Makrosomia adalah kondisi saat bayi lahir dengan berat badan berlebih atau di atas 4 kg. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan yang bisa mengancam ibu maupun bayi.
2023-03-21 14:58:20
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Makrosomia adalah kondisi bayi lahir dengan berat badan berlebih
Table of Content
Mungkin kita terbiasa melihat bayi gemuk itu menggemaskan. Namun, makrosomia atau ukuran bayi terlalu besar saat dalam kandungan justru bisa berbahaya.
Advertisement
Mengutip dari Mayo Clinic, makrosomia janin adalah kondisi ketika bayi baru lahir mempunyai berat badan berlebih atau lebih besar dari ukuran rata-rata.
Apabila berat badan bayi baru lahir sudah mencapai 4 kg atau lebih, kondisi ini sudah bisa dikatakan sebagai makrosomia atau berat badan lahir besar (BBLB).
Anda perlu berhati-hati karena jika di dalam kandungan atau saat lahir berat badan bayi mencapai 4,5 kg, risiko terjadinya komplikasi kehamilan meningkat drastis.
Makrosomia adalah kondisi kesehatan yang bisa menimbulkan kesulitan saat persalinan dan membahayakan ibu. Setelah lahir, bayi besar juga berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Makrosomia pada bayi baru lahir bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor genetik, gangguan kesehatan saat hamil seperti diabetes atau obesitas, dan gangguan pertumbuhan janin.
Namun pada beberapa kasus, ada juga kondisi makrosomia yang tidak jelas penyebabnya.
Berikut ini, adalah beberapa faktor risiko atau hal-hal yang membuat janin berisiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir yang besar, di antaranya adalah:
Sebenarnya, agak sedikit sulit untuk mengetahui kondisi makrosomia saat bayi masih di dalam kandungan.
Meski begitu, ada dua tanda yang biasanya dijadikan acuan dokter untuk melihat pertumbuhan janin apakah berat badannya masih normal atau sudah berlebih, yaitu:
Saat Anda datang ke dokter untuk kontrol kondisi kehamilan, dokter biasanya akan memeriksa tinggi fundus uteri.
Tinggi fundus uteri adalah jarak antara puncak uterus atau rahim hingga tulang pubis. Jika tingginya melebihi normal, maka ada kemungkinan bahwa bayi mengalami makrosomia.
Cairan ketuban atau cairan amniotik yang jumlahnya berlebih disebut sebagai polihidramnion.
Jumlah cairan ketuban bisa menjadi patokan untuk mendeteksi bayi makrosomia, karena cairan ini bisa menggambarkan jumlah urine yang keluar dari janin.
Semakin banyak urine yang keluar, maka semakin besar pula ukuran janin.
Baca Juga
Makrosomia adalah kondisi yang berisiko menimbulkan komplikasi baik bagi ibu maupun bayi. Berikut ini adalah beberapa gangguan yang bisa muncul pada kondisi berat badan bayi lahir besar (BBLB), seperti:
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu akibat bayi makrosomia adalah antara lain:
Bayi berukuran besar akan lebih sulit untuk lahir secara normal melalui vagina. Ia berisiko tersangkut di jalan lahir dan bahkan tersangkut yang bisa menyebabkan cedera pada ibu.
Saat hal ini terjadi, dokter biasanya akan menyarankan persalinan dengan bantuan vakum atau dialihkan menjadi prosedur operasi Caesar.
Melahirkan bayi makrosomia juga bisa membuat jaringan vagina sobek. Selain itu, kondisi ini juga berisiko menyebabkan terjadinya robekan pada otot yang terletak antara anus dan vagina (perineum).
Kerusakan yang terjadi di jaringan vagina dan otot di sekitarnya, membuat otot-otot rahim akan sulit untuk berkontraksi atau kembali menutup setelah persalinan selesai. Akibatnya, akan ada kemungkinan perdarahan hebat pada ibu.
Bagi ibu yang sebelumnya pernah melalui prosedur operasi Caesar atau operasi lain yang melibatkan rahim, maka risiko terjadinya ruptur rahim akan meningkat.
Kondisi ini jarang terjadi. Namun jika sampai terjadi, akan menyebabkan sobeknya rahim sepanjang alur luka jahit akibat operasi Caesar sebelumnya.
Baca Juga
Sementara itu untuk bayi baru lahir, beberapa hal yang bisa terjadi akibat kondisi makrosomia adalah:
1. Distosia bahu
Distosia bahu adalah kondisi yang terjadi saat bahu bayi tersangkut di jalur lahir, meski kepalanya telah berhasil keluar. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi mengalami patah tulang selangka, patah tulang lengan, dan cedera saraf.
Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian bayi. Sementara itu pada ibu, distosia bahu bisa menyebabkan perdarahan hebat, ruptur rahim, dan kerusakan jaringan vagina.
Bayi yang lahir berukuran besar, berisiko lebih tinggi memiliki kadar gula darah yang rendah. Saat kadar gula darahnya rendah, harus dirawat khusus di rumah sakit hingga kadarnya kembali normal dan stabil.
Makrosomia adalah penyakit yang bisa menyebabkan obesitas dini pada anak. Bayi yang lahir besar atau berat badan berlebih, juga berisiko lebih tinggi mengalami obesitas di kemudian hari yang bisa mengganggu kesehatannya.
Sindrom metabolik adalah kondisi gabungan antara tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan tumpukan lemak berlebih di perut serta kadar kolesterol tinggi yang terjadi secara bersamaan. Bayi makrosomia, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini sejak usia anak-anak.
Baca Juga
Makrosomia adalah kondisi yang sulit diprediksi. Sebab, diagnosis baru bisa diberikan saat bayi lahir dan ditimbang berat badannya. Penting bagi ibu untuk melakukan hal-hal yang bisa mencegah terjadinya kondisi ini, seperti:
Kondisi bayi yang lahir terlalu besar perlu lebih diperhatikan dan tidak dipandang enteng. Anda mungkin merasa cemas tentang persalinan dan kesehatan bayi.
Untuk itu, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai apa saja yang bisa Anda lakukan untuk meredakan stres dan cara meningkatkan kesehatan bayi dalam kandungan.
Pertimbangkan untuk mencari informasi mengenai makrosomia atau bayi BBLB dalam komunitas.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai makrosomia atau bayi lahir besar, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bercak darah saat hamil dapat menimbulkan ketakutan pada bumil, tetapi tidak semua bercak darah mengindikasikan keguguran karena masih ada banyak penyebab lain dari kemunculan bercak darah di dalaman. Salah satunya adalah karena akibat penempelan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim.
Amankah ibu hamil minum madu? Madu adalah salah satu minuman yang bermanfaat saat hamil seperti untuk mengatasi morning sickness. Namun, agar tidak berisiko, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi madu secara berlebihan.
Direct breastfeeding (DBF), alias menyusui langsung, disebut mampu meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan anak secara signifikan. Tak hanya itu, ini dia beberapa manfaat menyusui langsung lainnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved