Makanan seperti produk susu, telur, gula olahan, dan sayuran nightshade menjadi pantangan autoimun. Sebagai gantinya, penderita penyakit ini diminta mengonsumsi buah segar, umbi-umbian, hingga makanan fermentasi yang kaya akan probiotik.
2023-03-25 13:32:54
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sayuran nightshade seperti tomat dan terong merupakan salah satu pantangan autoimun
Table of Content
Autoimun adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak jaringan atau organ sehat secara tidak sengaja. Beberapa contoh penyakit autoimun, antara lain lupus, psoriasis, dan rheumatoid arthritis. Guna mengurangi peradangan dan meredakan gejala, penderita penyakit ini harus menerapkan diet autoimmune protocol (AIP). Dalam diet ini, ada sejumlah makanan yang menjadi pantangan autoimun.
Advertisement
Beberapa makanan dapat memicu peradangan dan memperparah gejala autoimun. Maka dari itu, penderita autoimun harus menerapkan diet AIP. AIP adalah diet eliminasi, yang dilakukan dengan menghilangkan jenis makanan tertentu selama beberapa minggu.
Setelah melewati batas waktu yang telah ditentukan, Anda akan diminta secara perlahan untuk mengonsumsi kembali makanan yang sebelumnya dihindari. Kemudian, Anda diharuskan untuk mencermati dan mencatat reaksi yang terjadi pada tubuh Anda. Apabila terjadi lonjakan gejala, maka makanan tersebut harus dihindari dalam jangka waktu panjang,
Berikut ini pantangan makanan autoimun ketika menjalani program diet AIP:
Selain jenis makanan di atas, penderita autoimun juga disarankan untuk menghindari konsumsi alga seperti spirulina atau chlorella karena bisa merangsang respons imun. Namun, pantangan makanan autoimun yang menghindari alga ini tidak diterapkan dalam semua diet AIP.
Banyaknya jenis makanan pantangan autoimun ketika menjalani program diet AIP seringkali membuat orang bertanya-tanya mengenai apa yang boleh dikonsumsi. Beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita autoimun, di antaranya:
Meskipun masih diperbolehkan, Anda mungkin akan diminta mengurangi asupan garam, lemak jenuh, lemak omega-6, gula alami seperti madu dan sirup maple, serta makanan dengan bahan dasar kelapa. Selain itu, penderita autoimun juga disarankan untuk menjaga asupan buah dan sayuran glikemik tinggi supaya tidak berlebihan.
Tujuan dari diet AIP adalah untuk menghindari makanan yang dapat mengiritasi usus penderita autoimun. Selain itu, diet AIP memfokuskan Anda untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi untuk mengurangi peradangan.
Menurut beberapa studi, diet AIP adalah salah satu cara yang efektif untuk mengatasi penyakit autoimun tertentu. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 menyebut, menerapkan pantangan makanan autoimun dengan melakukan diet AIP dapat membantu menangani gejala penyakit radang usus besar (IBD). IBD sendiri merupakan salah satu penyakit autoimun.
Baca Juga
Penderita penyakit autoimun harus mengikuti diet autoimmune protocol (AIP) guna mengurangi peradangan serta meredakan gejala. Dalam diet AIP, makanan seperti produk susu, telur, gula olahan, dan sayuran nightshade menjadi pantangan autoimun. Sebagai gantinya, Anda diminta untuk mengonsumsi buah segar, umbi-umbian, hingga makanan fermentasi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai pantangan autoimun dan makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Belut terkenal akan kandungan protein, omega-3, serta vitamin dan mineral yang tinggi. Ini membuat manfaat belut untuk kesehatan tak perlu diragukan lagi.
Manfaat minyak wijen tidak hanya meningkatkan aroma dan cita rasa. Kegunaan minyak wijen juga telah terbukti baik untuk kesehatan, di antaranya melindungi kulit dari sinar UV dan mengatasi luka bakar.
Terdapat sederet manfaat buncis untuk kesehatan, mulai dari meningkatkan kesehatan jantung, menjaga kesehatan usus, baik untuk ibu hamil, hingga meringankan gejala depresi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved