logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Bahaya Mengonsumsi Makanan yang Dibakar untuk Kesehatan

open-summary

Makanan yang dibakar menyebabkan tingginya risiko kanker karena ada kandungan yang rusak saat prosesnya. Cobalah gunakan microwave untuk menurunkan risiko tersebut.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

14 Apr 2022

Makanan yang dibakar

Enak sih, tapi bisa berbahaya untuk tubuh

Table of Content

  • Bahaya makanan yang dibakar
  • Alasan konsumsi makanan yang dibakar tidak dilarang
  • Cara membuat makanan yang dibakar tetap sehat

Siapa yang tidak menikmati sesi BBQ bersama kerabat dan teman-teman atau sekadar makan sate atau ayam bakar favorit? Sayangnya, makanan yang dibakar juga menjadi risiko seseorang terkena kanker. Beberapa jenis kanker yang bisa bisa muncul adalah kanker pankreas, usus, dan prostat.

Advertisement

Selama bertahun-tahun, penelitian tak berhenti mengulik tentang hubungan antara makanan yang dibakar dengan risiko terjadinya kanker. Pada tahun 2010 lalu, para peneliti dari Vanderbilt University di Tennessee menyimpulkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara dibakar dapat meningkatkan konsumsi karsinogen, utamanya heterocyclic amines (HCAs).

HCAs adalah senyawa kimia yang terbentuk pada daging merah yang diproses dengan cara dibakar. Selain itu, juga ditemukan pada olahan ayam dan ikan. Sayangnya, ancaman bahaya makanan yang dibakar tak berhenti sampai di situ.

Bahaya makanan yang dibakar

Apa yang kita makan akan sangat berpengaruh pada kondisi tubuh, itu benar. Berikut ini penjabarannya:

1. Senyawa berbahaya

Selain heterocyclic amines atau HCAs yang telah diulas di atas, ada satu lagi senyawa kimia yang juga muncul. Namanya adalah polycyclic aromatic hydrocarbons atau PAHs.

Senyawa kimia ini juga lagi-lagi berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. PAHs akan muncul ketika lemak dari daging dibakar langsung di permukaan yang dipanaskan atau api sehingga menyebabkan munculnya asap.

Menurut National Cancer Institute, bahkan tanpa membakar daging, misalnya dengan memasaknya dengan suhu tinggi, risiko meningkatnya PAHs tetap ada.

2. Mengganggu metabolisme tubuh

Adanya beberapa senyawa kimia berbahaya membuat metabolisme tubuh terganggu. Untuk mencerna makanan, tentu menjadi tugas dari enzim dalam tubuh. Ketika konsumsi terlalu banyak, kemungkinan metabolisme tubuh terganggu pun tak terhindarkan.

3. Risiko kanker

Ketiga dan paling penting dari risiko mengonsumsi makanan yang dibakar berlebihan adalah risiko mengalami kanker. Ketika tubuh terus menerus terpapar, ada proses metabolisme oleh enzim yang disebut bioaktivasi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan DNA dan memicu terjadinya kanker.

Menilik kembali ke proses masaknya, risiko kanker ini muncul dari substansi karsinogen. Substansi ini terbentuk pada saat proses pembakaran dilakukan. Kandungan asam amino, gula, dan kreatin dalam daging membentuk karsinogen saat dibakar dalam suhu tinggi.

4. Makanan tidak matang merata

Proses membakar makanan memang menawarkan rasa yang tetap alami. Sayangnya, tidak jarang bagian daging di dalam tidak matang secara menyeluruh. Hasilnya Anda pun akan tetap mengonsumsi cacing, larva, atau makhluk hidup lain yang bersemayam dalam daging.

5. Membuat asam lambung naik

Para penderita maag sangat tidak disarankan mengonsumsi makanan dengan proses dibakar. Pasalnya, makanan tersebut akan membuat asam lambung bergejolak dan naik. Anda yang tidak punya masalah lambung pun tidak disarankan mengonsumsinya berlebihan.

Alasan konsumsi makanan yang dibakar tidak dilarang

Melihat ada ancaman yang begitu nyata, lantas mengapa belum ada larangan untuk mengonsumsinya? Bahkan merokok yang juga berisiko menyebabkan kanker atau penyakit lainnya pun juga tidak dilarang.

Jawabannya adalah karena risiko terjadinya kanker hanya terjadi pada seseorang yang benar-benar mengonsumsi dalam jumlah besar atau jangka panjang. Memang sudah ada penelitian dampak antara makanan yang dibakar dengan hewan, namun penelitian pada manusia masih belum optimal.

Cara membuat makanan yang dibakar tetap sehat

Ada cara yang tetap bisa Anda lakukan untuk membuat makanan dengan proses dibakar lebih sehat:

  • Melakukan marinasi atau memberi bumbu pada daging 20 menit sebelum dibakar dapat mengurangi risiko pembentukan heterocyclic amines
  • Hindari kontak langsung daging dengan api atau permukaan logam yang terlalu panas dalam jangka waktu lama
  • Gunakan microwave untuk memasak daging sebelumnya sehingga waktu kontak daging dengan suhu tinggi saat proses masak dapat dikurangi
  • Terus membalik daging saat berada di permukaan logam panas, bukan didiamkan saja
  • Sebisa mungkin, masak daging dengan suhu rendah
  • Pastikan api sudah mengecil sebelum meletakkan daging di alat panggang
  • Buang bagian lemak berlebih dari daging untuk mengurangi terbentuknya PAHs
  • Tambahkan sayuran (kentang, paprika, zucchini, jamur) yang tetap aman meskipun dibakar

Tentu yang tak kalah penting, batasi konsumsi makanan yang dibakar demi kesehatan tubuh. Bukan sekadar urusan berat badan saja, tapi juga untuk mengurangi risiko terkena kanker.

Jika sedang mengonsumsi makanan yang dibakar, imbangi dengan porsi sayuran hijau dan sayuran tinggi glucosinolates lebih banyak. Contohnya yang ideal adalah brokoli, kembang kol, kale, lobak, atau kubis.

Sama seperti semua hal dalam kehidupan, tidak berlebihan adalah kunci yang paling aman. Termasuk dalam urusan mengonsumsi makanan yang dibakar. Selain itu, imbangi dengan mengonsumsi makanan sehat yang bisa membuat risiko kanker semakin jauh dari kenyataan.

Advertisement

makanan tidak sehatkankerkanker pankreaskanker prostatkanker usus besar

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved