Sebenarnya belum ada banyak penelitian yang secara spesifik membahas tentang metode memanggang bahan masakan dan pengaruhnya pada kesehatan. Umumnya, studi menganalisis metode memasak dengan suhu tinggi seperti grill, roast, broil, dan juga fry atau menggoreng.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
31 Jul 2021
Daging panggang
Table of Content
Menikmati sajian saat bbq time bersama teman dan kerabat tentu sangat menyenangkan. Namun di sisi lain, ada bahaya yang mengintai ketika mengonsumsi makanan yang dipanggang. Metode memasak dengan suhu tinggi ini menghasilkan senyawa yang bisa memicu mutasi DNA penyebab kanker.
Advertisement
Tentu saja, ini juga berkaitan erat dengan frekuensi dan jenis makanan yang dikonsumsi. Meski tak ada satu jenis makanan yang jadi sumber penyakit, berlebihan mengonsumsi masakan tertentu juga tidaklah baik.
Sebenarnya belum ada banyak penelitian yang secara spesifik membahas tentang metode memanggang bahan masakan. Umumnya, studi menganalisis metode memasak dengan suhu tinggi seperti grill, roast, broil, dan juga fry atau menggoreng.
Untuk membedakannya, jenis olahan bahan makanan yang dipanggang adalah yang bersentuhan langsung dengan sumber panas. Sementara metode roasting umumnya memerlukan alat seperti oven.
Lain lagi halnya dengan broiling yaitu metode memasak dengan memberikan api atau panas dari bagian atas.
Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan terkait risiko mengonsumsi makanan yang dipanggang?
Bahan makanan yang dipanggang secara alami akan menghasilkan advanced glycation end products atau AGEs. Ini adalah reaksi spontan antara gula dan protein akibat panas saat makanan dipanggang. Hal yang sama juga terjadi dalam proses memasak lain dengan suhu tinggi.
Konsumsi AGEs terlebih banyak bisa menyebabkan peradangan. Tak hanya itu, ini juga berkaitan dengan memburuknya penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
Jangan remehkan pula senyawa yang terbentuk ketika protein hewani dimasak. Senyawa ini disebut dengan heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs). Semakin tinggi suhu dan semakin lama proses memasak, angkanya kian tinggi.
PAHs terbentuk ketika lemak dari daging menetes ke arang atau elemen memanggang. Kemudian, akan terjadi penumpukan lemak dan berdampak pada api dan juga asapnya.
Sementara HCAs akan muncul ketika daging merah, daging unggas, dan juga ikan diproses lewat metode memasak suhu tinggi. Contohnya seperti grilling dan broiling.
Tak hanya itu, kedua senyawa ini juga bisa membuat protein hewani bersifat karsinogenik. Namun, belum ditemukan hubungan langsung antara kondisi ini dengan risiko kanker pada manusia.
Menikmati aroma asap BBQ tentu membuat lidah bergoyang. Namun, ini tidaklah sehat. sebab, di dalamnya terdapat polycyclic aromatic hydrocarbons atau PAHs. Senyawa ini merupakan penyebab terjadinya mutasi DNA, penyakit pernapasan, bahkan kanker paru-paru.
Ini penting diperhatikan mengingat tradisi menikmati BBQ bersama di udara terbuka masih sangat populer. Ketika berkumpul pun, secara tak sadar akan ada paparan asap dari panggangan dalam periode cukup lama.
Lebih jauh lagi, individu yang sangat sering mengonsumsi makanan yang dipanggang juga berisiko paling rentan menderita kanker tertentu. Utamanya, kanker usus, pankreas, dan juga kandung kemih.
Ada temuan yang mencengangkan tentang paparan asap BBQ yang bukan hanya dari inhalasi atau menghirup. Kontak dengan kulit juga perlu diperhitungkan. Ini terbukti dalam studi tim peneliti di Jinan University, China, hasilnya cukup mengejutkan.
Mereka membagi 20 orang dalam tiga kelompok. Tim pertama terpapar asap, makanan, dan juga kontak langsung kulit dengan makanan yang dipanggang. Sementara tim kedua hanya terpapar asap dan kontak kulit. Tim ketiga mengenakan masker dan hanya terpapar lewat kontak kulit saja.
Sampel urine diperiksa dalam empat periode: 17 jam sebelum BBQ, pagi sebelum acara, tepat sebelum acara dimulai, dan 35 jam setelah acara selesai.
Hasilnya, mengonsumsi langsung makanan yang dipanggang memberi dampak paling signifikan. Kedua, disusul dengan kontak langsung dengan kulit. Ketiga, menghirup asap BBQ.
Artinya, individu yang mengenakan masker sekalipun masih bisa terpapar PAHs dalam level tinggi. Pakaian yang dikenakan pun belum tentu melindungi dari paparan.
Mengingat tidak mungkin langsung meninggalkan semua jenis olahan bahan makanan yang dipanggang, setidaknya ada strategi untuk mengurangi risiko kanker. Menariknya, yang paling berpengaruh adalah apa yang dimasak, bukan bagaimana proses memasaknya.
Lalu, apa saja strategi untuk menghindarinya?
Pilah dan pilih jenis olahan bahan makanan yang dipanggang. Ketimbang daging merah, pilihlah sayuran dan buah. Sebab, jelas bahwa konsumsi daging merah meningkatkan risiko terjadinya kanker usus dan lambung.
Di sisi lain, sayur dan buah yang dipanggang tidak akan membentuk senyawa berbahaya. Rasanya pun tak kalah lezat. Jadi, pilih saja makanan plant-based untuk dipanggang ketimbang mengonsumsi daging merah yang berisiko.
Sebisa mungkin, panggang dalam waktu singkat. Anda bisa memotongnya sehingga lebih kecil dan cepat matang. Selain itu, bisa juga dengan memasaknya terlebih dahulu (pre-cook) agar proses memanggang tidak terlalu lama.
Lemak yang menetes dari protein hewani dan mengendap di arang atau elemen memanggang lainnya juga bisa jadi sumber bahaya. Oleh sebab itu, sebaiknya panggang daging di tengah alat panggang, jauh dari arangnya. Pastikan juga untuk sering membaliknya.
Ketika protein dimasak hingga matang, biasanya ada bagian yang hangus dan berwarna kehitaman. Ini berarti produksi PAHs meningkat. Jadi, sebaiknya biarkan api mengecil sebelum meletakkan daging ke alat panggang. Jika sudah terlanjur, jangan konsumsi bagian yang hangus.
Mengingat paparan bahaya dari asap BBQ juga bisa terkena lewat kulit, sebaiknya segera cuci pakaian setelah menggunakannya. Mungkin memang pakaian bisa melindungi dari paparan asap BBQ. Namun ketika asap sudah penuh dengan zat kimia dan lemak jenuh, PAHs tetap bisa masuk ke tubuh lewat kulit.
Inilah mengapa penting sekali untuk segera ganti baju dan mencuci pakaian yang sudah terpapar asap BBQ sesegera mungkin. Tak kalah penting, jangan berdiri terlalu dekat dengan alat panggang.
Mungkin banyak yang belum tahu bahaya yang mengintai dari suka ria menikmati BBQ bersama orang-orang terdekat. Setelah tahu fakta-fakta di atas yang dilandasi bukti ilmiah, tak ada salahnya mulai menerapkan strategi untuk menghindari risikonya.
Baca Juga
Jangan lupa sampaikan pula kepada orang terdekat tentang hal ini. Semakin banyak yang tahu, tentu dampaknya kian positif. Bukan hanya metode memasaknya saja, namun juga apa bahan yang dimasak perlu diperhatikan. Batasi pula porsi mengonsumsinya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar bagaimana bahaya konsumsi makanan yang dipanggang serta risiko terpapar asapnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Olahraga memanah memang tak sepopuler olahraga seperti lari atau basket. Padahal, manfaat memanah untuk kesehatan sayang untuk dilewatkan. Gerakan tubuh yang dilakukan saat memanah bermanfaat untuk tubuh bagian atas serta kesehatan mental. Ketahui manfaat memanah untuk kesehatan Anda di artikel ini.
7 Mei 2020
Kadar asam urat normal untuk laki-laki dan wanita berbeda. Umumnya, batas atas normal asam urat adalah 6,8 mg/dL. Cari tahu kadar normal serta cara menjaganya.
26 Jul 2023
Manfaat daun mint tidak hanya menyegarkan, namun juga dapat membantu menghilangkan bau mulut, meningkatkan kesehatan pencernaan, hingga meredakan pilek. Anda dapat menambahkannya ke dalam minuman atau makanan.
27 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved