Ular dipercaya sejak lama memiliki manfaat untuk kesehatan. Mulai dari daging, darah, hingga bisanya dikonsumsi. Meskipun bermanfaat, ada risiko makan daging ular yang jangan disepelekan.
2 Sep 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Daging yang bermanfaat sekaligus berbahaya
Table of Content
Makan daging ular telah lama dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan. Biasanya, daging dan darah ular kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Meskipun dikenal sebagai hewan melata yang menyeramkan, ular diyakini dapat mengobati penyakit tertentu.
Advertisement
Namun, benarkah ular bermanfaat untuk kesehatan tubuh? Apakah ular aman untuk dikonsumsi? Yuk, simak penjelasannya tentang manfaat makan ular dan risikonya.
Daging ular kaya akan nutrisi dan mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, garam, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin B2. Daging ular mengandung sekitar 93 kalori per 100 gram, tergantung jenis ularnya. Hal ini kira-kira sama dengan setengah kalori dan sepertiga jumlah lemak daging sapi sirloin.
Selain itu, untuk ular jenis kobra, nilai gizinya bahkanjauh lebih banyak daripada kadal. Uji klinis menyatakan bahwa kandungan protein kobra (18,45%) jauh lebih banyak daripada kadal (16,65%). Begitu pula dengan nilai gizi lainnya seperti lemak, kalsium, dan fosfor yang jauh lebih banyak dibandingkan hewan ternak lainnya seperti sapi, kambing, dan lain-lain. Namun, kandungan protein kobra tidak berbeda dengan hewan ternak tersebut.
Baca juga: Manfaat Makan Serangga dan Jenis-Jenisnya yang Bisa Dikonsumsi
Meskipun mematikan, ular kobra dapat dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Dagingnya memiliki sejumlah manfaatnya. Berikut di antaranya.
Daging kobra dapat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit, seperti eksim, koreng, panu, dan kurap. Tak hanya daging, orang-orang juga memanfaatkan darah, empedu, dan sumsumnya. Biasanya, bagian ular tersebut dibuat menjadi kapsul, minyak, atau salep.
Berdasarkan penelitian, ekstrak daging kobra memiliki indikasi sebagai antialergi atau gatal-gatal karena dapat mengurangi efek alergi pada usus manusia yang diberi 1,5% dari 10 ml histamin. Setelah mengonsumsi ekstrak daging kobra, mereka merasakan kontraksi pada ususnya berkurang.
Daging kobra dapat membuat kulit lebih halus. Selain daging, ada juga tepung kobra yang terbuat dari daging dan tulang kobra yang dikeringkan dan dihaluskan. Daging dalam bentuk tepung ini lebih mudah dikonsumsi karena dapat dicampur ke dalam sup.
Selain menghaluskan, daging kobra juga dapat membantu mencerahkan kulit, mengurangi bintik hitam, dan menyamarkan bekas jerawat.
Bagi pria yang ingin meningkatkan hormon seksualnya, bisa mengonsumsi daging dan darah ular kobra. Daging kobra dapat meningkatkan libido pria dan membuatnya lebih sehat. Namun, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mendukung manfaat yang satu ini.
Bisa ular kobra dapat mengurangi rasa sakit akibat diabetes. Berdasarkan hasil penelitian dari National University of Singapore,bisa ular kobra 20 kali lebih kuat dan lebih besar untuk mengurangi rasa sakit akibat diabetes dibandingkan morfin.
Obat dari bisa ular juga tidak berpengaruh pada tubuh meskipun telah mengunsumsinya dalam waktu yang lama atau lebih dari 2.000 tablet. Tidak seperti morfin atau aspirin yang berpengaruh jika dikonsumsi lama.
Daging kobra mengandung zat beracun Acidic PLA2. Zat ini berguna sebagai antikoagulan atau antipembekuan darah. Ini membuat banyak orang percaya bahwa empedu ular kobra dapat menyembuhkan hipertensi.
Baca juga: Cara Mencegah Ular Masuk Rumah dan Pertolongan Pertama Digigit Ular
Meskipun dipercaya memiliki banyak manfaat, risiko makan ular jauh lebih besar. Berikut ini penjelasan tentang risiko berbahaya dari makan ular.
Selalu ada risiko saat mengonsumsi bisa ular, terutama daging ular yang dimasak kurang matang atau mentah. Ini karena racun ular masih menempel pada dagingnya. Makan daging ular yang tidak disiapkan dengan benar dapat mengakibatkan komplikasi medis serius.
Jaringan tulang ular sangat luas dan belum banyak yang menguasai cara mengolah daging ular dengan benar. Tulang dari banyak spesies ular masih bisa beracun dan terkontaminasi, bahkan setelah ular tersebut mati. Maka dari itu, pengolahan daging ular oleh orang yang tidak ahli akan sangat berbahaya.
Tindakan refleksif dari sistem saraf dalam banyak spesies ular memungkinkan ular untuk menggigit dan menyuntikkan bisa, bahkan setelah mereka mati. Ini bisa terjadi pada ular kobra dan ular derik.
Ada kasus seorang koki terbunuh saat sedang menyiapkan hidangan daging kobra. Dia digigit oleh kepala ular itu dua puluh menit setelah ular dipotong.
Makan reptil dapat menimbulkan masalah kesehatan serius akibat dari adanya parasit, bakteri, virus, dan logam berat. Sebuah penelitian yang diterbitkan International Journal of Food Microbiology mengungkapkan bahwa makan reptil seperti ular dapat menyebabkan infeksi parasit Trichinosis, Pentastomiasis, Gnathostomiasis, dan Sparganosis.
Menurut Simone Magnino, penulis utama dari penelitian tersebut dan seorang peneliti WHO, risiko terbesar berasal dari keberadaan bakteri Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Yersinia enterocolitica, Campylobacter, Clostridium, dan Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan penyakit parah.
Untuk mencegah penyakit akibat bakteri di atas, daging ular kobra sebaiknya dibekukan dan dimasak hingga benar-benar matang sebelum dimakan. Hal ini bertujuan untuk menonaktifkan dan membunuh bakteri di dalam daging ular tersebut.
Baca juga: Obat Keracunan Makanan yang Efektif Hentikan Racun dan Gejalanya
Makan daging ular mungkin jadi kebudayaan dalam sejumlah masyarakat. Namun, tetap perhatikan risiko yang mungkin muncul saat mengolah daging ular. Segera lakukan pertolongan pertama jika terkena gigitan ular dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kandungan kangkung termasuk mineral kalium dalam jumlah cukup banyak, bisa turunkan tekanan darah hingga sebabkan kantuk.
Makanan yang mengandung vitamin B12 sangat dibutuhkan bagi mereka yang mudah capek, pusing, hingga kulit pucat. Makanan kaya vitamin B12 adalah produk olahan susu dan daging-dagingan.
Perbedaan daging merah dan daging putih yang utama berasal dari kandungan lemaknya. Namun, kedua jenis daging ini bisa menyebabkan kolesterol.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved