adalah kondisi yang berisiko menimbulkan komplikasi baik bagi ibu maupun bayi. Berikut ini adalah beberapa gangguan yang bisa muncul pada kondisi berat badan bayi lahir besar (BBLB), seperti:

Komplikasi pada ibu

Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu akibat bayi makrosomia adalah antara lain:

1. Kesulitan saat proses persalinan

Bayi berukuran besar akan lebih sulit untuk lahir secara normal melalui vagina. Ia berisiko tersangkut di jalan lahir dan bahkan tersangkut yang bisa menyebabkan cedera pada ibu.

Saat hal ini terjadi, dokter biasanya akan menyarankan persalinan dengan bantuan vakum atau dialihkan menjadi prosedur operasi Caesar.

2. Sobeknya jaringan vagina

Melahirkan bayi makrosomia juga bisa membuat jaringan vagina sobek. Selain itu, kondisi ini juga berisiko menyebabkan terjadinya robekan pada otot yang terletak antara anus dan vagina (perineum).

3. Perdarahan setelah persalinan

Kerusakan yang terjadi di jaringan vagina dan otot di sekitarnya, membuat otot-otot rahim akan sulit untuk berkontraksi atau kembali menutup setelah persalinan selesai. Akibatnya, akan ada kemungkinan perdarahan hebat pada ibu.

4. Ruptur rahim

Bagi ibu yang sebelumnya pernah melalui prosedur operasi Caesar atau operasi lain yang melibatkan rahim, maka risiko terjadinya ruptur rahim akan meningkat.

Kondisi ini jarang terjadi. Namun jika sampai terjadi, akan menyebabkan sobeknya rahim sepanjang alur luka jahit akibat operasi Caesar sebelumnya.

Komplikasi pada bayi

Sementara itu untuk bayi baru lahir, beberapa hal yang bisa terjadi akibat kondisi makrosomia adalah:

1. Distosia bahu

Distosia bahu adalah kondisi yang terjadi saat bahu bayi tersangkut di jalur lahir, meski kepalanya telah berhasil keluar. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi mengalami patah tulang selangka, patah tulang lengan, dan cedera saraf.

Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian bayi. Sementara itu pada ibu, distosia bahu bisa menyebabkan perdarahan hebat, ruptur rahim, dan kerusakan jaringan vagina.

2. Kadar gula darah lebih rendah

Bayi yang lahir berukuran besar, berisiko lebih tinggi memiliki kadar gula darah yang rendah. Saat kadar gula darahnya rendah, harus dirawat khusus di rumah sakit hingga kadarnya kembali normal dan stabil.

3. Obesitas saat masa anak-anak

Makrosomia adalah penyakit yang bisa menyebabkan obesitas dini pada anak. Bayi yang lahir besar atau berat badan berlebih, juga berisiko lebih tinggi mengalami obesitas di kemudian hari yang bisa mengganggu kesehatannya.

4. Sindrom metabolik

Sindrom metabolik adalah kondisi gabungan antara tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan tumpukan lemak berlebih di perut serta kadar kolesterol tinggi yang terjadi secara bersamaan. Bayi makrosomia, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini sejak usia anak-anak.

Cara mencegah makrosomia

Makrosomia adalah kondisi yang sulit diprediksi. Sebab, diagnosis baru bisa diberikan saat bayi lahir dan ditimbang berat badannya. Penting bagi ibu untuk melakukan hal-hal yang bisa mencegah terjadinya kondisi ini, seperti:

  • Rutin memeriksakan kandungan ke dokter.
  • Menjaga kenaikan berat badan selama kehamilan. Jika memiliki berat badan normal sebelum kehamilan, Anda dapat menaikkan berat badan hanya untuk sekitar 11 sampai 16 kg.
  • Penderita diabetes perlu elakukan langkah yang tepat untuk mengatur kadar gula darah.
  • Tetap aktif selama hamil dengan olahraga atau rutin melakukan aktivitas fisik yang sesuai.

Kondisi bayi yang lahir terlalu besar perlu lebih diperhatikan dan tidak dipandang enteng. Anda mungkin merasa cemas tentang persalinan dan kesehatan bayi.

Untuk itu, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai apa saja yang bisa Anda lakukan untuk meredakan stres dan cara meningkatkan kesehatan bayi dalam kandungan.

Pertimbangkan untuk mencari informasi mengenai makrosomia atau bayi BBLB dalam komunitas.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai makrosomia atau bayi lahir besar, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

tinggi bayiberat badan bayibayi baru lahirbayi & menyusuikehamilan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved